Bekas Tambang Liar Diduga Turut Picu Banjir Bandang

- 5 Januari 2020, 06:00 WIB

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Banten mulai melakukan analisa pemicu bencana banjir bandang yang menerjang sejumlah kecamatan di Kabupaten Lebak.

Analisa sementara terdapat tiga faktor pemicu, salah satunya diduga akibat banyaknya bekas galian tambang emas liar di kawasan hulu Sungai Ciberang, yaitu Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS).

Kepala Bidang (Kabid) Perencanaan dan Pemanfaatan Hutan (PPH) pada DLHK Banten Heri Rahmat Isnaini mengatakan, saat ini pihaknya mulai memetakan faktor yang memicu terjadinya banjir bandang di Kabupaten Lebak. Pemetaan akan menjadi acuan pemerintah daerah dalam mitigasi bencana.

Pihaknya belum bisa mengungkap penyebab pasti terjadinya banjir bandang karena pemetaan belum rampung. Akan tetapi, analisa sementara terdapat tiga penyebab umum yang muncul.

Pertama, struktur tanah di kawasan TNGHS yang labil sehingga mudah tergerus air.

Kedua, diduga akibat banyaknya lubang bekas galian penambang emas liar di TNGHS.

"Jadi air itu masuk ke lubang (galian emas) dan tidak tertampung lagi, keluar lagi," katanya saat ditemui wartawan di ruang kerjanya di kantor DLHK Banten, KP3B, Kota Serang, Jumat (3/1/2020).

Ketiga, adanya penggundulan hutan akibat alih fungsi lahan oleh warga sekitar. Material bekas penebangan pohon dibiarkan lalu terbawa air hujan ke aliran sungai dan menyangkut di konstruksi jembatan.

"Arus sungai yang kuat dan banyaknya material yang tersangkut akhirnya mengakibatkan jembatan ambrol dan itu yang menyebabkan banjir bandang," katanya.

Analisa belum bisa disimpulkan secara pasti karena masih membutuhkan data pendukung dari organisasi perangkat daerah (OPD) Pemprov Banten, serta Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Halaman:

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah