Sajira, Wewengkon Tua dengan Berjuta Cerita

- 12 April 2019, 23:15 WIB
lokasi makam prabu wong sagati di kecamatan sajira kabupaten lebak
lokasi makam prabu wong sagati di kecamatan sajira kabupaten lebak

Sajira, Wewengkon Tua dengan Berjuta Cerita. Ada yang berbeda di Minggu (7/3/2019) siang itu. Setelah aku, Dina Septiani aktif bergabung di Komunitas Sastra Balkon, rasanya tak ada hari tanpa keseruan dan cerita baru yang mengisi aktivitasku sebagai pegiat literasi desa.

Bersama sejumlah rekan, sejak pagi hari kami sudah berada di rumah Miss Eka – panggilan akrab Eka Nurul Hayat, pendiri Komunitas Akar Pohon kami disibukkan dengan memasak santap siang yang akan dihidangkan untuk para tamu yang menurut kami adalah orang-orang yang patut dihormati kehadirannya.

Bagaimana tidak, tamu yang datang kali ini adalah orang yang paling bertanggung jawab soal pariwisata, Imam Rahmayadin Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lebak.

”Pak Kadis sudah ada di rumah Pak Jaenudin (Kepala Desa Sajira Mekar) sebentar lagi mau datang ke sini,” kata salah seorang teman sembari ngakeul nasi.

Tak lama berselang, rombongan Kadispar Lebak pun datang bersama pewarta Harian Umum Kabar Banten dan Si Abang berambut gondrong yang akrab dipanggil ‘Kakek’ oleh anak-anak Akar Pohon. Tanpa basa-basi kami pun segera menghidangkan makan siang yang sedianya akan disantap di sisi ca'i Sungai Ciberang. Namun berhubung tamu sudah datang terlebih dulu, maka pesta kecil siang itu digelar di teras rumah Miss Eka.

Nasi putih yang hangat disantap dengan sejumlah lauk seperti ayam goreng, ikan mas goreng, ikan asin sepat goreng, tahu-tempe, lalapan, jengkol muda dan petai serta dua macam sambal; sambal biasa dan sambal jahe membuat suasana jadi sumringah, dan hidangan terakhir ditutup oleh es buah segar.

Selepas jamuan makan siang, sambil membereskan alat-alat makan kami Salat Zuhur bergantian. Sementara aku menunggu giliran, kudengar Pak Kadis bercerita tentang desaku, Sajira Mekar di zaman baheula yang katanya walaupun jumlah warganya sedikit tapi desa ini lebih banyak komplek pemakamannya jika dibandingkan dengan jumlah warganya.

Sayang rasanya jika keseruan kami tidak kami bagikan pada masyarakat luas. Karena itulah dengan arahan si Kakek Gondrong, kami saling berbagi isi tulisan yang kemudian kami kirimkan untuk pembaca HU Kabar Banten.

”Kata orang tua dulu, di Desa Sajira ini sangat sepi penduduknya tapi komplek makamnya banyak sekali. Ini menunjukkan bahwa desa ini sudah ada sejak zaman dahulu, wewengkon kolot mun ceuk urang mah,” kata Kadispar Imam Rahmayadin.

Halaman:

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah