Menikmati Eksotisme Telaga Biru Cisoka Tangerang

- 11 November 2018, 15:45 WIB
TANGERANG dikenal dengan industri. Namun, siapa sangka di sebuah pinggiran kota yang sedang berkembang ini, terdapat sebuah destinasi wisata yang akan memanjakan mata pengunjungnya. Adalah Telaga Biru yang terletak di Dusun Cigaru, Desa Cisoka, Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang. Di lokasi ini, wisatawan akan disuguhi sebuah danau dengan warna yang cukup indah. Meskipun dikenal dengan sapaan Danau Biru, namun Telaga Biru Cigaru sebenarnya memiliki tiga telaga dengan warna yang berbeda, yaitu kuning, hijau, dan biru toska. Telaga yang berwarna hijau toska merupakan warna kombinasi kedua telaga. Eksotisme warna danau itu banyak menarik wisatawan yang datang. Terlebih, pengunjung juga akan dimanjakan oleh sejumlah fasilitas yang unik untuk berfoto. Untuk tiket masuk, jangan khawatir. Karena pastinya wisatawan tidak akan menguras isi dompet. Dengan hanya membayar tiket Rp 10.000 per orang, wisatawan sudah bisa puas menikmati indahnya spot yang disuguhkan di danau tersebut. Objek wisata Danau Biru yang sudah mulai dikenal sejak 2015 lalu ini, tak hanya bisa dijadikan tempat bersantai saja. Telaga biru juga sering sekali di pakai untuk prewedding. Telaga buatan ini juga sering menjadi incaran tempat background fotografi. Tak heran banyak juga komunitas-komunitas fotografer dengan membawa modelnya berkunjung untuk mendapatkan hasil view yang indah di Telaga Biru Cigaru. Cerita mitos Nah terlepas dari keindahannya yang aduhai, ternyata Telaga Biru juga memiliki cerita mitos juga loh. Menurut cerita rakyat yang berkembang, dulu terdapat selendang ratu bidadari yang jatuh di Telaga Biru Cigaru. Telaga Biru Cigaru sendiri terbentuk dari aktivitas pertambangan pasir sejak tahun 2006 sampai tahun 2012. Setelah mencapai kedalaman yang nggak produktif lagi, tempat ini ditinggalkan dan memiliki genangan air, sehingga terciptalah danau seperti sekarang ini. Dikutip di laman dispar.bantenprov.go.id, Andi warga setempat menuturkan, danau ini terbentuk dari aktivitas pertambangan. Awalnya tahun 2000, pertambangan dilakukan secara manual dan setelah itu baru dilakukan pertambangan dengan alat modern (beko). "Jadi, dulunya telaga ini merupakan pertambangan pasir," katanya. (Galuh Malpiana)*

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah