Syafrudin: ”Aje Kendor” dan Semangat Kemerdekaan

- 20 Agustus 2018, 13:00 WIB
Syafrudin-walikota-serang-aje-kendor
Syafrudin-walikota-serang-aje-kendor

Istilah “Aje Kendor” dalam beberapa bulan belakangan ini makin familiar di telinga masyarakat Kota Serang. Bahkan, jargon pasangan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Serang terpilih H. Syafrudin dan Subadri Usuludin ini makin menasional. Kita sering menyaksikan dalam layar kaca televisi, komentator siaran sepak bola Timnas Indonesia, Valentino Simanjutkan meneriakkan kalimat “aje kendor” menyemangati timnas aaat bertanding pada Piala AFF U-16 maupun Timnas U-23 pada Asian Games. “Aje Kendor” memang merupakan jargon pasangan Syafrudin-Subadri. Jargon “Aje Kendor Membangun Kota Serang” ternyata menjadi pelecut semangat saat kampanye lalu. Pasangan Syafrudin-Subadri juga telah ditetapkan KPU Kota Serang sebagai wali kota dan wakil wali kota terpilih pada Sabtu (11/8/2018) lalu. ”‘Aje kendor’ muncul saat deklarasi pada 10 Januari 2018. Kalimatnya sederhana dan pas diucapkan oleh para parpol pengusung dan pendukung, relawan dan simpatisan. Saya juga merasa bersyukur karena jargon tersebut akhirnya menasional. Aje kendor, memiliki makna memotivasi seseorang dikala sedang menurun semangatnya. Jadi, istilah ini akan selalu relevan dalam setiap waktu dan kesempatan,” kata Syafrudin. Di sela-sela menerima para tamu yang datang ke kediamannya Jl. Bhayangkara No. 66 Cipocok Jaya Kota Serang, Syafrudin menceritakan secara panjang lebar mengenai makna dan falsafah “Aje Kendor” yang akan diterapkannya saat memimpin Kota Serang. Termasuk juga mengenai makna Hari Ulang Tahun (HUT) ke-73 Kemerdekaan RI. Bagi mantan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Serang ini, semangat “Aje Kendor” senapas dengan semangat para pejuang dalam memperjuangkan kemerdekaan negara Indonesia. ”Sikap pantang menyerah para pejuang dalam menghadapi penjajah akhirnya membuahkan hasil berupa kemerdekaan. Itulah makna kemerdekaan yang harus dimaknai oleh generasi sekarang,” ujar pria kelahiran Serang, 9 Januari 1963 ini. Saat berbincang dengan Kabar Banten, Kamis (16/8/2018) pekan lalu, Syafrudin dengan gamblang memaparkan tentang semangat “Aje Kendor dan Kemerdekaan RI”. Berikut petikan wawancaranya. Bisa diceritakan, asal mula munculnya jargon “Aje Kendor”? Istilah atau jargon “aje kendor” sebetulnya sudah sangat familiar bagi masyarakat Kota Serang. Itu istilah yang masuk “local wisdom” atau kearifan lokal yang diambil dari bahasa Jawa Serang. Istilah tersebut biasa muncul secara spontan dalam berbagai kegiatan. Saya dulu pernah jadi camat. Saat mengundang kepala desa, kalau dalam rapat pada lemes semua, secara spontan saya mengajak mereka untuk “aje kendor”. Maknanya apa? Memotivasi supaya semangat tidak menurun, tetapi harus tetap semangat. Tapi memang, jargon “aje kendor” mencuat ke publik saat deklarasi saya berpasangan dengan Pak Subadri pada Pilkada Kota Serang, pada 10 Januari 2018. Jargon “Aje Kendor Membangun Kota Serang” kemudian makin dikenal oleh masyarakat. Apakah semangat “Aje Kendor” akan diterapkan dalam memimpin Kota Serang ke depan? Ya sudah tentu, karena istilah ini kan mengandung makna yang sangat baik. Bermakna memotivasi supaya tetap semangat, tidak surut, melempem dan sebagainya. Dalam meningkatkan kinerja aparatur, dorongan semangat juga penting. Aparatur yang kendor, bukan yang kami inginkan. Kami menginginkan aparatur yang memiliki optimistis, pantang menyerah, dan berani menghadapi berbagai tantangan. Apalagi menghadapi era keterbukaan seperti sekarang ini. Aje kendor dalam pemerintah bermakna mereformasi birokrasi menjadi tangguh. Makanya dalam 100 hari kerja nanti, saya dengan Pak Subadri sudah menetapkan tiga skala prioritas yakni memastikan wilayah Kota Serang bersih dan rapi, lalu lintas lancar dan penertiban pedagang kaki lima (PKL). Ini aspirasi riil masyarakat Kota Serang. Apakah skala prioritas tersebut realistis? Tiga skala prioritas dalam 110 hari pemerintahan sangat realistis. Ketiga hal tersebut merupakan yang paling krusial untuk segera diselesaikan, karena ketiganya langsung berhubungan dengan masyarakat Kota Serang. Saya meyakini dalam 100 hari kerja ketiga hal tersebut bisa terealisasi. Alhamdulillah, saya juga mendengar tiga skala prioritas tersebut sudah dimasukkan Bappeda Kota Serang dalam RAPBD perubahan 2018. Pada Agustus ini, terdapat banyak hari bersejarah. Selain HUT Kota Serang yang jatuh pada 10 Agustus 2018, ada juga HUT Kemerdekaan RI pada 17 Agustus. Bagaimana memaknainya? Kita harus bersyukur, terutama warga Kota Serang yang telah berulang tahun ke-11 pada 10 Agustus yang dilanjutkan dengan HUT ke-73 Kemerdekaan RI. Agustus ini merupakan momentum luar biasa. Ini harus dijadikan momentum dalam rangka peningkatan pembangunan. Dalam usia 11 tahun Kota Serang pasti ada banyak perubahan yang lebih baik, namun juga ada sejumlah kekurangan yang harus dibenahi. Oleh karena itu, kita tidak boleh kendor dalam membangun Kota Serang. Apa harapan Bapak terhadap warga Kota Serang? Saya pikir HUT Kota Serang dan HUT Kemerdekaan RI hendaklah dijadikan momentum semua warga Kota Serang dalam melakukan perbaikan ke arah yang lebih baik. Kita harus memaknai semangat para pejuang Kota Serang dan pendiri bangsa Indonesia sebagai pondasi dalam membangun Kota Serang dari berbagai aspek. Insya Allah jika semua elemen masyarakat bahu membahu, dengan semangat pantang menyerah, aje kendor, roda pembangunan akan bisa berjalan lebih cepat. (Maksuni Husen)*

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah