"Yaitu, senantiasa merendahkan diri kepada Allah dan tidak berbuat semena-mena atau memandang remeh terhadap sesama," tuturnya.
Menurutnya, persaudaraan, kepedulian, dan kemauan untuk saling memaafkan adalah keutamaan.
Sebagaimana diriwayatkan dari ‘Uqbah bin Amir, ketika suatu hari dirinya bertemu Rasulullah SAW. Ia lalu menghampiri dan memegang tangannya.
Rasulullah juga melakukan hal sama, menghampiri dan memegang tanganku.
Saat itu, Rasulullah berpesan, "Uqbah, apakah kamu ingin aku beritahu akhlak yang lebih utama bagi penghuni dunia dan penghuni akhirat?. "Tentu saja, wahai Nabi," jawab Uqbah.
Menag mengungkapkan, Nabi Muhammad SAW juga berpesan bahwa jalinlah kembali hubungan persaudaraan yang putus, santuni orang yang menolak memberimu, dan maafkan mereka yang menganiayamu.
"Kata Nabi, ingatlah, siapa saja yang ingin dipanjangkan umurnya dan dianugerahi banyak rezeki, maka hendaklah sambung silaturrahim," tuturnya.
Baca Juga: Jangan Bingung Sikapi Perbedaan Hari Raya Idulfitri 1444 H, Menag Terbitkan Surat Edaran
Sesuai ajaran Rasulullah, kata Yaqut, momen Idulfitri menjadi saat tepat untuk saling memaafkan dan memohon maaf kepada sesama.
"Mari perkuat tali persaudaraan dan persatuan kita sebagai umat manusia. Utamakan kepentingan bersama dan terus menjaga kerukunan antar sesama," ucapnya.***