Ngeri! Ini Bahaya Ketika Berbohong Untuk Otak Manusia

6 Januari 2022, 09:29 WIB
Ilustrasi otak manusia. Bahaya Berbohong Untuk Otak Manusia. /Tangkapan layar/Pixabay/geralt

KABAR BANTEN - Berbohong memang menjadi hal yang menyebalkan, padahal selain merugikan orang berbohong ternyata juga berbahaya untuk otak loh.

Mungkin tidak semua orang tahu, jika ternyata berbohong itu memiliki dampak berbahaya untuk otak manusia.

Apalagi, setelah berbohong, setiap orang biasanya akan melakukan beberapa alternatif untuk menutupi kebohongannya.

Baca Juga: 5 Mindset Orang Kuat, Salah Satunya Tidak Iri Melihat Orang Lain Sukses

Yang pertama akan dia akan mengakui telah berbohong, mengklarifikasi dan meminta maaf.

Yang kedua dia akan diam saja, tidak mengakui terhadap orang yang telah dibohongi, sadar bahwa bohong itu dosa, dan tidak akan mengulanginya lagi, dia tidak perlu minta maaf, yang penting dirinya berjanji tidak akan mengulanginya lagi.

Yang ketiga dia akan malu setelah ketahuan berbohong, sehingga dia akan terus berbohong untuk menutupi kebohongan yang sebelumnya.

Dalam berbohong, orang lain mungkin tidak tahu jika anda sedang berbohong, namun apakah anda akan nyaman menjalani kehidupan dengan kebohongan?

Ada nasehat orang tua yang sering didengar, "sekali anda berbohong maka anda harus mempersiapkan kebohongan berikutnya," artinya berbohong adalah suatu hal yang merepotkan.

Kasus yang paling sering ketika seseorang berbohong adalah, ketika dia kepepet, tidak ingin menyakiti hati orang lain, atau bahkan mengendalikan situasi untuk keuntungannya sendiri.

Untuk itu, ada suatu hal yang perlu anda waspadai tentang berbohong. seperti yang dikutip kabarbanten.pikiran-rakyat.com dari kanal YouTube Abdi Suardin seorang motivator dalam salah satu videonya.

Para ahli mengatakan, kebiasaan berbohong tergantung dengan respon otak seorang manusia.

Jika seseorang berbohong maka bagian otak yang paling aktif dan bekerja saat itu adalah yang bernama 'Amygdala'.

Amygdala merupakan area otak yang berperan paling penting untuk mengatur emosi, perilaku, serta motivasi seseorang.

Pada saat orang berbohong pertama kali, maka amygdala akan menolak perilaku yang anda lakukan itu (bohong) dengan menimbulkan respon emosi.

Respon emosi tersebut dapat berupa rasa takut yang muncul ketika pertama kali berbohong, sehingga ketika kita berbohong, berbagai fungsi tubuh akan berubah.

Seperti detak jantung lebih cepat, berkeringat, bahkan hingga gemetaran.

Yang berbahaya adalah saat tidak terjadi hal buruk, padahal kita sudah berbohong, maka amygdala akan menerima perilaku tersebut (bohong) dan kemudian tidak lagi mengeluarkan respon emosi yang sama tadi.

Artinya otak kita mulai beradaptasi dengan kebohongan tersebut, perubahan emosi seperti rasa takut akan tidak berlaku lagi dalam hal ini, sehingga kebohongan menjadi kebiasaan.

Maka tidak heran, jika ada seseorang yang sudah terbiasa berbohong dan menganggap bahwa kebohongannya adalah sebuah kejujuran baginya.

Sehingga berbohong menjadi sebuah kebiasaan dan dia akan menjadi pembohong yang profesional.

Banyak orang berfikir, berbohong sesekali tidak apa-apa, padahal kebohongan kecil itu akan menjadi awal untuk dia melakukan kebohongan besar lainnya.

Hal yang harus diperhatikan bahwa kebohongan adalah induk dari berbagai dosa.

Baca Juga: Diam Adalah Emas, Ini 4 Momen Sebaiknya Anda Memilih Untuk Diam Saja

Jika anda mendapatkan jabatan, teman, harta, dan semua yang anda mau dengan kebohongan, percayalah itu tidak akan bertahan lama, suatu saat pasti akan ada akibatnya.

Sehingga dalam hal ini cobalah untuk bicara apa adanya kepada lawan bicara, jujur lebih baik daripada harus terus berbohong.

Jangan pernah percaya kepada mereka yang membohongi anda juga jangan membohongi mereka yang sudah mempercayai anda.***

Editor: Yandri Adiyanda

Sumber: Youtube Abdi Suardin

Tags

Terkini

Terpopuler