Jalan Rusak Hambat Petani Jagung

- 7 Maret 2018, 12:15 WIB
panen-raya-jagung
panen-raya-jagung

SERANG,(KB).- Petani jagung di Desa Pagintungan, Kecamatan Jawilan mengeluhkan kondisi akses jalan pertaniannya yang rusak parah. Kondisi jalan tersebut memperbesar biaya produksi yang harus dikeluarkan petani. Hal itu disampaikan petani kepada Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah yang menghadiri panen raya jagung Kelompok Tani Mekar Tani, Selasa (6/3/2018). Kegiatan tersebut juga dihadiri Dandim 0602 Serang Letkol Czi Harry Praptomo, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten Agus Tauchid, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Serang Dadang Hermawan dan Muspika Jawilan. Anggota Kelompok Tani Mekar Tani Sopyan Sauri mengatakan, akses jalan pertanian di wilayahnya rusak parah. Oleh karena itu dirinya berharap kepada pemerintah agar jalan tersebut segera dibangun. “Minimalnya pengerasan,” ujarnya. Sopyan menuturkan, jika sudah dilakukan pengerasan maka akses jalan bisa dilalui oleh mobil truk untuk mengangkut hasil produksi pertanian. Sekarang dengan kondisi akses jalan yang rusak, beban biaya lebih banyak dikeluarkan untuk tranportasi. “Jalan yang rusak itu panjangnya sekitar dua kilometer. Kalau jalan bagus insyallah inputnya biaya produksi rendah dan kami ada sedikit kelebihannya jagung itu,” katanya. Sementara, terkait panen raya jagung, Sofyan mengungkapkan, petani juga kecewa dengan penen kali ini, sebab saat musim panen raya, harga menjadi kurang menguntungkan bagi petani. Padahal petani berharap harga stabil diangka Rp. 3.500 per kilogram. Namun nyatanya saat ini harga ada diangka Rp. 2.700-3.000 per kilogram. ”Kami kecewa ya, tapi begini adanya, jadi kami tidak putus asa dan terus berupaya. Buktinya kita bisa panen dengan luasan yang cukup signifikan lah untuk tahap pemula di Serang,” katanya. Dirinya berharap di masa panen berikutnya harga bisa lebih bersahabat. Begitu juga dengan infrastruktur jalan menjadi lebih memadai. Sehingga bisa mengefisienkan biaya agar lebih rendah dan pendapatan menjadi bertambah. “Saat ini biaya operasional terdibilang tinggi, karena biaya angkut pupuk saja besar, kemudian angkut hasil panen juga besar. Sehingga kita biayanya cukup besar, sementara untuk outputnya masih standar. Walaupun kami tidak rugi karena masih ada lah tapi tidak begitu besar,” ujarnya. Meski demikian, pihaknya tetap bersyukur dengan hasil panen sekarang karena per hektare menghasilkan 7,4 ton jagung pipil kering. Total lahan yang dipanen sebanyak 110 hektar. Namun targetnya produktivitas itu ditingkatkan diangka 9-12 ton. “Kalau rata-rata untuk input diangka Rp. 8-9 juta, itu kita dengan mekanisasi pengolahan lahannya, alat tanamnya, kalau manual semua diangka lebih dari itu,” katanya. Segera diperbaiki Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah mengatakan, terkait akses jalan pihaknya sudah berbicara dengan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang (DPUPR) untuk memprioritaskan perbaikan jalan area pertanian atau perekonomian. “Salah satunya ini (Jalan di Desa Pagintungan), ini 2018 masuk ke programnya TMMD dengan Pak Dandim untuk perbaikan jalannya,” ujarnya. Tatu membenarkan, jika jalan tersebut tetap dibiarkan maka petani akan kesulitan mengangkut hasil panennya. “Kita saja mau kesini tadi jalan satu kilo kondisi jalannya yang berat. Khawatir nanti berdampak ke petani angkut hasil pertanian. Insyallah jalan kita perbaiki,” ucapnya. Kemudian, kata dia, menyoal keluhan harga jagung yang menurun, saat ini di Pemkab Serang sudah ada BUMD yang menangani soal pertanian. Seperti biasa masalah pertanian selalu bergelut dengan stabilitas harga. “Kita jaga, supaya stabil. Pak kadis pertanian (Dadan Hermawan) sudah komunikasi dengan BUMD dan pabrik yang ada di Kabupaten Serang. Saya meminta prioritas dan harga yang bagus. Kan mereka pabriknya dikita,” katanya. Selain itu, untuk terus meningkatkan produksi panen, pihaknya sudah berbicara dengan Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten untuk meminta bantuan alsintan. “Alsintan sih sudah lumayan, tapi kekurangan pasti ada. Saya sudah bicara sama pak kadistan provinsi supaya kebagian untuk kita. Kan kebutuhan bukan kelompok tani ini saja tapi tersebar di Kabupaten Serang,” ucapnya. (DN)***

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah