Idap Tumor Ganas, Warga Miskin Ditolak RS

- 14 September 2017, 06:15 WIB
ilustrasi pasien miskin ditolak RS
ilustrasi pasien miskin ditolak RS

SERANG, (KB).- Rasa pilu dirasakan Nurhayati (37), warga miskin asal Kampung Babadan, Kelurahan Trumbu, Kecamatan Kasemen, Kota Serang yang menderita tumor ganas di mata sebelah kanannya. Namun, keinginannya untuk sembuh melalui jalan operasi, juga harus dipendam dalam hati, karena ditolak masuk rumah sakit (RS) di Kota Serang. Menurut suami Nurhayati, Zaenal Arifin (45), penyakit tumor tersebut diderita istrinya sejak empat tahun lalu. Awalnya, tumor tersebut berupa benjolan kecil di bagian mata dan dianggap sepele. Namun, setelah dibiarkan benjolan tersebut justru terus membesar hingga mengeluarkan darah. Ia berinisiatif untuk membawa istrinya tersebut ke rumah sakit untuk membeli obat. Namun, obat yang diberikan dokter tersebut ternyata tidak membuat benjolan hilang. "Enggak punya biaya. Saya pengangguran dulu nelayan dapat uang cuma bisa beli obat saja, saya bingung mau gimana lagi seadanya di rawat di sini, dapat uang beliin obat saja langsung," katanya, Rabu (13/9/2017). Karena kasihan dengan penderitaan sang istri yang setiap hari meringis menahan sakit, dia kemudian membawanya ke rumah sakit di Jakarta, setelah mendapat bantuan dana dari keluarga dan tetangga yang berempati. Di rumah sakit tersebut, dokter menyatakan, ibu dua anak yang masih balita tersebut menderita tumor falfera. Tumor tersebut, kata dokter bukan tumor ganas. Akan tetapi, apabila dibiarkan dan tidak ditangani serius akan menjadi tumor ganas. "Nah ini sekarang udah ganas," ujarnya. Dengan keterbasan biaya, dia berharap, istrinya dapat ditangani di rumah sakit di Kota Serang. Akan tetapi, seluruh rumah sakit di Kota Serang tidak satu juga yang mampu menangani penyakit yang diidap istrinya, karena keterbatasan alat. "Pernah coba mau ke rumah sakit di Serang, tapi ditolak semua, di Rumah Sakit Serang di tolak, Rumah Sakit Banten tolak, Rumah Sakit Sari Asih ditolak, karena alasannya tidak ada peralatan untuk tumor," ucapnya. Apalagi, tidak satu juga rumah sakit di Kota Serang yang mampu menangani penyakit tumor tersebut, dia lantas membawa istrinya ke Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo, Jakarta atas rujukan Rumah Sakit Umum Banten. Ketika di rumah sakit tersebut, dia menuturkan, istrinya sempat mendapat perawatan jalan. Begitu juga perawatan jalan yang memakan waktu yang lama, dia akhirnya memutuskan untuk tinggal sementara di Jakarta dengan mengontrak rumah. Untuk mencukupi kebutuhan di Jakarta, dia terpaksa meninggalkan profesinya sebagai nelayan dan bekerja sebagai tukang lap kaca mobil di tempat parkir Rumah Sakit DR Cipto Mangunkusumo selama enam bulan. "Di Cipto ditanganin, tapi enggak di opname hanya berobat jalan, di Cipto enam bulan ngontrak Rp 700.000 per bulan di samping Poli Mata Cipto. Kalau pulang pergi kan jauh," tuturnya. Selama enam bulan di Jakarta, tindakan operasi terhadap istrinya dikatakan dia tak kunjung dilakukan. Pihak rumah sakit beralasan, dokter spesialis berada di luar negeri sampai akhirnya dia memilih pulang. "Sebenarnya disuruh kembali lagi ke Cipto, tapi gimana enggak ada biaya," katanya. Untuk menahan rasa sakit istrinya, dia hanya membelikannya obat dari apotek. Karena, ketika berobat ke Puskesmas Kilasah sudah tidak dapat diterima lagi, karena kartu BPJS-nya mati. "Pernah pake BPJS sudah gak bisa berobat di Puskesmas Kilasah katanya sudah mati harus bayar dan sudah enggak bisa dipakai," ujarnya. Dengan kondisi tumor mata yang semakin parah tersebut, membuat istrinya hanya bisa berdiam diri di rumah dan tidak bisa beraktivitas di luar. Bahkan, untuk mengurus dua buah hatinya yang berusia satu dan tiga tahun istrinya kesulitan. Kini, untuk menyembuhkan tumor tersebut, dia hanya berharap uluran tangan dermawan dan Pemerintah Kota Serang atau Pemerintah Provinsi Banten. "Saya cuma berharap, istri saya bisa tertolong, karena enggak sanggup saya kalau harus kehilangan istri. Kasihan anak saya," tuturnya. (H-47)***

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah