Seren Taun Ciptagelar Dihadiri Raja dan Sultan

- 19 September 2017, 08:30 WIB
seren taun ciptagelar
seren taun ciptagelar

LEBAK, (KB).- Upacara adat Seren Taun ke-649 yang digelar masyarakat Kampung Gede Kasepuhan Ciptagelar, Ahad (17/9/2017), berbeda dari perayaan tahun sebelumnya. Selain dihadiri Wabup Lebak, Banten dan Wabup Sukabumi, Jawa Barat, tradisi Seren Taun kali ini dihadiri Raja dan Sultan dari seluruh nusantara. Sedikitnya ada 12 raja dan sultan yang turut menghadiri acara ini, mulai dari Raja Demak, Raja Tapanuli, Sultan NTT, NTB serta raja dan sultan lainnya. Selain itu, hadir juga dari pihak Perwakilan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS). Upacara adat Seren Taun berarti upacara penyerahan sedekah hasil panen padi selama setahun sebagai ungkapan syukur, sekaligus upaya memohon berkah kepada Tuhan Yang Maha Esa agar hasil panen tahun depan lebih melimpah. Wabup Lebak H. Ade Sumardi dalam acara tersebut secara khusus meminta kepada pihak TNGHS agar mengizinkan dibangunnya jalan yang layak oleh kedua Pemkab Lebak, karena satu-satunya akses untuk menuju wilayah masyarakat harus melewati lahan yang dikuasai TNGHS.  "Kami berharap agar pihak TNGHS mengizinkan lahannya digunakan oleh kami selaku Pemkab Lebak untuk dibangun infrastruktur jalan menuju Ciptagelar. Karena, untuk menuju perkampungan masyarakat Ciptagelar ini melalui wilayah TNGHS," kata Ade Sumardi. Sekadar diketahui, secara geografis, Kampung Gede Kasepuhan Ciptagelar memiliki wilayah administrasi mencakup tiga wilayah. Di antaranya meliputi, Kabupaten Lebak, Kabupaten Bogor, dan Kabupaten Sukabumi.  Kampung adat Ciptagelar dipimpin Sepuh Girang Abah Ugi Sugriwa Raka Siwi. Abah Ugi memegang tampuk kepemimpinan kasepuhan setelah ayahnya yakni Encup Sucipta atau yang dikenal dengan Abah Anom meninggal dunia. Sebagian besar masyarakat Ciptagelar merupakan petani, meskipun sekarang banyak yang sudah beralih profesi menjadi pedagang, tapi untuk sebagian warga yang berada di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) sama sekali tidak meninggalkan profesinya dalam menggarap lahan pertanian. Hal itu dikarenakan masyarakat Kasepuhan Adat Ciptagelar masih memegang kuat adat dan tradisi yang diturunkan. (Lugay/Job)***

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah