Sering Meresahkan, Warga Razia Waria

- 27 Desember 2017, 19:15 WIB
waria ilustrasi
waria ilustrasi

Puluhan anggota Front Pembela Islam (FPI) beserta ulama, santri, dan tokoh masyarakat Desa Parigi, Kecamatan Cikande melakukan razia di lokasi yang diduga menjadi tempat mangkalnya waria, tepatnya di Jalan Raya Serang-Jakarta KM 38, Kampung Tanjakan, Desa Parigi, Selasa (26/12/2017) dini hari. Hal tersebut dilakukan setelah adanya pengaduan dari masyarakat terkait keberadaan waria yang sering meresahkan masyarakat sekitar. Berdasarkan informasi yang dihimpun Kabar Banten, razia dilakukan sekitar pukul 23.40 WIB. Pada saat didatangi oleh rombongan, sejumlah waria langsung kucar-kacir. Bahkan, aksi kejar-kejaran juga tidak terhindarkan. Waria yang berhasil tertangkap, kemudian sempat diintegrogasi dan ingatkan, agar tidak kembali mangkal. Razia selesai sekitar pukul 01.00 WIB. Ketua DPC FPI Kecamatan Cikande, Ahmad Khotib mengatakan, selama ini di Desa Parigi memang banyak pengaduan masyarakat terkait keberadaan waria. Warga resah, karena waria tersebut membuat ulah. "Intinya gudang maksiat, warga enggak rela jika dijadikan tempat maksiat ," katanya kepada wartawan di lokasi. Ia menuturkan, aksi tersebut dilakukan dengan dasar adanya laporan dari masyarakat. Dengan adanya pengaduan tersebut, selaku bagian dari masyarakat pihaknya terpanggil. Oleh karena itu, pihaknya berkoordinasi dengan aparat pemerintah dan juga polsek setempat. "Seyogyanya kami bisa bersinergi ketika ada aduan dari masyarakat, tolonglah ini negara hancur kalau kemaksiatan terus merajalela. Tugas pemerintah bersama kami ulama dan umaro untuk membasmi maksiat. Karena, kalau kemaksiatan dibiarkan yang kena semuanya bukan hanya orang-orang yang membiarkan," ujarnya. Ia menuturkan, dari hasil razia tersebut, pihaknya berhasil menangkap dua orang waria, sedangkan yang berhasil ditemukan sebenarnya empat orang, namun dua orang berhasil melarikan diri. "Empat orang yang ditemukan, tapi hanya dua yang tertangkap, sementara dua orang lagi berhasil kabur, susah dikejarnya, larinya kencang," ucapnya. Ia berharap ke depan, pemerintah bisa lebih responsif ketika ada laporan dari masyarakat. Pihaknya juga akan terus berkoordinasi dengan dinas terkait, dalam hal tersebut, Dinas Satpol PP dan Dinas Sosial. "Selain itu, juga kepolisian untuk membackup. Ketika dilokasi kita langsung kontek, sebelumnya juga sudah koordinasi dengan binmas," katanya. Tokoh masyarakat Desa Parigi, Ama Humaedi mengharapkan dengan adanya razia tersebut kejadian serupa tidak kembali terjadi. Dirinya ingin Desa Parigi menjadi benar-benar aman dan terhndar dari segala kemaksiatan, baik dari pemabuk atau pun pelacuran. "Karena memang di desa kami ini sudah disebut desa yang banyak santrinya. Takutnya ada terjadi anarkis atau apapun itu jenisnya dari kalangan santri. Makanya kami berharap mudah-mudahan aparat Negara sipil atau pun militer mendukung tindakan dari masyarakat ini," ujarnya. Menurut dia, adanya bencong atau pun waria tersebut bukan baru kali ini terjadi, namun sudah sejak tahun lalu. Selama ini tokoh masyarakat pun sudah mulai bergerak untuk mengatasi masalah tersebut. "Malam hari ini kami mengadakan silaturahmi dengan anggota FPI untuk realisasi sebuah tindakan dan tidak ada anarkis. Mudah-mudahan kedepannya jangan sampai ada dari masyarakat juga, karena masyarakat hanya pengaduan saja dan jangan sampai turun ke lapangan," tuturnya. Sementara itu, Kepala Bidang Ketentraman dan Ketertiban Dinas Satpol PP Kabupaten Serang Hanafi mengaku tidak tahu terkait adanya razia waria di Kecamatan Cikande tersebut. Sejauh ini, pihaknya juga belum pernah menerima pengaduan soal waria yang meresahkan di Kabupaten Serang.(DN)***

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x