5 Fakta dan Keajaiban Hujan Beserta Tahapan-Tahapannya, Menurut Alquran

- 1 Maret 2022, 19:17 WIB
Inilah 5 keajaiban hujan dan tahapannya menurut Alquran.
Inilah 5 keajaiban hujan dan tahapannya menurut Alquran. /Pixabay

KABAR BANTEN-Dengan kekuasaan Allah, diturunkanlah air hujan dari langit sebagai rahmat bagi seluruh makhluk yang ada di bumi.

Sebuah peristiwa hidrologi yang melibatkan proses kondensasi uap air di atmosfer hingga air bisa turun ke bumi, itulah yang disebut dengan hujan.

Dari hujan yang merupakan berkah dan rahmat Allah atas seluruh makhluk di bumi, terdapat pelajaran dari nikmat yang telah Allah berikan dari peristiwa turunnya air dari langit tersebut.

Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, para ilmuwan telah menemukan banyak fakta dan kebenaran yang terdapat di dalam Alquran maupun hadits-hadits Rasulullah.

Dikutip kabarbanten.pikiran-rakyat.com dari Youtube Islam Update, berikut 5 keajabian hujan dan menurut Alquran yang ditemukan oleh para ahli atau ilmuwan.

Baca Juga: Peringatan Dini! BMKG: Waspada!, Wilayah di Banten Ini Berpotensi Dilanda Hujan dalam 2 Hari Kedepan 

1. Kadar hujan

Dalam ayat 11 Surat Az-Zukhruf,  hujan dinyatakan sebagai air yang diturunkan dalam ukuran tertentu dan yang menurunkan air dari langit menurut kadar yang diperlukan.

Berikut ayat 11 Surat Az-Zukhruf:

وَالَّذِيْ نَزَّلَ مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءًۢ بِقَدَرٍۚ فَاَنْشَرْنَا بِهٖ بَلْدَةً مَّيْتًا ۚ كَذٰلِكَ تُخْرَجُوْنَ

Artinya: Dan yang menurunkan air dari langit menurut ukuran (yang diperlukan) lalu dengan air itu kami hidupkan negeri yang mati (tandus). Seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari kubur).

Dalam ayat ini disebutkan bahwa salah satu karakteristik hujan secara umum, jumlah hujan yang turun ke bumi selalu sama diperkirakan sebanyak 16 ton.

Air di bumi menguap setiap detiknya, jumlah ini sama dengan jumlah air yang turun ke bumi setiap detiknya.

Hal ini menunjukkan bahwa hujan secara terus-menerus bersirkulasi dalam sebuah siklus seimbang, menurut kadar ukuran tertentu

2. Kecepatan turunnya hujan

Ketinggian awan yang menghasilkan hujan berada di antara 2000-16.000 meter di atas permukaan laut.

Ketika turun dari ketinggian ini, sebuah benda yang memiliki berat dan ukuran sebesar tetesan hujan akan terus melaju dan jatuh menimpa tanah dengan kecepatan 558 kilometer per jam.

Tentunya objek apapun yang jatuh dengan kecepatan tersebut, akan mengakibatkan kerusakan apa saja yang ada di muka bumi.

Apabila hujan turun dengan cara demikian, maka seluruh lahan tanaman akan hancur. Pemukiman, perumahan, kendaraan, akan mengalami kerusakan dan orang-orang pun tidak dapat pergi keluar tanpa mengenakan alat perlindungan ekstra.

Namun tidak demikian dengan air hujan, dari ketinggian berapa pun hujan itu turun, kecepatan rata-ratanya hanya sekitar delapan hingga sepuluh kilometer per jam ketika mencapai tanah.

Hal ini disebabkan karena bentuk tetesan hujan yang sangat istimewa. Keistimewaan bentuk tetesan hujan ini meningkatkan efek gesekan atmosfer dan mempertahankan kelajuan tetesan-tetesan hujan ketika mencapai batas kecepatan tertentu.

Saat ini para ahli merancang model parasut dengan menggunakan teknik ini, untuk bisa menahan laju turunnya suatu benda ke permukaan bumi.

3. suhu atau temperatur air hujan

Pada lapisan atmosfer tempat terjadinya hujan, temperatur bisa turun hingga minus 400 derajat celcius.

Meskipun demikian, tetesan-tetesan hujan tetap berbentuk air tidak berubah menjadi partikel es. Hal ini tentunya merupakan ancaman mematikan bagi sebuah makhluk hidup di muka bumi.

Alasan tidak membekunya tetesan-tetesan hujan tersebut, adalah karena air yang terkandung dalam atmosfir merupakan air murni.

Menurut penelitian, air murni hampir tidak akan membeku pada temperatur yang sangat rendah sekalipun.

4. Pembentukan hujan

Bagaimana hujan terbentuk tetap menjadi misteri bagi manusia dalam kurun waktu berabad-abad. Setelah ditemukannya radar cuaca, barulah dapat dipahami mengenai tahapan-tahapan pembentukan hujan.

Pembentukan hujan terjadi dalam tiga tahap pertama bahan mentah hujan naik ke udara, kemudian terkumpul menjadi awan, akhirnya tetesan-tetesan hujan pun muncul.

Tahapan-tahapan ini secara terperinci dan sesuai urutan prosesnya telah tertulis dalam Alquran berabad-abad tahun yang lalu, sebelum informasi mengenai pembentukan hujan disampaikan oleh para ahli.

Allah dialah yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan, dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendakinya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal, lalu kamu lihat keluar dari celah-celahnya.

Maka apabila hujan itu turun mengenai hamba-hambanya yang dikehendakinya, tiba-tiba mereka menjadi gembira, Alquran surat ar-rum ayat 48.

Baca Juga: Dikira Kiamat, Hujan Aneh Berwarna Merah Mirip Darah, Mengguyur Kerala India Tahun 1957

Marilah kita lihat tiga tahapan pembentukan hujan yang disebutkan di dalam Alquran berikut ini:

Tahap pertama: Allah dialah yang mengirimkan angin, gelembung-gelembung udara yang tidak terhitung jumlahnya, dibentuk oleh buih-buih di lautan yang secara terus-menerus, pecah dan mengakibatkan partikel-partikel air tersembur ke udara menuju kelangit.

Partikel-partikel ini yang kaya akan garam kemudian terbawa angin dan bergerak ke atas menuju atmosfer . Partikel-partikel yang disebut aerosol ini membentuk awan dengan mengumpulkan uap air.

Tahap kedua: lalu angin itu menggerakkan Awan Dan Allah membentangkan nya di langit menurut yang dikehendaki-nya dan menjadikannya bergumpal-gumpal.

Awan terbentuk dari uap air yang mengembun di sekitar kristal-kristal garam atau partikel-partikel debu di udara, karena tetesan-tetesan airnya sangat kecil dengan diameter antara 0,01 hingga 0,02 mm.

Kemudian awan mengapung di udara dan menyebar di angkasa, sehingga langit tertutup oleh awan.

Tahap ketiga: lalu kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya. Maka, apabila hujan itu turun, partikel-partikel air yang mengelilingi kristal-kristal garam dan partikel-partikel debu mengental dan menjadi lebih berat dari udara, sehingga menjadi tetesan air yang mulai jatuh ke tanah sebagai hujan.

5. Suara air hujan

Suara air hujan sebagai salah satu dari suara alam, diyakini banyak pakar teknologi pikiran dapat mempengaruhi gelombang otak. Irama air hujan diyakini dapat merangsang otak menuju gelombang alfa.

Para ahli menyebutkan jika gelombang alfa akan membawa seseorang pada kondisi rileks tenang dan khusyuk. Kondisi ini dikatakan dapat membuat seseorang menyelaraskan apa yang dirasakan, dipikirkan, dan dikatakan dalam wujud doanya.

Baca Juga: Mirip Lautan, Kawasan Banten Lama Terendam Banjir, Pengunjung Terjebak tak Bisa Pulang

Doa yang selaras itulah yang memungkinkan untuk dikabulkan. Hal ini juga telah dipertegas oleh Rasulullah, bahwa berdoa di waktu turunnya hujan disebut sebagai waktu yang mustajab terkabul doa.

Dua doa yang tidak akan ditolak yakni doa ketika adzan dan doa ketika turunnya hujan, hadits riwayat Hakim.***

Editor: Yadi Jayasantika

Sumber: Youtube Islam Update


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah