Ini 7 Jenis Ikan yang Membahayakan Kesehatan, Sebaiknya Tidak Dikonsumsi

13 Juli 2023, 15:15 WIB
Ikan Hiu merupakan jenis ikan yang sebaiknya tidak dikonsumsi, membahayakan kesehatan /Pexels/Cam Green

 

KABAR BANTEN - Ada 7 jenis ikan yang sebaiknya tidak dikonsumsi. Sebaliknya ada juga jenis ikan yang mengandung asupan yang penuh dengan omega 3, sehat protein dan nutrisi penting.

Ikan bisa menjadi rahasia nutrisi tubuh yang sehat, namun sebelum Anda mengkonsumsinya ada beberapa hal yang perlu Anda ketahui.

Tidak semua ikan itu sama, sehingga memilih ikan yang keliru, berpotensi lebih banyak kerugian daripada keuntungannya.

Baca Juga: PNM Selalu Dorong Kegiatan Usaha Ultra Mikro

Seperti dikutip Kabar Banten dari kanal RH Wiwoho, berikut akan membahas 7 ikan yang tidak boleh Anda makan, pilihan ikan terbaik serta tips penting saat Anda membeli ikan.

Di dalam lautan, ada ikan yang hidup hingga 150 tahun dan sangat populer di menu restoran. Sebaiknya Anda menjauh dari yang satu ini karena jika seekor ikan berumur 150 tahun artinya ikan ini telah mengumpulkan racun selama itu.

Ketika racun itu masuk ke sistem darah akan mendatangkan malapetaka di tubuh serta otak Anda.

1. Ikan Tilapia atau ikan Nila

Ikan ini menjadi salah satu hidangan yang paling populer di Amerika Serikat. Namun ada satu hal penting untuk diperhatikan bila Anda ingin mengkonsumsinya, yaitu rasio omega 6 dan omega 3 dari ikan Nila.

Omega 6 dan omega 3 adalah asam lemak esensial yang dibutuhkan oleh tubuh. Terlalu banyak omega 6 dan tidak cukup omega 3, menyebabkan peradangan tekanan darah tinggi dan peningkatan resiko penyakit jantung.

Ikan Nila tinggi omega 6 dan rendah omega 3, ikan Nila memiliki salah satu rasio terburuk omega 6 dan omega 3 dari ikan jenis apapun.

Lebih jauh ikan Nila impor seringkali tidak memenuhi standar keamanan. Amerika Serikat menandai sejumlah eksportir, karena secara rutin mengirimkan Nila dengan tingkat bahan kimia berbahaya yang tidak dapat diterima tubuh.

Beberapa bahan kimia ini digunakan untuk mengendalikan parasit di tambak ikan namun dapat bersifat karsinogenik dan telah dilarang di banyak negara.

Beberapa pembudidaya ikan terus menggunakannya dan menjualnya secara sembunyi-sembunyi.

Ikan Nila impor mungkin mengandung antibiotik tingkat tinggi. Penggunaan antibiotik yang berlebihan dapat menyebabkan resistensi antibiotik yang merupakan masalah besar kesehatan Masyarakat.

Akhir-akhir ini jadi bila Anda menganggap Tilapia atau ikan Nila sebagai pilihan ikan yang sehat, harus dikaji ulang. Sebagai gantinya pilih salah satu opsi yang lebih sehat.

2. King Mackerel

Meskipun dianggap sehat, King Mackerel harus dihindari. Salah satu hal yang perlu dikhawatirkan dari King Mackerel adalah kadar merkurinya yang tinggi.

Merkuri adalah logam beracun yang terakumulasi yang menyebabkan masalah kesehatan serius, seperti kerusakan saraf, problem ginjal dan keterlambatan perkembangan pada anak-anak.

King Mackerel memiliki kadar merkuri yang tinggi dibandingkan ikan lainnya karena ikan predator artinya berada di puncak rantai makanan dan mengkonsumsi ikan-ikan lain.

Itulah sebabnya ikan ini menumpuk lebih banyak racun dari waktu ke waktu seperti PCB Dan racun lainnya.

Meskipun bahan kimia tersebut telah dilarang selama beberapa dekade, bahan tersebut masih bertahan di lingkungan dan menumpuk di jaringan lemak ikan tersebut.

Inilah alasannya harus dihindari seperti yang telah disebutkan di sini. Ada beberapa jenis Mackerel jenis lainnya, seperti Atlantic Mackerel dan Atka Mackerel lebih rendah mercury dan lebih tinggi lama omega 3, yang berfungsi melawan peradangan.

Atlantic Mackerel dan Atka Mackerel masuk dalam kategori ikan sehat.

3. Orange Roughy

Ikan ini dapat hidup hingga 150 tahun hingga dewasa sampai sekitar 30 tahun. Jadi jika Anda memilih ikan Ini kemungkinan besar Anda akan memakan ikan berusia 30 tahun yang telah menumpuk racun selama bertahun-tahun.

Hal ini menyebabkan tingkat kontaminasi yang lebih tinggi, Merkuri misalnya yang berbahaya bagi tubuh manusia.

Meskipun Merkuri adalah kontaminan yang paling banyak dibicarakan ikan ini berpotensi memiliki semua jenis racun lain yang ada di lautan, misalnya ekspedisi tahun 2004 mengumpulkan ikan ini mulai dari usia 1 tahun hingga 139 tahun.

Saat para ilmuwan menganalisis ikan tersebut, mereka menemukan konsentrasi merkuri, arsenik, kadmium dan timbal. Keempatnya dikenal sebagai 4 besar dalam hal racun logam berat.

Saat kita memakannya racun ini akan menuju ke jaringan lemak dan disitulah racun ini menumpuk. Racun ini menempel pada lemak dan menyebabkan peradangan, penurunan fungsi sel, kelelahan, kabut otak, depresi serta menyebabkan peradangan pada dinding Arteri, yang merupakan penyebab utama penyakit jantung.

Menurut penelitian ikan yang jantan memiliki kontaminasi lebih tinggi daripada yang betina, mungkin karena yang betina menghilangkan sebagian kontaminanya saat melepaskan telur.

Kekhawatiran lain Orange Roughy adalah spesies yang ditangkap secara berlebihan, yang berarti bahwa populasinya berkurang akibat penangkapan yang ekstrim.

Penipisan ini merupakan masalah utama hilangnya keanekaragaman hayati dan terganggunya ekosistem laut

Ikan lain yang tinggi kandungan merkurinya adalah

4. Ikan Todak

5. Ikan Hiu

6. Tilelfish

Ketiga ikan ini mengandung merkuri tingkat tinggi karena umurnya yang panjang dan sifat predatornya.

Sebelum tahun 1950-an sedikit yang diketahui tentang keracunan Merkuri sampai sejumlah peneliti menyelidiki tingkat kematian yang tinggi pada populasi masyarakat tertentu.

Saat ini pakar dan peneliti menyadari bahwa merkuri dalam ikan berpotensi kuat dalam peningkatan penyakit kardiovaskular, disfungsi sistem kekebalan, dan gangguan endokrin.

Perlu dicatat bahwa Mediteraniaan Basin atau Cekungan Mediterania memiliki kadar Merkuri yang sangat tinggi pada ikannya dibandingkan dengan ikan yang ditangkap di Samudra Atlantik.

Mediterania diyakini mengandung sekitar 50% sumber daya Merkuri dunia menurut Jurnal Of Environment Cal Research, cekungan Mediterania telah dipelajari selama lebih dari 20 tahun.

Karena fenomena ini dimana ikan mengandung tingkat merkuri yang lebih tinggi dibandingkan dengan spesies yang sama di Samudra Atlantik. Efek serupa terjadi pada burung laut, dimana telur yang berasal dari cekungan Mediterania mengandung merkuri tiga hingga empat kali lebih banyak daripada yang ada di Samudra Atlantik.

Di sinilah tepatnya pulau besar di dunia berada salah satu dari 5 zona biru dunia, dengan tingkat hidup paling lama dan memiliki tingkat penyakit yang lebih rendah daripada tempat lain di dunia.

Penduduk di Pulau Scandinavian makan ikan dalam jumlah sedang, cenderung ikan yang lebih kecil seperti ikan sarden, ikan teri dan cod.

Ikan-ikan yang relatif lebih mudah ini berada di tengah rantai makanan, sehingga memiliki kadar merkuri serta racun lainnya yang lebih rendah.

7. Belut

Makan belut memang lezat, terutama dalam bentuk sushi. Tapi itu bukan ide yang bagus Anda. Barangkali pernah mendengar bahwa belut mentah dan darah belut beracun bagi manusia.

Hal ini memang bisa ditanggulangi dengan memasaknya, namun belut menyerap begitu banyak racun dari lingkungannya. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam scientific jurnal kemosfer menyatakan bahwa, pewarna dari industri pakaian serta tekstil masuk ke jaringan sel-sel belut dan diteruskan ke manusia jika mengkonsumsi belut.

Sejumlah peneliti mengambil belut dari 91 lokasi di sungai kanal dan danau Belgia dimana analisis jaringan menemukan bahwa 77% dari lokasi tersebut memiliki kontaminasi dari pewarna pakaian yang sangat beracun di Taiwan.

Populasi belut ditemukan mengandung kadar racun kadmium yang mengantarkan logam berat dari elektroplating industri keracunan. Bisa menyebabkan osteomalasia, yakni tulang menjadi lunak dan lemah. Selain itu juga kemungkinan menyebabkan tubulus ginjal, sejenis gagal ginjal.

Pada studi lain menemukan indikasi, spesies belut terancam punah dan populasinya semakin berkurang secara signifikan, karena penangkapan ikan yang berlebihan serta perusakan habitat.

Tren ini akan semakin cepat saat sushi dan hidangan laut Jepang menjadi semakin populer di dunia. Beberapa spesies belut seperti belut Eropa dilindungi oleh konvensi internasional program reproduksi belut buatan. Namun gagal sehingga populasi belut terus menurun.

Mari kita bahas ikan yang sehat untuk dikonsumsi, yaitu salmon, tuna sarden, ikan teri, kod, ikan trout, ikan ini tinggi asam lemak omega 3 yang berfungsi mengurangi peradangan, menurunkan resiko penyakit jantung, dan meningkatkan kesehatan otak.

Ikan ini juga merupakan sumber protein yang baik dan nutrisi penting lainnya. Kecuali beberapa ikan tuna rendah merkuri serta kontaminan lainnya. Tuna adalah sumber potasium magnesium dan vitamin B12 yang baik, namun tuna yang lebih tua dan lebih besar cenderung memiliki merkuri yang tinggi.

Untuk meminimalkan keterpaparan racun, pilihlah tuna yang lebih kecil dan lebih muda, seperti Cakalang.

Cakalang sering digunakan dalam tuna kalengan. Maka harus diperhatikan selanjutnya kita akan bahas ikan yang ditangkap dan dibudidayakan di alam ikan tangkap liar versus ikan budidaya.

Ikan tangkapan liar hidup di habitat alaminya, sementara ikan budidaya dipelihara di lingkungan buatan manusia, seperti kolam atau keramba.

Perlu digarisbawahi bahwa profil kesehatan masing-masing berbeda, salmon takapan liar misalnya lebih tinggi omega tiga dan lebih rendah Omega 6.

Namun yang penting untuk mencegah peradangan tangkapan liar juga cenderung mengandung lebih sedikit kontaminan pestisida, dan antibiotik ini berbahaya terutama masalah resistensi antibiotik. Jadi sebaiknya mengkonsumsi ikan tangkapan liar jika memungkinkan untuk mengetahui perbedaannya.

Sebagai contoh salmon hasil tangkapan liar memiliki warna merah orange yang lebih tua daripada yang dibudidayakan. Ikan tangkapan liar memiliki ekor besar yang mengipasi karena berenang melawan arus, sedangkan ikan dibudidaya memiliki ekor kecil karena hanya nongkrong di kolam terkurung sepanjang hidupnya.

Jadi jika anda membeli fillet ikan berwarna putih, cari daging yang keras dan berwarna putih, dan bening.

Baca Juga: SMA Negeri 1 Cikande Gelar IHT Program Sekolah Penggerak, Guru Diharapkan Paham Konsep

Pilihlah ikan muda seperti yang sudah bahas, karena ikan ini memiliki lebih sedikit waktu untuk menumpuk kontaminan. Tentu saja ikan salmon yang berusia 5 tahun tidak punya waktu untuk mengakumulasi racun seperti orange yang berusia 100 tahun.***

 

Editor: Maksuni Husen

Sumber: YouTube RH Wiwoho

Tags

Terkini

Terpopuler