Dilain pihak karena kesibukan kerja dan karir memalingkan aku dari dari segala hal yang lain, sehingga aku sampai berumur 34 tahun ketika itulah aku baru menyadari bagaimana susahnya terlambat menikah.
Pada suatu hari datang seorang pemuda ingin meminangku, usianya dua tahun lebih tua dariku.
Meskipun pemuda itu berasal dari keluarga yang sederhana, namun aku ikhlas menerima dia apa adanya.
Kami pun mulai menghitung rencana pernikahan, dia meminta kepadaku fotokopi KTP untuk pengurusan surat-surat pernikahan, dan aku segera menyerahkan itu kepadanya.
Setelah berlalu dua hari, ibunya menghubungiku melalui telepon, beliau memintaku untuk bertemu secepat mungkin.
Pada waktu itu dengan segera aku menemuinya, tapi tiba-tiba ia mengeluarkan fotokopian KTP ku, dia bertanya kepadaku apakah tanggal lahir ku yang tertera di KTP itu benar?
Lalu aku menjawabnya bahwa tanggal lahir yang ada KTP itu memang benar adanya, kemudian ia berkata lagi "jadi umurmu sudah mendekati usia 40 tahun?
Aku juga menjawabnya kalau usiaku pada saat itu tepat 34 tahun, namun beliau berkata lagi iya, sama saja usiamu sudah lewat 30 tahun, Itu artinya kesempatan untuk memiliki anak sudah semakin tipis, ujar calon mertuaku.
Sementara aku ingin sekali menimang cucu, dia tidak mau diam sampai ia mengakhiri proses pinangan antara diriku dan anaknya, aku pun ditolok calon mertua pernikahan kami pun batal.
Hingga masa-masa sulit itu berlalu sampai 6 bulan, hingga pada akhirnya aku memutuskan untuk pergi melaksanakan ibadah umrah bersama ayahku.