Kisah Nyata Cinta dan Pengorbanan Seorang Ibu yang Melindungi Anak dari Bahaya Hingga Bertaruh Nyawa

- 23 Maret 2024, 11:15 WIB
Ilustrasi terkait kisah nyata cinta dan pengorbanan seorang ibu  yang rela mengorbankan segalanya demi anaknya.
Ilustrasi terkait kisah nyata cinta dan pengorbanan seorang ibu yang rela mengorbankan segalanya demi anaknya. /Pexels/archie-binamira

KABAR BANTEN - Hampir semua ibu selalu berusaha untuk membahagiakan anaknya ketimbang dirinya sendiri, apalagi disaat anaknya dalam bahaya seperti dalam kisah nyata ini betapa luar biasanya pengorbanan seorang ibu untuk anaknya.

Seperti dalam peribahasa, kasih ibu sepanjang masa, perjuangan seorang ibu ketika membesarkan anaknya tidak bisa tergantikan oleh materi sepanjang dia hidup, kisah nyata ini sangat mengharukan sekaligus mengingat kita agar lebih sayang sama ibu atau orang tua kita.

Dengan demikian, sudah sepantasnya seorang anak untuk berbakti pada orang tuanya, bagi kamu yang ibunya telah tiada rutinlah untuk berkirim doa padanya, ini merupakan kisah nyata yang benar adanya.

Baca Juga: Kisah Nyata Diuji Telat Nikah dan Lamaran Dibatalkan, Wanita Ini Akhirnya Dapat Karunia Allah

Adapun kisah nyata ini menceritakan pengorbanan seorang ibu untuk menyelamatkan nyawa anak semata wayangnya dari bahaya.

Mau tahu seperti apa kisah nyata nya seperti apa? Sebagaimana dikutip Kabar Banten melalui kanal YouTube Dokter Stephanie, berikut ini kisah lengkapnya.

Awal mula kisah nyata ini dari seorang perempuan yang terpaksa menjadi orang tua tunggal sejak dia bercerai dengan suaminya.

Penyebab perceraiannya karena suaminya selama menikah kerap kali melakukan kekerasan dalam rumah tangga atau KDRT.

Ditambah lagi pada saat itu suaminya tidak bekerja, sehari-hari suaminya hanya bermalas-malasan di rumah.

Perempuan ini memiliki bisnis toko online yang penghasilannya cukup besar untuk menghidupi keluarga kecil mereka.

Pada mulanya meskipun dia sering mendapatkan kekerasan dari suaminya, tapi perempuan ini berusaha bertahan demi anak laki-laki sematawayangnya.

Sampai suatu hari perempuan ini memergoki suaminya memukul anaknya, karena anaknya rewel.

Menyaksikan buah hatinya disakiti suaminya, perempuan ini tidak terima, dia berpikir lebih baik dia menjadi single parent daripada anaknya jadi sasaran pukul suaminya.

Sejak bercerai dan menjadi orang tua tunggal, kondisi ekonomi perempuan ini sempat mengalami naik turun.

Secara kebetulan juga beberapa bulan sebelum memutuskan untuk bercerai dari suaminya, omset toko onlinenya sedang menurun drastis.

Namun, perempuan ini bertekad bahwa dia harus bertahan dan tidak boleh menyerah demi menghidupi anak sematawayangnya yang saat itu berusia 8 tahun.

Beruntung, selama perempuan ini menjalani usaha dia selalu jujur, dia juga selalu amanah dalam menjalankan bisnisnya.

Melalui bisnis online tersebut perempuan ini jadi banyak teman dan mereka saling membantu disaat sedang kesulitan.

Jadi, selama mengalami masa sulit perempuan ini masih bisa memberi makan dan menyekolahkan anaknya.

Beliau juga sangat merasa bersyukur, karena anak laki-lakinya adalah anak yang nurut dan baik, dia tidak rewel dan minta macam-macam.

Memilik anak yang begitu ceria, hal itu menjadi penyemangat dalam hidupnya diasaat dia sedang merasa lelah.

Pada akhirnya masa-masa sulit itu berhasil dilewati oleh perempuan ini, perlahan tapi pasti hasil usaha jualan onlinenya mulai kembali meningkat omsetnya.

Sebagai rasa syukurnya, dua ingin merayakan hasil kerja jerih payahnya, perempuan ini bertanya pada anaknya apakah ada tempat yang ia kunjungi.

Baca Juga: Kisah Nyata Seorang Pemuda yang Buka Puasa Bersama Bidadari Tercantik di Surga

Dengan polosnya, anaknya berkata bahwa dia ingin sekali naik perahu, lalu perempuan ini teringat ada satu tempat wisata alam yang dulu sering dikunjunginya bersama teman-temannya.

Di tempat wisata tersebut sangat terkenal akan keindahan sungainya yang masih jernih, selain itu ada juga ada sarana tempat penyewaan perahu.

Pada saat liburan nanti, perempuan ini memutuskan akan mengajak anaknya berlibur ke tempat wisata tersebut, agar bisa puas menikmati keindahan alam.

Untuk menghindari dan tidak ingin terganggu oleh keramaian pengunjung maka perempuan ini akan mengajak anaknya pergi disaat hari kerja.

Sebelumnya perempuan ini minta izin terlebih dahulu pada sekolah dengan alasan ada acara keluarga.

Dengan hati yang begitu gembira, ibu dan anak ini pergi ke tempat wisata tersebut, sesampainya disana anak ini terlihat begitu senang.

Apalagi ketika anak itu melihat tempat penyewaan perahu, petugas penyewaan perahu bilang bahwa keputusan mereka datang pada hari itu sangat tepat.

Pasalnya jika mereka berkunjung ke tempat wisata itu pada musim libur atau diakhir pekan, kemungkinan besar mereka tidak akan kebagian perahu.

Dengan hati yang begitu gembira, perempuan itu dan anaknya langsung menaiki perahu yang dikemudikan petugas setempat.

Waktu itu sekitar pukul 3 sore, pihak yang berwenang mendapatkan laporan bahwa ada seorang perempuan yang hilang di sebuah tempat wisata.

Pihak yang berwenang segera mendatangi tempat wisata tersebut, sesampainya disana mereka melihat ada seorang anak laki-laki yang memanggil-manggil ibunya.

Ada juga seorang petugas penyewaan perahu terlihat pucat pasi, pada saat dia ditanya kronologinya, beliau berkata bahwa ibu anak ini jatuh ke sungai sepertinya terhisap oleh pusaran air di bawah air.

Dimana pusaran air itu terbentuk dari bertemunya dua atau lebih arus sungai yang berbeda arah.

Jika pusaran air ini berada di bawah permukaan air, hal itu sangat bahaya karena bisa saja dari luar airnya terlihat tenang, namun saat didekati orang bisa terhisap oleh pusaran air tersebut.

Mendengar cerita itu, petugas berwenang langsung menghubungi tim penyelamat, karena tidak bisa sembarang orang untuk mendekati pusaran air di bawah sungai itu.

Bahkan orang yang memiliki kemampuan dalam berenang pun belum tentu bisa selamat.

Pada saat itu juga tim penyelamat langsung diterjunkan untuk mencari perempuan tersebut.

Keesokan harinya sekitar pukul 9 pagi jasad perempuan tersebut baru ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.

Jasad korban ditemukan di dasar sungai kurang lebih beberapa meter dari tempat korban dilaporkan hilang.

Setelah ditemukan, jasad korban segera dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan oleh dokter forensik.

Ketika diperiksa kondisi jasad korban masih relatif bagus belum membusuk, ada busa dan darah yang keluar dari hidung dan mulut korban.

Berdasarkan penjelasan dokter forensik, hal itu terjadi ketika korban berusaha mengambil nafas dan air masuk pada saluran nafas korban.

Hingga korban terbatuk-batuk dan air itu terkocok pada saluran nafas korban, inilah yang menyebabakan terbentuknya bisa dan darah.

Selain itu pada bagian bibir jaringan di bawah kuku korban pun terlihat berwarna kebiruan, hal itu menunjukkan bahwa ada tanda mati lemas yang begitu jelas.

Pada jasad perempuan itu tidak terlihat tanda-tanda bekas kekerasan yang mengarah pada tindak pidana.

Terdapat luka memar dan lecet pada jasad korban, tapi tidak mematikan, mungkin luka itu akibat benturan benda-benda yang ada di air saat tenggelam.

Mendengar berita kematian korban, tentunya orang tua begitu sangat terpukul, karena mereka mengenal korban sebagai sosok ibu yang begitu luar biasa bagi anak sematawayangnya.

Mereka tahu, bagaimana perempuan itu berjuang keras seorang diri untung menafkahi anaknya.

Setelah kondisinya tenang dan bisa ditanyai, pengemudi perahu itu menjelaskan apa yang terjadi pada hari naas itu.

Baca Juga: Tahu kah Kamu? 3 Kisah Kehamilan Terunik yang Pernah Ada

Pada saat itu mereka sedang menaiki perahu untuk menyusuri sungai, tiba-tiba saja anak korban melihat seekor capung yang lewat.

Ketika anak korban berusaha menangkap capung tersebut hingga pada bagian belakang perahu, karena gerakan air perahu itu terguncang agak keras.

Sehingga membuat anak korban kehilangan keseimbangan dan jatuh ke sungai, saat itu korban begitu panik.

Melihat itu, korban sempat memukul-mukul bahu petugas yang sedang mengendalikan perahu, saat itu juga petugas berusaha memutar balik, tapi korban lebih dulu meloncat ke dalam air.

Petugas melihat saat itu korban berenang cukup mahir, korban berhasil membawa anaknya untuk kembali mendekat ke perahu.

Namun pada saat itu petugas menyadari kalau wajah korban tiba-tiba terlihat begitu panik seperti menyadari sesuatu.

Korban juga sempat menaikan tubuh anaknya ke atas perahu sambil berteriak "selamatkan anak saya".

Setelah itu, tubuh korban pun tenggelam dengan cepat, petugas menduga kalau korban ini terhisap pusaran air yang ada di bawah permukaan air.

Oleh sebab itu, petugas tidak loncat ke sungai dan memilih untuk segera menghubungi pihak yang berwenang.

Sekilas, apa yang dilakukan petugas ini seperti melakukan tindakan yang egois, seakan-akan dia ingin mencari aman sendiri.

Namun, sebenarnya yang dilakukan oleh petugas ini sudah benar, jika saat itu petugas memaksa loncat ke dalam sungai, sudah pasti dia akan terhisap oleh pusaran air dan ikut menjadi korban.

Jika hal itu terjadi, maka anak korban yang masih kecil akan berada di atas perahu sendirian, petugas penyelamat sempat heran.

Apabila memang benar korban terkena pusaran air yang ada di bawah, maka korban sudah pasti tidak akan kuat untuk berenang apalagi hingga menaikkan anaknya.

Pada saat regu penyelamat hendak mencari korban, mereka saja sempat kesulitan, karena saat itu memang pusaran air sangat kuat.

Memang korban bisa berenang, tapi perenang profesional yang mahir berenang sekalipun, belum tentu kuat melawan kekuatan pusaran air tersebut.

Saat itu pula Sang anak memberikan kesaksian yang dikuatkan kebenaran ceritanya oleh petugas

Ketika ibunya berenang sambil membawanya ke dekat perahu, ibunya berpesan nanti jika sampai ke perahu kamu lepaskan ibu lalai kamu naik ke atas perahu.

Mulanya anak ini sambil menangis menolak dia tidak mau melepaskan Sang ibu, dia ingin ibunya juga ikut naik ke tas perahu bersama-sama.

Tapi ibunya berkata "tidak bisa nak ibu tidak kuat karena ada yang menarik kaki ibu ke bawah".

Setelah sampai ke dekat perahu, ibunya mengangkat tubuh anaknya hingga dia bisa diraih oleh petugas, dan kata anaknya bahwa ibunya sempat berkata "ibu sayang adek" sebelum tubuh ibunya tenggelam.

Rupanya pada saat itu, korban menyadari bahwa di bawah mereka ada pusaran air, pusaran air itu yang menarik tubuh mereka berdua ke dasar sungai.

Namun, ibu ini tidak mau menyerah, dalam hati ibu ini anaknya harus selamat, karena itu dengan sisa tenaganya dia berhasil membawa anaknya ke tempat yang aman.

Walaupun pada akhirnya Sang ibu harus kehilangan nyawa demi anak kesayangannya, rasa sakit akibat kehilangan seorang ibu yang dirasakan oleh anak tidak akan hilang begitu saja.

Tapi seumur hidup Sang anak akan terus teringat, bahwa pengorbanan seorang ibu yang begitu menyayangi anaknya itu tidak terbatas.

Kasih sayang seorang ibu pada anaknya tidak akan berubah sepanjang masa, untuk para ibu di luar sana terima kasih karena kalian adalah malaikat bagi anak-anak kalian.

Baca Juga: Tahu kah Kamu? 6 Profesi Aneh dengan Upah Fantastis, Salah Satunya Hanya Rebahan

Sosok ibu adalah segalanya bagi anak-anaknya, naluri seorang ibu akan selalu mencintai, memelihara, dan menjaganya bahkan segalanya rela ia korbankan untuk anaknya.

Semoga semua yang membaca kisah nyata ini selalu diberikan kesehatan dan juga kebahagiaan.

Itulah kisah nyata pengorbanan seorang ibu yang rela melindungi dan mengorbankan nyawa untuk anak kesayangannya, semoga kisah ini bermanfaat.***

 

Editor: Yandri Adiyanda

Sumber: YouTube Dokter Stephanie


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x