Alsintan APBD Banten 2019, Petani Diduga Jadi ‘Sapi Perah’

- 2 Juli 2020, 14:00 WIB

LEBAK, (KB).- Sejumlah petani di wilayah Kabupaten Lebak Selatan mengaku menjadi korban 'sapi perah' oknum mengatasnamakan Dinas pertanian (Distan) Banten. Sebab, untuk menggunakan Alat mesin pertanian (Alsintan) jenis combine, petani dimintai uang hingga puluhan juta rupiah.

Informasi yang dihimpun, pada tahun 2019 terdapat program bantuan Alsintan bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Banten. Aksi pungutan diduga dilakukan oleh oknum yang mengatasnamakan dari Distan Banten itu dengan cara meminta sejumlah uang kepada Kelompok tani (Poktan) sebagai pengguna Alsintan mesin alat panen padi (Combine). Tak tanggung-tanggung, oknum itu pun meminta uang hingga puluhan juta rupiah.

Hal itu salah satunya dialami Poktan di Desa Parungsari, Kecamatan Wanasalam Samanan. Ia mengaku pernah mengajukan program bantuan Alsintan jenis combine ke Distan Banten. Namun setelah mesin combine tersedia dan diantarkan ke tempat kediamannya, ia dimintai uang oleh oknum yang mengantarkan mesin combine.

”Saya ambil combine dengan biaya ongkos menggunakan uang pribadi. Tapi, saat di rumah saya malah harus menyediakan uang oleh AR yang mengaku dari Distan Banten. Karena saya tidak punya uang, akhirnya mesin combine itu dialihkan kepada petani Poktan lain, yaitu Pak Rasna,” ujarnya, Rabu (1/7/2020).

Ia mengatakan, sebenarnya ia tidak mau mempersoalkan masalah mesin combine tersebut. Namun, ia menduga memang mesin combine itu sengaja dialihkan oleh oknum yang mengaku dari Distan Banten itu ke Poktan di Desa Umbulan, Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang.

”Sudah lah pak. Yang jelas kalau ingin tahu kenapa combaine sekarang ada di salah seorang warga Desa Umbulan, Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang langsung tanya saja," katanya.

Sementara dihubungi melalui sambungan telepon, Rasna warga Desa Umbulan, Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang mengkui sempat menerima mesin combine. Namun, mesin itu kini sudah diambil lagi oleh Distan Banten.

”Ya dulu mesin combaine ada di saya. Saya kontrak satu tahun kepada oknum di Distan Banten sekitar Rp 50 jutaan. Namun anehnya, dalam perjanjian combaine itu saya kontrak satu tahun, tapi baru juga digunakan satu musim sudah diambil oleh orang dinas berinisial AR,” tuturnya.

Menurut dia, ia tidak mengetahui secara jelas keberadaan combine tersebut, apakah hasil pengajuan atau Alsintan milik Distan Banten.

Sementara itu, AR, oknum yang disebut berkaitan dengan combine, hingga sekarang belum berhasil dikonfirmasi. Dihubungi melalui sambungan WhatsApp tidak merespon. (DH)*

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah