Serap Jagung di Lebak, Kementan Dorong Korporasi Petani Kerjasama dengan Produsen Pakan Ternak

- 26 Februari 2019, 13:59 WIB
PSX_20190226_132917
PSX_20190226_132917

LEBAK, (KB).- Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong korporasi petani bekerjasama dengan produsen pakan ternak dalam menyerap hasil panen jagung petani di Kabupaten Lebak, Banten. Hal ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan I Ketut Diarmita saat mewakili Menteri Pertanian dalam acara Gerakan Panen Jagung Hibrida di lokasi Pilot Project Pengembangan Kawasan Jagung Berbasis Korporasi Petani di Kecamatan Gunung Kencana, Kabupaten Lebak Senin (25/2/2019).

"Pilot project pengembangan kawasan jagung berbasis hibrida tersebut adalah hal yang baru yang diinisiasi oleh Kementerian Pertanian," ujar I Ketut Diarmita.

Ia mengatakan, bahwa gerakan panen jagung ini adalah untuk membangkitkan semangat petani guna mendukung swasembada jagung nasional dan mensukseskan kegiatan Pilot Project Pengembangan Kawasan Jagung Berbasis Korporasi Petani yang dilaksanakan selama 2 (dua) tahun (2018–2019).

"Melalui pilot project ini diharapkan mampu meningkatkan produktivitas yang semula rata-rata hanya 3 ton perhektar menjadi minimal 7–8 ton perhektar. Selain itu, untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing wilayah, serta memperkuat sistem usaha tani secara utuh dalam satu manajemen kawasan," ujar I Ketut Diarmita melalui keterangan tertulis.

"Pilot project ini tentunya juga akan memperkuat kelembagaan petani dalam mengakses informasi, teknologi, prasarana dan sarana publik, permodalan serta pengolahan dan pemasaran," ujarnya.

Lebih lanjut I Ketut mengatakan, dalam pakan unggas, jagung merupakan komponen penting karena berkontribusi sekitar 40-50 persen dalam formulasi pakan. "Berdasarkan data prognosa jagung tahun 2018 Badan Ketahanan Pangan dari total penggunaan jagung di Indonesia sebesar 15,58 juta ton dan sekitar 66,1 persen atau sekitar 10,3 juta ton untuk memenuhi kebutuhan industri pakan dan peternak mandiri," katanya.

Ia mengatakan, tahun 2019 Industri pakan memerlukan 8,59 juta ton dan peternak mandiri 2,9 juta ton. Hal ini menurutnya, dapat menjadi pendorong bagi berkembangnya agribisnis jagung di Indonesia untuk peningkatan produksi dan kesejahteraan petani. Sekaligus sebagai motor penggerak pembangunan di pedesaan.

Dengan adanya Pilot Project Kabupaten Lebak ini, Pihaknya berharap, para petani dapat menyuplai kebutuhan jagung bagi produsen pakan dan peternak. Tidak hanya yang berada di wilayah Lebak, tapi juga kabupaten sekitarnya.

Ia mengatakan, pihaknya mencatat bahwa di Provinsi Banten terdapat setidaknya 16 perusahaan yang bergerak di industri pakan ternak. Melalui pengembangan kawasan jagung berbasis korporasi ini, pihaknya berharap ada kerjasama yang kuat antara kelompok tani maupun Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) yang berbudidaya jagung dengan Perum BULOG dan industri pakan untuk menjaga stabilitas harga jagung, agar minat petani membudidayakan jagung terus terpelihara dalam rangka mendukung ketahanan pangan Indonesia. "Kita ingin petani jagung untung dan peternak juga untung," ujarnya.

Halaman:

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x