Pertama di Indonesia, Pelindo II Jadi Pelabuhan Serba Digital

- 5 Oktober 2017, 11:15 WIB
pelindo 2 pelabuhan serba digital
pelindo 2 pelabuhan serba digital

CILEGON, (KB).- Indonesian Port Corporation (IPC) PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II Banten, mengklaim akan segera meninggalkan sistem pelayanan manual di area pelabuhan. Mulai 10 Oktober 2017, pelabuhan dengan luas 42,6 hektare di Kecamatan Ciwandan ini siap bertransformasi menjadi digital port yang terintegrasi dengan sistem Inaportnet. Perlu diketahui, konsep pelayanan digital port adalah layanan terintegrasi di pelabuhan yang terkoneksi secara digital. Layanan ini tidak hanya melibatkan pengelola pelabuhan, namun juga berbagai stakeholder pengelola lain, seperti bea cukai, KSOP, pemerintah daerah, dan lain-lain. Sistem ini terintegrasi dengan Inaportnet, sistem layanan tunggal berbasis internet yang mengintegrasikan sistem informasi kepelabuhan. Cakupan sistem ini menjangkau semua lembaga yang terkait di pelabuhan, sehingga kelengkapan dokumen kapal atau pun perusahaan tracking truk dapat terdeteksi secara cepat. General Manager PT Pelindo II Banten Armen Amir mengatakan, aplikasi ini akan diterapkan di seluruh pelabuhan milik BUMN di Indonesia. Sementara IPC PT Pelindo II Banten, menjadi pelabuhan pertama yang menerapkan konsep tersebut. "Semua pelayanan jasa kepelabuhanan kami buat secara digital, semua terintegrasi secara jaringan dan internet. Jadi tidak ada lagi yang manual, sehingga pelayanan Pelindo II Banten menjadi lebih cepat lagi," ujarnya saat ekspose program Banten hebat menuju Digital Port pertama di Indonesia, di Hotel The Royale Krakatau, Rabu (4/10/2017). Menurut Armen, sebelumnya kondisi pelayanan Pelindo II terbilang karut marut. Mulai dari produktivitas pelayanan rendah, pangsa layanan bongkar muat di bawah 50 persen dari troughput, fasilitas dermaga dan pergudangan yang tidak terawat, dan lain-lain. "Dulu saya sering kali mendapati banyak antrean tracking truk di pelabuhan, persoalannya karena gudang yang kurang terawat. Lalu bongkar muat di dermaga pun lama tidak terlayani, sehingga kapal terkatung-katung di perairan," katanya. Persoalan ini sulit terdeteksi karena seluruh pelayanan bersifat manual. Namun ini tidak akan terjadi kembali ketika sistem pelayanan dilakukan terintegrasi secara digital. "Persoalan satu dengan yang lain akan cepat terdeteksi ketika pelayanan pelabuhan dilakukan secara digital. Ini akan kami aplikasikan mulai 10 Oktober 2017 nanti," tuturnya. Penerapan sistem digital port berimbas pada perusahaan pelaku bisnis di PT Pelindo II Banten yang harus melengkapi seluruh dokumen perusahaan. Ketua Asosiasi Perusahaan Truk Indonesia (Aptrindo) Banten Saeful Bahri mengatakan, hal tersebut sedang menjadi tantangan berat pihaknya. (AH)***

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x