Lava Mulai Mengalir ke Laut, Aktivitas Gunung Anak Krakatau Meningkat, Warga Banten dan Lampung Harap Tenang

26 April 2022, 05:58 WIB
Gunung Anak Krakatau atau GAK tampak mengeluarkan pijar berwarna oranye dan telah naik level dari II ke III. /Tangkapan layar YouTube Indonesia Volcano Monitoring

KABAR BANTEN-Dari hasil pengamatan erupsi Gunung Anak Krakatau (GAK) terekam hal mengejutkan, bahwa lava mulai mengalir dan masuk ke laut.

Aktivitas erupsi Gunung Anak Krakatau, teramati lava mulai mengalir dan masuk ke laut 23 April 2022 sekitar pukul 12.19 WIB.

Pengamatan atas erupsi Gunung Anak Krakatau yang menunjukkan lava mulai mengalir dan masuk ke laut tersebut, dilakukan selama periode 1-24 April 2022.

Dikutip kabarbanten.pikiran-rakyat.com dari VSI ESDM pada 25 April 2022, berikut ini hasil pengamatan erupsi Gunung Anak Krakatau.

Baca Juga: Detik-detik Erupsi Gunung Anak Krakatau, Tinggi Kolom Abu Teramati, Intensitas Tebal ke Arah Barat Daya

Pengamatan Visual

Secara visual, tinggi hembusan asap selama periode 1 - 24 April 2022 dari arah Pos PGA Pasauran dan Kalianda serta dari CCTV umumnya jelas hingga tertutup kabut. 

Namun saat cuaca cerah teramati hembusan asap kawah berwarna putih dengan intensitas tipis hingga tebal, tinggi kolom hembusan sekitar 25 –3000 meter dari atas puncak Gunung Anak Krakatau.

Dengan angin lemah hingga kencang kearah utara, timur laut, timur, tenggara, selatan, barat daya, barat dan barat laut. 

Selain itu, teramati letusan dengan tinggi kolom 50 - 2000 meter dari atas puncak. Kolom abu letusan berwarna putih, kelabu hingga kehitaman dengan dominan arah angin ke tenggara dan selatan.

Pengamatan Instrumental

Kegempaan Gunung Anak Krakatau selama periode tersebut, ditandai dengan terekamnya aktivitas berikut ini:

- 21 kali gempa letusan

- 155 kali gempa jembusan

- 14 kali Harmonik

- 121 kali gempa Low Frequency

- 17 kali gempa Vulkanik Dangkal

- 38 kali gempa Vulkanik Dalam

- Tremor Menerus dengan amplitudo 0.5 - 55 mm (dominan 50mm)

- Terekam 2 kali gempa Tektonik Lokal

- 6 kali gempa Tektonik Jauh

 dan 1 gempa Terasa dengan skala I MMI. 

Energi aktivitas vulkanik yang dicerminkan dari nilai RSAM (real-time seismic amplitude measurement) menunjukkan pola fluktuasi dengan kecenderungan meningkat tajam sejak 15 April 2022.

Sementara, inflasi pada tubuh Gunung Anak Krakatau teramati sejak tanggal 18 April 2022 dan sedikit mulai intens teramati sejak tanggal 22 April 2022.

Berdasarkan evaluasi dari hasil pengamatan itu, disebutkan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau saat ini masih dalam periode erupsi menerus.

Dengan perubahan erupsi yang semula dominan abu menerus, menjadi tipe strombolian menghasilkan lontaran-lontaran lava pijar pada tanggal 17 April 2022. 

"Dan pada tanggal 23 April 2022 sekitar pukul 12:19 WIB, teramati lava mengalir dan masuk ke laut," demikian keterangan VSI ESDM.

Dari hasil estimasi energi seismik saat ini, juga teramati meningkat tajam bersamaan.

Bukan hanya membesarnya amplitudo Tremor yang menerus, namun kejadian erupsi semakin intens.

Peningkatan tersebut, ternyata diikuti pula dengan hasil pengukuran deformasi yang menunjukkan fluktuasi pola inflasi dan deflasi.

Data emisi SO2 berdasarkan pantauan satelit Sentinel-5 (Tropomi) menunjukkan emisi SO2 mulai teramati pada:

- 14 April dengan SO2 sebesar 28,4 ton/hari,

- 15 April 68,4 ton/hari

- 17 April semakin meningkat dengan 181,1 ton/hari dan  

- 23 April melonjak drastis dengan 9219 ton/hari.

Berdasarkan pantauan SO2 dari magma ini, berkorelasi dengan peningkatan aktivitas erupsi Gunung Anak Krakatau saat ini.

Peningkatan SO2 yang signifikan mengindikasikan adanya suplai magma baru dan adanya material magmatik yang keluar ke permukaan berupa lontaran material pijar yang diikuti oleh aliran lava.

Data pemantauan visual dan instrumental serta pantauan emisi SO2, juga menunjukkan aktivitas Gunung Anak Krakatau ada kecenderungan meningkat.

Itu artinya, belum menunjukkan adanya penurunan aktivitas vulkanik.

Dalam keterangannya, juga diuraikan potensi bahaya yang berdasarkan Peta Kawasan Rawan Bencana (KRB), menunjukan hampir seluruh tubuh G. Krakatau yang berdiameter 2 Km merupakan kawasan rawan bencana.

Berdasarkan data-data visual dan instrumental potensi bahaya dari aktivitas Gunung Anak Krakatau, lontaran material pijar dalam radius 2 km dari pusat erupsi l.

"Namun kemungkinan lontaran akan menjangkau jarak yang lebih jauh," demikian keterangan tersebut.

Sedangkan sebaran abu vulkanik, tergantung dari arah dan kecepatan angin dapat menjangkau kawasan yang lebih jauh.

Dalam kesimpulannya, hasil pemantauan visual dan instrumental menunjukkan adanya kenaikan aktivitas yang semakin signifikan.

Selain itu, tingkat aktivitas Gunung Anak Kraktau dinaikkan dari Waspada (Level II) menjadi Siaga (Level III) terhitung sejak tanggal 24 April 2022, pukul 18.00 WIB.

Sehubungan dengan tingkat aktivitas G. Anak Krakatau berada pada Level III (Siaga), masyarakat, pengunjung, wisatawan, pendaki, tidak diperbolehkan mendekati Gunung Krakatau dalam radius 5 km dari kawah aktif.

Disebutkan, Badan Geologi akan terus berkordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)/ Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten.

Selain itu, juga dengan BPBD Provinsi Lampung atau Kabupaten Lampung Selatan, BPBD Kabupaten Pandeglang dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Dalam imbauannya, masyarakat di wilayah pantai Provinsi Banten dan Lampung harap tenang.

"Jangan mempercayai isu-isu tentang erupsi Gunung Krakatau yang akan menyebabkan tsunami," tulis dalam keterangan tersebut.***

Editor: Yadi Jayasantika

Sumber: VSI ESDM

Tags

Terkini

Terpopuler