MEG AI Mampu Membaca Pikiran Melalui Otak Manusia

1 November 2023, 17:15 WIB
Ilustrasi MEG AI yang dinilai mampu membaca pikiran atau otak manusia. /pixabay/geralt

KABAR BANTEN - Meta, perusahaan induk Facebook, telah mengumumkan terobosan revolusioner dalam dunia kecerdasan buatan (AI) dengan memperkenalkan MEG AI, sebuah sistem yang dapat mendekode otak manusia melalui Magnetoencephalography (MEG).

 

MEG AI adalah langkah signifikan dalam pemahaman otak manusia, memungkinkan pemantauan aktivitas otak secara real-time dan mereplikasi gambar yang ada dalam pikiran manusia.

Dikutip kabarbanten.pikiran-rakyat.com dari berbagai sumber, MEG AI mampu membaca apa yang sedang dipikirkan oleh otak manusia.

Bagaimana MEG AI Bekerja?

Meta mengungkapkan bahwa MEG AI telah dilatih menggunakan dataset yang diberikan oleh Things, sebuah konsorsium peneliti internasional yang membagikan berbagai data eksperimental.

 

Penting untuk dicatat bahwa "MEG" bukanlah nama dari AI ini, melainkan singkatan dari Magnetoencephalography, yang merupakan teknik perekaman aktivitas otak manusia saat melihat gambar. MEG AI beroperasi dengan mendeteksi medan magnetik yang dihasilkan oleh otak ketika seseorang melihat atau membayangkan sebuah gambar.

Dalam eksperimen ini, Meta menggabungkan teknik MEG dengan kecerdasan buatan yang kuat untuk meningkatkan efisiensi kinerja. Sistem AI yang dikembangkan oleh Meta terdiri dari tiga komponen utama: image encoder, brain encoder, dan image decoder.

Image encoder berfungsi mengubah gambar yang dilihat manusia menjadi representasi data yang dapat dimengerti oleh komputer. Sementara itu, brain encoder bertugas mengubah rekaman aktivitas otak menjadi data yang dapat dimengerti oleh komputer.

Terakhir, image decoder berperan dalam menyinkronkan data dari dua tahap sebelumnya untuk mereplikasi gambar yang ada dalam pikiran.

 

Mengapa Temuan Ini Penting?

Inovasi Meta ini dianggap sebagai tonggak penting dalam bidang neurosains dan kecerdasan buatan. MEG AI memungkinkan pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana otak manusia memproses informasi visual, membuka potensi baru dalam bidang komputasi, dan interaksi antara manusia dan komputer.

Temuan ini juga berpotensi memberikan manfaat yang besar, terutama bagi individu dengan gangguan motorik atau verbal. Sistem ini dapat digunakan untuk mengembangkan alat bantu bergerak dan komunikasi yang lebih efektif bagi para difabel.

Selain itu, kemampuan MEG AI untuk memantau aktivitas otak secara real-time juga memiliki aplikasi di bidang medis, memungkinkan diagnosis yang lebih akurat terkait dengan gangguan neurologis.

 

Kekurangan MEG AI dan Visi Meta ke Depan
Meskipun inovatif, MEG AI masih memiliki kelemahan. Gambar yang dihasilkan oleh sistem ini, meskipun cukup akurat dalam merepresentasikan gambar dalam otak, masih kesulitan dalam menggambarkan detail-detail kecil.

Secara relatif, gambar yang dihasilkan oleh MEG AI masih kurang presisi dibandingkan dengan teknik sebelumnya seperti fMRI, meskipun MEG AI memiliki keunggulan dalam kecepatan operasinya.

Meta berpendapat bahwa temuan dalam penelitian ini akan mendukung visi perusahaan untuk memahami lebih dalam tentang kecerdasan manusia dan perbandingannya dengan kecerdasan buatan. Mereka memiliki ambisi untuk mengembangkan kecerdasan buatan yang mampu belajar dan berpikir seperti manusia.

MEG AI adalah salah satu contoh terbaru dalam gelombang inovasi AI yang terus berkembang. Harapannya, teknologi ini akan diterapkan secara luas di berbagai bidang dan memberikan manfaat yang signifikan bagi masyarakat. Sementara kita menyambut perkembangan teknologi ini, kita juga harus selalu siap untuk beradaptasi dengan perubahan zaman sambil mengambil manfaat dari kemajuan ini.***

Editor: Kasiridho

Sumber: berbagai sumber

Tags

Terkini

Terpopuler