Fakta tentang Warna Ungu yang Jarang Digunakan untuk Bendera Negara

2 Desember 2022, 08:45 WIB
Ilustrasi terkait fakta dan alasan kenapa warna ungu jarang digunakan untuk bendera negara. /Tangkap layar channel Youtube KNOW IT OWL./

KABAR BANTEN - Kita semua tahu bahwa bendera merupakan identitas serta jati diri sebuah negara yang memiliki arti dan melambangkan suatu hal.

Negara kita pun Indonesia, memiliki bendera yakni sang merah putih layaknya negara lain yang memiliki bendera masing-masing.

Namun, kita pernah lihat tidak bendera negara yang mengandung unsur warna ungu?

Baca Juga: 10 Pertanyaan Asah Otak Tentang Negara Amerika, 99 Persen Orang Tidak Bisa Jawab

Di awal tahun 1900, warna ungu ini baru muncul pada beberapa bendera negara yakni Second Republic Of Spain, Dominica, dan Nicaragua.

Lantas kenapa warna ungu ini jarang sekali
digunakan untuk bendera negara?

Sebagaimana dikutip Kabar Banten dari channel YouTube KNOW IT OWL.

Inilah fakta dan alasan kenapa warna ungu jarang digunakan untuk bendera negara.

Baru ditemukan pada abad ke-19, warna ungu ini dihasilkan oleh satu spesies hewan siput laut Mediterania yang bernama siput murex.

Untuk mendapatkan warna ungu membutuhkan sekitar 10.000 siput laut murex untuk memproduksi sekitar satu gram cairan pewarna ungu ini.

Jadi warna ungu ini hanya digunakan oleh orang-orang sangat kaya saja, selain itu memproduksi banyak bendera negara dengan warna ungu dirasa sangat tidak efektif karena harganya yang mahal dan butuh ribuan siput untuk membutuhkan sedikit cairan pewarna ungu.

Setara dengan harga emas atau bahkan lebih mahal dari emas, hanya orang-orang kaya seperti bangsawan dan kerajaan saja yang memakai warna ungu.

Sehingga warna ungu ini selalu dikaitkan dengan kekuasaan, kerajaan dan kaum elit.

Faktanya Ratu Elizabeth satu melarang pemakaian warna ungu ini kecuali yang berasal dari anggota kerajaan pada masa pemerintahannya.

Terdapat satu kota penghasil pigmen warna ungu yakni Tire yang sekarang adalah negara Lebanon.

Proses pengerjaan warna ungu ini cukup memakan banyak pekerjaan, sehingga warna ungu ini menjadi sangat mahal.

Hanya raja dan ratu saja yang bisa menggunakan warna ungu pada saat itu, bahkan orang-orang kaya juga tidak mampu membeli warna ungu.

Satu pon warna ungu ini setara dengan tiga pon emas, jika dijumlahkan ke uang saat ini sekitar 784 juta.

Pada tahun 1856 seorang ahli kimia muda yang kala itu berumur 18 tahun bernama William Henry Parkin tidak sengaja menciptakan warna ungu.

Ketika itu beliau sedang melakukan eksperimen pada zat quinina yang merupakan obat malaria.

Beliau justru menemukan suatu formula yang menghasilkan warna ungu sintesis dari kimia yang dapat digunakan untuk mewarnai pakaian.

Sehingga pada saat itu beliau memutuskan untuk memproduksi warna ungu secara massal dan menjadi seorang yang kaya mendadak.

Ketika itulah warna ungu diproduksi secara masal agar semua orang dapat memakainya.

Baca Juga: 7 Negara Penduduk Sedikit di Dunia, No. 7 Jumlahnya Tidak Cukup Untuk Bermain Futsal

Pada akhirnya keluarga kerajaan pun menurunkan status mewah dari warna ungu tersebut, karena harganya sudah tidak mahal lagi.

Itulah informasi tentang fakta warna ungu yang jarang digunakan untuk bendera negara, semoga informasi ini bermanfaat.***

Editor: Rifki Suharyadi

Sumber: YouTube KNOW IT OWL

Tags

Terkini

Terpopuler