Pasca Isolasi Mandiri 14 Hari, Perlukah Tes PCR Ulang? Begini Penjelasan Dr Mirza

23 Juli 2021, 10:43 WIB
drg Mirza Mangku Anom. Menjelaskan tentang orang yang terkena Covid-19 tanpa gejala dan sudah isolasi mandiri selama 14 hari perlu atau tidak PCR ulang / Tangkapan layar akun Instagram @drg.mirza

KABAR BANTEN - Bagi pasien yang terinfeksi corona virus disease atai Covid-19 tanpa gejala, yang telah melalukan isolasi mandiri atau Isoman selama empat belas hari tak perlu lagi melakukan tes usap(swab) atau pun PCR.

Penjelasan terkait orang yang terkena Covid-19 tanpa gejala dan sudah isolasi mandiri tak perlu melakukan tes PCR ulang, dijelaskan oleh seorang dokter spesialis gigi yang aktif bersosial media drg Mirza Mangku Anom melalui unggahannya di akun instagram pribadinya @drg.mirza.

Sebelumnya seorang warganet melontarkan pertanyaan melalui Q&A di instagram kepada drg Mirza, terkait tes PCR setelah melakukan isolasi mandiri selama empat belas hari.

Baca Juga: Egois dan Enggan Peduli, Inilah 4 Zodiak yang Tidak Punya Rasa Empati

"Izin tanya dok, kalau sudah isoman 14 hari lebih tapi PCR masih positif apakah bisa dilihat dari CT untuk menunjukkan sudah tidak menularkan ?," tulis warganet tersebut.

Drg Mirza pun menjawab sesuai dengan ilmu yang dipelajarinya tentang Covid-19.

"Setelah isoman (tanpa gejala) selama 14 hari, tidak perlu tes swab PCR/antigen lagi. Silahkan beraktivitas kembali dan jaga prokesnya dengan disiplin ya," jawab drg Mirza.

Baca Juga: Rektor IIQ Jakarta Prof Huzaemah T Yanggo Wafat, Indonesia Kehilangan Sosok Perempuan Ahli Hukum Islam

Dia juga melanjutkan jawabannya, bila pengecekan ulang tes swab PCR hanya dibutuhkan bagi pasien Covid-19 dengan gejala yang berat.

"Tes PCR ulang hanya diperlukan bagi pasien covid dengan gejala yang berat saja. Bagi yang gejala ringan tidak diperlukan tes PCR ulang. Sementara bagi pasien bergejal berat perlu dilakukan tes PCR ulang untuk dinyatakan sembuh. Semoga jangan bingung lagi ya," tulis dia.

Dia juga menjelaskan, mengenai donor plasma konvalesen yang dianggap dapat membantu menyembuhkan pasien Covid-19.

Baca Juga: Simak, Inilah 5 Alasan Gemini Tidak Disukai Orang Lain Menurut Astrologi

"Terimakasih banyak sekali orang baik yang telah sembuh dari Covid-19 dan ingin menjadi pendonor plasma konvalesen," tulisnya.

"Tapi ada hal penting yang harus kita ketahui bersama, bahwa syarat utama pendonor adalah telah sembuh dari Covid-19 dengan gejala berat," sambung drg Mirza.

Sementara bagi mantan pasien Covid-19 dengan gejala ringan tidak diperkenankan untuk melakukan donor plasma konvalesen.

Baca Juga: Pemerintah Gencar Vaksinasi, Birokrasi Dinilai Persulit Rakyat, Netizen Pertanyakan Faedah e-KTP

"Jadi kalau yang gejala ringan dan sedang, tidak bisa menjadi pendonor plasma konvalesen," tulis dokter spesialis gigi yang membuka praktek di Yogyakarta tersebut.

Dalam kepsyen unggahannya tersebut, drg Mirza juga menjelaskan sedikit soal plasma konvalesen yang banyak diburu para penyintas Covid-19.

"Karena dibutuhkan titer antibodi yang cukup untuk dijadikan donor plasma. Biasanya penyintas Covid-19 dengan gejala berat memiliki titer antibodi lebih besar dari yang gejala ringan atau sedang," tulisnya.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Gambar yang Paling Menarik Perhatianmu Ungkap Kekuatan dalam Diri

Namun, kata dia, tidak menutup kemungkinan bagi penyintas Covid-19 dengan gejala ringan hingga sedang juga memiliki titer antibodi yang cukup besar.

"Itulah kenapa sebelum kamu donor plasma konvalesen akan dites serulogy dulu untuk melihat berapa besar titer antibodi yang kamu miliki," tulis drg Mirza.

Dia pun menyarankan kepada warganet untuk selalu update tentang Covid-19, agar tidak bingung dan mudah dibuat bingung oleh orang lain. "Ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang dinamis, selalu update," tulis dia. ***

Editor: Yomanti

Tags

Terkini

Terpopuler