Pola pemilih presiden bergeser. Jika dulu yang menjadi capres adalah ketua umum partai politik.
"Seperti halnya Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY), Megawati dan Abdurrahman Wahid (Guadur).
Namun setelah Orde Baru (Orba), berubah menjadi pejabat Nasional atau setingkat menteri.
"Terakhir ini malah menyasar ke kepala daerah. Bahkan Mas dan Bu menteri, ini kalah elektabilitasnya gila-gilaan saat ini," ungkapnya.
Menurut Denny Darko, rupanya para pemilih berubah ke kepala daerah karena sudah muak dengan urusan kepartaian yang juntrungannya entah kemana.
"(Partai) jelas menerima uang dari masyarakat, tapi gak kenal produknya," ujarnya.
Namun berbeda dengan kepala daerah, yang bisa dinilai dari rapor mereka memimpin daerahnya masing-masing.
"Sehingga ini akan lebih mudah, dan berpikir kalau ini diangkat ke lebih tinggi, semua permasalahan maka akan selesai," katanya.
Seperti halnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang berasal kepala daerah, Denny Darko kemudian menyebut nama Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Kepala daerah yang lebih dikenal dengan sapaan Kang Emil tersebut, masih berkeliaran di kampus sekitar 2011-2013.