Mendengar Kabar Duka, tak Cukup Ucapkan Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Rajiun, Tapi Sampaikan juga Doa Ini

1 September 2021, 21:21 WIB
Ilustrasi doa mendengar kabar duka tak cukup inna lillahi wa inna ilaihi rajiun. /Pixabay

KABAR BANTEN - Selama pandemi Covid-19 hampir setiap hari mendengar kabar duka, diiringi ucapan inna lillahi wa inna ilaihi rajiun atas kepergian sahabat hingga saudara atau keluarga terdekat.

Setiap mendengar kabar duka, tentu mendoakan semoga almarhum atau almarhumah diampuni dosa-dosanya dan diberikan tempat terbaik. Bagi keluarga yang ditinggalkan, semoga Allah senantiasa memberi mereka kesabaran dan ketabahan.

Namun selain ucapan di atas, Rasulullah SAW pernah mengajarkan sebuah doa saat mendengar kabar duka dengan doa yang ditulis oleh Imam an-Nawawi, dalam kitabnya yang berjudul al-adzakar an-Nawawi.

Baca Juga: Arwah Gentayangan dan Roh Penasaran, di Antaranya Meninggal Akibat Tabrakan, Bagaimana Menurut Islam?

Dikutip kabarbanten.pikiran-rakyat.com dari islami.co, doa tersebut tertulis dalam bab ma yaquluhu man balaghahu maut shahibahu yakni bab yang menjelaskan doa yang diucapkan saat mendengar kabar sahabat meninggal dunia.

عن بن عباس رضي الله عنهما قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: المَوتُ فَزَعٌ. وَإذَا بلَغَ أحَدَكم وفاتُ أخيه فليقل: إنَّا ِللهِ وإنَّا إلَيْهِ رَاجِعُوْن وَإِنَّا إليَ رَبِّنِا َلمُنْقَلِبُون الَلهُمَّ اكْتُبْهُ عِنْدَكَ ِفي اُلمحِسنِينِ وِاجْعَلْ ِكتابَهُ ِفي ِعلّيِّين وَاْخلُفْهُ في أَهْلِهِ في الغَابِرين وَلا تحَرِْمْنا أَجْرَهُ وَلاَ تَفْتِنَّا بَعْدَهُ

Artinya, Dari Ibnu Abbas RA, Rasulullah SAW bersabda: Kematian itu mengejutkan. Saat kalian mendengar kabar saudara kalian meninggal dunia, maka berdoalah:

إنَّا ِللهِ وإنَّا إلَيْهِ رَاجِعُوْن وَإِنَّا إليَ رَبِّنِا َلمُنْقَلِبُون الَلهُمَّ اكْتُبْهُ عِنْدَكَ ِفي اُلمحِسنِينِ وِاجْعَلْ ِكتابَهُ ِفي ِعلّيِّين وَاْخلُفْهُ في أَهْلِهِ في الغَابِرين وَلا تحَرِْمْنا أَجْرَهُ وَلاَ تَفْتِنَّا بَعْدَهُ

Innā lillahi wa innā ilahi rajiun, wa innā ilā rabbinā lamungqolibūn. Allahummaktubhu ‘indaka fil muhsinin. Waj’al kitabahu fi ‘illiyin, wakhlufhu fi ahlihi fil ghabirin wa lā tuharrimnā ajrahu wa lā taftinnā ba’dahu.

Artinya, “Sesungguhnya kita semua adalah milik Allah SWT, kepada-Nya kita kembali. Sesungguhnya hanya Allah-lah tempat semua kembali. Ya Allah, catatlah (orang yang meninggal itu) di sisi-Mu sebagai bagian dari golongan orang-orang yang baik, dan letakkanlah catatan itu di tempat yang paling tinggi. Gantikanlah kebaikan itu bagi keluarga yang ditinggalkan. Jangan Engkau haramkan pahalanya, dan jangan Engkau berikan kami fitnah setelah ditinggalkannya.”

Kalimat istirja terdiri dari beberapa kata dengan makna sangat mendalam, bahwa sebagai mahluk dan kepunyaan Allah, kita wajib taat perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Semua yang kita lakukan di dunia ini harus berdasarkan aturan dan ketetapan yang sudah digariskan.

Kalimat selanjutnya adalah bahwa kesadaran bahwa hanya kepada Allah-lah kita akan dikembalikan. Anda harus memahami bahwa setelah kematian datang kepada kita, hanya Allahlah tempat kembali.

Alam kubur merupakan pintu gerbang menuju alam akhirat. Dimana kita akan bertemu Allah untuk mempertanggungjawabkan semua perbuatan selama di dunia.

Tidak ada jalan keluar, tidak ada tempat lain untuk lari, semua manusia akan kembali sepenuhnya kepada Allah tanpa terkecuali.

Manusia terkadang melupakan kehadiran Allah karena disebabkan kesombongannya. Mereka merasa mampu melakukan sesuatu tanpa bantuan Allah.

Kabar duka yang kita terima dari seseorang akan menjadi pengingat bahwa semua manusia pada dasarnya akan mati.

Ketika mati, tidak ada satu hal di dunia ini yang dahulu disombongkan, akan memberikan bantuan dan manfaat.

Itulah doa yang perlu dibaca saat mendengar kabar duka, termasuk melalui WhatsApp. Doa tersebut jangan hanya diketik dan dikirim, melainkan dibaca dan diniatkan untuk almarhum atau almarhumah.***

Editor: Yadi Jayasantika

Sumber: islam.com

Tags

Terkini

Terpopuler