Sejarah Dibalik Nama Stasiun Balapan Solo, Stasiun Kereta Api Tertua, Jadi Judul Lagu yang Populer

- 10 Oktober 2023, 11:00 WIB
Ilustrasi terkait sejarah dibalik nama Stasiun Balapan yang merupakan stasiun tertua sempat populer lewat judul lagi yang dinyanyikan Didi Kempot.
Ilustrasi terkait sejarah dibalik nama Stasiun Balapan yang merupakan stasiun tertua sempat populer lewat judul lagi yang dinyanyikan Didi Kempot. /Tangkapan layar /Instagram @solobalapan_official

KABAR BANTEN - Seperti yang kita ketahui bahwa stasiun merupakan fasilitas operasi kereta api atau tempat kereta api berhenti secara teratur untuk menaikturunkan penumpanga atau membongkar-muat barang.

 

Pada umumnya di stasiun kereta api ini paling tidak memiliki satu peron di sisi jalur rel dan bangunan utama yang menyediakan layanan tambahan seperti penjualan tiket dan ruang tunggu.

Jika sebuah stasiun berada pada jalur tunggal, biasanya stasiun ini memiliki sepur belok guna mengontrol persilangan dan persusulan antar kereta api.

Baca Juga: Gunung Puntang! Inilah Stasiun Radio Malabar Terbesar di Dunia dan Peninggalan Prabu Siliwangi

Pemberhentian kereta api yang lebih kecil ini sering dikenal dengan sebutan halte atau perhentian atau stoplat.

Indonesia sendiri memiliki banyak stasiun kereta api dengan fasilitas yang bagus, nyaman, bersih, dengan arsitekturnya yang unik serta punya ciri khas dan sejarah masing-masing.

Salah satu stasiun terbesar di Indonesia yang perlu kita ketahui adalah Stasiun Balapan yang berada di Kota Solo Jawa Tengah.

Sebagaimana dikutip Kabar Banten melalui kanal YouTube pranaja info, berikut ini informasi tentang sejarah dibalik nama Stasiun Balapan Solo.

Kita tentunya pernah dengar lagu Stasiun Balapan ciptaan penyanyi Didi Kempot? Ternyata salah satu stasiun di Kota Solo ini jadi stasiun tertua dan terbesar di Indonesia.

Sempat menjadi tembang hits sang maestro campursari di era 90-an, Stasiun Balapan adalah stasiun kereta api paling ramai di Provinsi Jawa Tengah.

Sebelum dibangun stasiun seperti sekarang, lahan yang dipakai oleh stasiun kereta api ini adalah milik Keraton Mangkunegaran.

Lebih tepatnya wilayah stasiun kereta api ini berada di kawasan alun-alun utara keraton.

Dulunya di atas lahan Stasiun Balapan ini sering digunakan sebagai arena pacuan kuda balapan, tepatnya pada masa Mangkunegoro IV.

Masyarakat Jawa sering menyebut arena pacuan kuda tersebut dengan nama balapan jaran (balapan kuda).

Arena pacuan kuda tersebut dibuat tidak sembarangan dalam pembangunannya, sebab pada masanya sudah dilengkapi dengan fasilitas tribun penonton.

Fasilitas tersebut digunakan bagi para warga masyarakat yang ingin menonton balapan jaran ini.

Pada masa Pemerintahan Belanda, arena pacuan kuda ini terpaksa harus digusur, karena mereka merencanakan pembangunan wilayah kota di daerah Solo.

Salah satu rencana itu adalah dengan merubah kawasan pedesaan menjadi kawasan perkotaan.

Pada saat itu sarana dan prasarana kota sudah mulai banyak dibangun mulai diadaknnya alat transportasi umum seperti kereta api.

Jalur kereta api menuju Semarang kala itu menjadi prioritas, karena Semarang menjadi ibu kota Provinsi Jawa Tengah.

Pemerintah Belanda kala itu tidak dapat menemukan tempat yang cocok digunakan sebagai lahan untuk dibangun stasiun.

Hingga pada akhirnya pacuan kuda di alun-alun milik Keraton Mangkunegaran terpaksa digusur dan dirubah fungsi menjadi area stasiun.

Akibat hal tersebut, kemudian pihak keraton memindahkan arena pacuan kuda itu menuju daerah Manahan.

Pembangunan stasiun pun mulai dilakukan oleh perusahan kereta api swasta asal Belanda, yang bernama Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NISM) pada abad ke 19.

Baca Juga: Tahu kah Kamu? 3 Bahasa Manusia Kuno yang Menjadi Misteri dan Belum Bisa Diterjemahkan Hingga Saat Ini

Pembangunan stasiun dilangsungkan mulai tahun 1864 Sri Susuhunan Paku Buwana IX melakukan peletakan batu pertama dengan menggunakan cetok dari emas murni kala itu.

Acara tersebut dahulu digelar secara meriah dan juga dihadiri oleh Mangkunegara IV dan turut serta mengundang Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang waktu itu dijabat Baron van de Beele.

Ketika itu Stasiun Balapan juga dibangun bersamaan dengan pembangunan jalur rel Tanggung-Kadungjati- Gundih-Solo Balapan.

Rel kereta api tersebut memiliki panjang 83 kilometer, pembangunan relnya sendiri dimulai pada tahun 1868 dan selesai pada 10 Februari 1870.

Pada bulan Februari 1870, rel serta stasiun selesai dibangun tepat pada 20 Februari 1870, Stasiun Balapan resmi beroperasi, bersamaan dengan itu, dibuka rute pertama dari Kedungjati-Gundih-Solo.

Sebelumya jalur Gundih-Solo sendiri akan dibuka pada 1 September 1869, karena pengerjaannya molor dari jadwal, baru pada 10 Februari 1870 jalur ini resmi beroperasi.

Nama resmi Stasiun Balapan sebelumnya adalah Stasiun NISM dimana pihak NISM adalah perusahaan kereta api swasta dari Belanda yang ditunjuk untuk menjalankan kereta api saat itu

Pada 24 Mei 1884, perusahaan kereta api milik pemerintah Belanda Staatsspoorwegen (SS) mulai menyambungkan jalur kereta api yang lebih dulu ada.

Mereka menyambung jalur menuju Madiun-Paron Sragen-Solo, dimana jalur rel kereta api ini memiliki panjang 97 kilometer.

Dengan dilakukannya penyambungan jalur tersebut, hal itu membuat Stasiun Balapan menjadi salah satu stasiun kereta api terbesar pada masanya.

Saat ini Stasiun Balapan menjadi stasiun tertua, setelah stasiun Nis di Semarang, Stasiun Balapan termasuk stasiun tersibuk dan paling ramai di Jawa Tengah, khususnya di daerah Jawa Tengah selatan.

Karena ikut menghubungkan berbagai kota besar di Pulau Jawa seperti Jakarta, Bandung, Semarang dan Yogyakarta.

Seiring dengan perkembangan zaman, kawasan perkotaan di Kota Solo, maka disekitar wilayah stasiun ini mulai dijadikan pemukiman oleh para warga disekitanya.

Perkampungan ini dibangun di sebelah utara stasiun, karena disekitar ini dulunya dijadikan arena balapan pacuan kuda, maka para warga menamai kampung mereka ini dengan nama Balapan.

Perkampungan ini mulai eksis dan dibangun pada tahun 1887, dimana menurut catatan NISM (PT. KAI versi pemerintah Hindia Belanda) penumpang yang melakukan perjalanan di stasiun ini mencapai 55 ribu orang setiap tahunnya.

Hal ini juga berpengaruh pada denyut nadi perekonomian di Solo dimana kawasan pedesaannya sudah menjadi perkotaan.

Dan wilayah utara di Stasiun Balapan juga sudah mulai dijadikan perkampungan oleh para warga masyarakat.

Seiring berjalannya waktu, masyarakat lebih akrab dengan nama Stasiun Balapan, karena mulai munculnya nama Kampung Balapan, nama stasiun NISM mulai dilupakan.

Para penumpang dan warga Solo mulai menyebutnya dengan nama Stasiun Balapan yang digunakan hingga sekarang.

Namun, belum diketahui secara pasti kapan Stasiun NISM berubah menjadi Stasiun Balapan, kemungkinan pergantian nama ini terjadi setelah Indonesia merdeka.

Pada tahun 1827, Stasiun Balapan tumbuh menjadi semakin besar, maka dilakukan penambahan emplasemen.

Sehingga ada dua emplasemen, yakni dibagian utara dan selatan, bagian utara digunakan untuk kereta api milik NISM, digunakan khusus untuk kereta api barang.

Sedangkan di bagian selatan digunakan untuk kereta api milik SS yang banyak digunakan khusus untuk kereta penumpang.

Pembangunan emplasemen selatan stasiun, desain arsitekturnya dipengaruhi oleh budaya Jawa yang dikenal dengan atap tajuk tiga.

Konstruksi bangunan sisi selatan ini dirancang oleh Herman Thomas Karsten arsitek yang terkenal dari Belanda dengan yang beraliran Indisch.

Bangunan emplasemen utara dibangun lebih dulu dan dirancang sebagai bangunan gedung memanjang.

Dibagian tengah bangunan terdapat bangunan utama, yang memiliki fungsi sebagai tempat kedatangan penumpang serta kantor administrasi stasiun.

Baca Juga: Dibangun Belanda, Stasiun Tersibuk di Cirebon Ini Ternyata Jadi Saksi Sejarah Banyaknya Pabrik Gula di Pantura

Sementa emplasemen selatan yang merupakan bangunan baru, dirancang dengan menggabungkan antara arsitektur lokal dan modern.

Bangunan emplasemen selatan ini berupa bangunan panjang dengan struktur baja, bangunan baru ini, dijadikan tempat pemberhentian kereta penumpang

Para penumpang yang turun maupun yang naik dari kereta api, semuanya melalui emplasemen selatan ini.

Mungkin sebagian dari kita ada yang belum tahu apa itu emplasemen, emplasemen adalah kata serapan dari Bahasa Inggris yaitu emplacrnent.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), emplasemen memiliki arti sebagai tempat terbuka atau tanah lapang yang disediakan untuk jawatan kereta api.

Tanah yang dimaksud seperti tanah lapang di dekat stasiun untuk keperluan operator kereta api tersebut, istilah empalasemen ini biasa digunakan dalam duani perkeretaapian di seluruh dunia.

Secara singkat emplasemen adalah bagian yang mencakup keseluruhan dari bangunan stasiun tersebut

Sementara emplasemen berupa lahan kosong yang belum dibuat bangunan oleh KAI, biasanya diberi plang dengan nama stasiun tersebut.

Ada juga lahan kosong yang diberi pagar pembatas, itu tadi sedikit penjelasan tentang emplasemen.

Pada era modern Stasiun Balapan juga telah dibangun jembatan penyebrangan penumpang (skybridge) yang terhubung dengan Terminal Bus Tirtonadi.

Skybridge ini terletak di sebelah timur Stasiun Balapan yang berfungsi sebagai penghubung antar transportasi yaitu bisa dan kereta api.

Sehingga penumpang kereta api dapat melanjutkan perjalanan dengan sarana transportasi bus begitu juga sebaliknya.

Sebenarnya nama Stasiun Balapan hanya dikenal oleh para penumpang pengguna jasa kereta api yang turun di Kota Solo.

Selain itu, namanya juga lebih akrab di telinga warga Kota Solo, namun mendadak nama Stasiun Balapan menjadi terkenal di seantero Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Bahkan sampai terkenal ke negara Suriname, setelah almarhum Didi Kempot membuat lagu campursari dengan nama yang sama pada tahun 90-an.

Dimana di negara Suriname sendiri banyak warga masyarakat Jawa yang bermukim disana.

Asal mula masyarakat Jawa banyak yang bermukim di Suriname karena di bawa Belanda yang pada waktu itu meminta mereka untuk bekerja sebagai buruh di pabrik gula.

Di Suriname juga nama dan karya Didi Kempot banyak diapresiasi dan dikenal luas, sebelum terkenal di negaranya.

Lagu berjudul Stasiun Balapan ini bercerita tentang seorang pria yang mengantarkan kekasihnya menuju Stasiun Balapan Solo.

Sang wanita berjanji hanya pergi untuk sementara, srbun tak sampai katanya dan berjanji akan kembali.

Namun, tragis kepergian sang wanita malah berlangsung lama, sehingga membuat sang pria menjadi gundah gulana dan meneteskan air mata karena sang pujaan hati tak pernah kembali untuk memenuhi janji.

Hingga pada akhirnya nama stasiun ini menjadi terkenal lewat lagi Stasiun Balapan di kalangan masyarakat Jawa.

Melalui lagu ini juga nama Didi Kempot mulai dikenal sebagai musisi campursari yang handal.

Sejak merilis lagu berjudul Stasiun Balapan, sampai sekarang nama Stasiun Balapan tidak hanya terkenal sebagai stasiun pemberhentian kereta api.

Namun, terkenal juga sebagai tempat dimana seorang kekasih mengingkari janjinya.

Berkat populernya lagu Stasiun Balapan, almarhum Didi Kempot sempat ditunjuk oleh PT.KAI sebagai duta kereta api pada tahun 2017.

Dimana waktu itu beliau membantu PT. KAI dalam sosialisasi produk dan layanan kereta api pada masyarakat.

Tidak sedikit orang merasakan hal serupa dengan lagu tersebut, membuat hati mereka berdebar-debar hatinya ketika mendengar lagu Stasiun Balapan.

Stasiun Balapan dan Didi Kempot adalah dua hal yang tidak terpisahkan, sebab almarhum dikenal melalui lagu ini.

Baca Juga: Mengenal Sejarah Berdirinya Stasiun Tangerang, Jadi Primadona Sejak Era Batavia hingga Kini

Bagi masyarakat Jawa, Suriname dan Indonesia, Stasiun Balapan selalu identik dengan nama satu orang yakni Didi kempot.

Setelah beliau meninggal, banyak orang yang mengusulkan lagi Stasiun Balapan diputar di stasiun tersebut untuk menghargai sang legenda yang turut mempopulerkan nama Stasiun Balapan dan juga Kota Solo

Itulah informasi tentang sejarah Stasiun Balapan, sebagai stasiun legendaris dan merupakan stasiun tertua di Indonesia, populer lewat judul lagi yang dinyanyikan Didi Kempot, semoga informasi ini bermanfaat.***

 

Editor: Yandri Adiyanda

Sumber: YouTube Pranaja Info


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah