Virus Corona Varian Delta, Kini Mendominasi Kasus Baru, Waspadai dan Kenali Gejalanya

17 Juni 2021, 16:12 WIB
Ilustrasi virus Covid-19 Varian Delta B 1617.2. dari hasil penelitian GWS tim UGM virus baru ini lebih cepat melemahkan. /Dok. Hallo Media/M. Rifa'i Azhari

KABAR BANTEN - Lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia, kini didominasi dengan temuan kasus baru virus corona varian Delta.

Berdasarkan data hingga Kamis 17 Juni 2021, terjadi lonjakan kasus Covid-19 yang ditandai dnegan munculnya virus corona varian Delta.

World Health Organization (WHO) menandai varian Delta ke dalam daftar varian virus corona yang harus diwaspadai, karena berdampak cepat menular.

Baca Juga: Jelaskan Kronologi Positif Covid 19, BCL: Semoga Jadi Orang Lebih Cerdas

Berdasarkan data, ada tambahan 9.944 kasus baru yang terinfeksi corona di Indonesia, sehingga total menjadi 1.937.652 kasus positif Covid-19.

Gejala dari infeksi varian Delta atau B1617.2 tidak jauh berbeda dari gejala yang ditimbulkan oleh infeksi virus asalnya, hanya saja gejala-gejala yang ditimbulkan akan lebih parah.

Awalnya akan mengalami gangguan pencernaan seperti sakit perut, hilangnya nafsu makan, sering mual yang berujung pada muntah-muntah.

Kemudian, mengalami gangguan pendengaran, nyeri sendi ditubuh, kepala dan tenggorokan juga terasa sakit dan tidak nyaman, layaknya orang yang sedang flu berat.

Anehnya, penderita varian Delta tidak mengalami gejala khas Covid-19 seperti sesak napas dan kehilangan indra penciuman.

Akibatnya, penderita varian Delta tetap bisa melakukan aktivitas keseharian dengan berinteraksi dengan orang banyak, sehingga berpotensi menyebarkan varian virus ini lebih luas.

Dikutip Kabar Banten dari akun instagram Kementerian Kesehatan RI @kemenkes_ri, temuan varian Delta di Indonesia terungkap dari data hasil penelitian Whole Genome Sequencing (WGS) pada Minggu, 13 Juni 2021.

 Baca Juga: Positif Covid-19, BCL Sampaikan Pesan Menyentuh, Sejumlah Selebriti Sampaikan Ini

Sebanyak 34 dari total 37 sampel telah keluar hasilnya, terdapat 3 sampel dengan kualitas buruk yang tak bisa diuji.

Ketua Tim Peneliti WGS SARS-CoV-2, FK-KMK UGM Gunadi menjelaskan bahwa ditemukan 28 dari 34 sampel atau sekitar 82 persen merupakan varian Delta.

"Faktor utama karena adanya interaksi sosial yang masif dan pelanggaran protokol kesehatan.

Terlebih saat libur Idul Fitri, arus mudik ataupun arus balik mencapai 5 sampai 6 juta orang," tutur Gunadi ..

Tingginya interaksi dan mobilitas masyarakat menyebabkan Covid-19 semakin meningkat, serta varian Delta pun kian meluas.

 Baca Juga: Kasus Covid-19 Meningkat, Dindikbud Banten Evaluasi Rencana Penerapan Belajar Tatap Muka

Varian Delta telah terbukti menimbulkan dua dampak yaitu lebih cepat menular dan mampu mempengaruhi respons sistem imun manusia.

Selain itu, varian Delta bisa menginfeksi kembali pasien Covid-19 dan makin memperlemah kekebalan tubuh pasien, terlebih untuk lansia.

"Semakin tua usia pasien maka varian Delta ini akan memperburuk kekebalan tubuh meskipun sudah divaksinasi dua dosis," ujar Gunadi.

Gunadi menghimbau agar seluruh masyarakat lebih memberikan perlindungan kepada diri sendiri dan sesame, dengan meningkatkan kedisiplinan menjalankan protokol kesehatan 3M.

 Baca Juga: Di Kabupaten Serang Banyak Nakes Puskesmas Positif Covid-19, Lalai Terapkan Ini Diduga jadi Penyebabnya

“Serta segera lakukan vaksinasi apabila sudah tiba waktunya agar mendapatkan kekebalan tubuh yang optimal,” katanya**.*

Editor: Yadi Jayasantika

Sumber: Instagram @kemenkes_ri

Tags

Terkini

Terpopuler