Sambut Lebaran Idul Fitri 1443 H, Puan Kisahkan Peran Bung Karno dan KH Wahab di Balik Istilah Halal Bihalal

1 Mei 2022, 20:00 WIB
Puan Maharani saat bersama anggota Fatayat NU. /

KABAR BANTEN - Ketua DPR Puan Maharani mengucapkan selamat Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijrah kepada seluruh umat Islam yang akan merayakan pada Senin 2 Mei 2022.

Puan Maharani menyampaikan rasa syukur karena momen Lebaran kali ini situasi pandemi Covid-19 sudah melandai sehingga warga bisa pulang ke kampung halaman.

Puan Maharani pun berharap momen Lebaran ini bisa dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat muslim di tanah air untuk menjalin halal bihalal antar sesama.

Baca Juga: Peringatan May Day, Puan Tegaskan Komitmen Mengawal Keberpihakan Regulasi pada Buruh

Halal bihalal sendiri adalah istilah yang muncul setelah pertemuan antara Presiden pertama RI Soekarno dan ulama pendiri Nahdlatul Ulama, KH Abdul Wahab Hasbullah.

Puan mengisahkan, pada 1948 atau tiga tahun pasca merdeka, Indonesia dilanda gejala disintegrasi bangsa.

Para elite politik saling bertengkar, tidak mau duduk dalam satu forum, sementara pemberontakan terjadi di mana-mana.

Baca Juga: Autokritik Puan Maharani untuk Peningkatan Kinerja Legislasi DPR

Di pertengahan bulan Ramadhan tahun 1948, Bung Karno pun memanggil KH Wahab Chasbullah ke istana negara untuk dimintai pendapat dan sarannya dalam mengatasi situasi politik Indonesia yang tidak sehat.

Kemudian KH Wahab memberi saran kepada kakek Puan Maharani itu untuk menyelenggarakan silaturahim, sebab sebentar lagi Hari Raya Idul Fitri.

"Mendengar saran itu, Bung Karno menyanggah dan menganggap silaturahim memang sudah biasa dilakukan umat Islam tiap lebaran," ujar Puan, Minggu 1 Mei 2022.

Baca Juga: Puan Maharani InginTolok Ukur Program Legislasi Kedepankan Kualitas, Ini Masukan Para Ahli

KH Wahab pun akhirnya mengusulkan istilah halal bihalal pada Bung Karno. KH Wahab saat itu menganggap para elite politik tidak mau bersatu karena mereka saling menyalahkan.

"Saling menyalahkan itu kan dosa. Dosa itu haram, supaya mereka tidak punya dosa maka harus dihalalkan. Sehingga silaturahim nanti kita pakai istilah halal bihalal," ujar KH Wahab kepada Bung Karno kala itu.

Dari saran KH Wahab itulah, kemudian Bung Karno pada hari raya Idul Fitri mengundang semua tokoh politik untuk datang ke Istana Negara.

Baca Juga: Elektabilitas Puan Maharani Meningkat, Masinton : Bukan Polesan Pencitraan tapi Sukses Pimpin DPR

Acara silaturahim itu kemudian diberi tajuk halal bihalal.

Sejak saat itulah instansi-instansi pemerintah yang merupakan orang-orang Bung Karno menyelenggarakan halal bihalal, yang kemudian diikuti juga oleh masyarakat secara luas.

"Jadi, Bung Karno bergerak menyebarkan istilah halal bihalal lewat instansi pemerintah, sementara KH Wahab menggerakkan warga melalui institusi non formal," kata Puan.

Baca Juga: Arus Mudik 2022 di Pelabuhan Merak Banten: H-1, 760.911 Orang dan 180.465 Kendaraan Menyeberang ke Sumatera

Istilah halal bihalal pun akhirnya masih terus dipakai sampai hari ini sebagai kegiatan rutin dan budaya Indonesia setiap perayaan Idul Fitri.

"Semangat yang digagas oleh KH Wahab dan Bung Karno soal halal bihalal selalu relevan untuk terus memupuk persatuan Indonesia yang penuh keberagaman," tutur Puan.***

Editor: Maksuni Husen

Tags

Terkini

Terpopuler