Waspadai Wabah Baru, Monkeypox atau Cacar Monyet Mengintai Dunia, Begini Gejalanya

27 Juli 2022, 19:22 WIB
Ilustrasi Monkeypox atau cacar monyet-Waspadai wabah baru setelah Covid-19 mereda, kini sedang mengintai dunia dengan gejala demam dan ruam. /UNSPLASH/@desrecits

KABAR BANTEN-Setelah Covid-19 dan varian terdengar mereda, kini wabah baru mengintai dunia yang bernama monkeypox atau cacar monyet.

Wabah monkeypox atau cacar monyet pertama kali ditemukan pada 6 Mei 2022 di Inggris, kini penyebarannya di dunia terus meluas. 

Sudah sebanyak 17.156 orang di 75 negara dikonfirmasi terinfeksi monkeypox sampai 27 Juli 2022.

Dari jumlah negara yang dikonfirmasi terinfeksi tersebut, 69 diantaranya bukan negara endemis monkeypox. 

Spanyol adalah negara dengan jumlah kasus monkeypox terbanyak, disusul Amerika Serikat dan Perancis.

Lalu bagaimana dengan Indonesia, Juru Bicara Covid-19 Kementerian Kesehatan, Moh. Syahril mengungkapnya.

Dia menyebutkan bahwa hingga saat ini belum ditemukan kasus konfirmasi monkeypox atau cacar monyet di tanah air.

Sebelumnya, ada 9 kasus yang diduga terinfeksi monkeypox. Namun usai dilakukan pemeriksaan PCR, kesembilan orang tersebut dinyatakan negatif monkeypox.

''Alhamdulillah, sampai saat ini belum ditemukan kasus monkeypox di Indonesia," ucapnya dikutip dari laman resmi Kementerian Kesehatan, pada Rabu, 27 Juli 2022. 

Meski demikian, Kementrian Kesehatan melakukan berbagai mitigasi untuk mengantisipasi masuk dan menyebarnya monkeypox di Indonesia.

Antisipasi itu diantaranya memperkuat pemeriksaan surveilans di pintu masuk ke negara baik darat, laut dan udara.

Bukan hanya itu, pihaknya juga meminta seluruh dinkes provinsi dan Kabupaten dan Kota, KKP, laboratorium, rumah sakit, puskesmas dan fasyankes lainnya untuk meningkatkan kewaspadaan.

"Terutama pasca penetapan monkeypox sebagai PHEIC oleh WHO pada 23 Juli lalu," katanya.

Kementerian Kesehatan juga telah menyiapkan dua laboratorium rujukan pemeriksa monkeypox di Indonesia.

Kedua laboratorium itu adalah Pusat Studi Satwa Primata LPPM IPB dan Laboratorium Penelitian Penyakit Infeksi Prof. Sri Oemiyati BKPK.

Untuk pencegahan di tingkat masyarakat, Syahril mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan diri.

"Dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan seperti menghindari kerumunan," katanya.

Lalu mencuci tangan dengan sabun atau alkohol, menggunakan masker serta membudayakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Prokes, kata Jubir Syahril masih menjadi cara paling ampuh untuk mencegah monkeypox.

"Mengingat karakteristiknya yang hampir mirip dengan Covid-19, yakni self limiting disease atau bisa sembuh sendiri,"jelasnya.

Dengan gejala yang muncul sekitar 2 sampai 4 minggu, serta belum adanya obat khusus ataupun vaksin untuk monkeypox.

''Prokes adalah kebutuhan wajib kita untuk menghindari penularan baik dari Covid-19 maupun penyakit infeksi emerging lainnya termasuk Monkeypox dan Hepatitis Akut,'' pesan Jubir Syahril.

Walaupun gejalanya cenderung ringan bahkan sembuh sendiri, monkeypox bisa menjadi penyakit derajat berat dan berpotensi menyebabkan komplikasi penyakit.

"Seperti infeksi sekunder, bronkopneumonia, sepsis, dan ensefalitis, infeksi kornea," katanya.

Lebih lanjut di mengataka, kondisi itu menyebabkan kebutaan manakala tidak segera mendapatkan penanganan medis.

Untuk gejalanya, juga dijelaskan agar masyarakat segera memeriksakan diri jika mengalami demam dan ruam.

''Apabila mengalami gejala demam dan ruam, harap memeriksakan diri ke fasilitas layanan kesehatan terdekat jika mengalami gejala serupa,'' ucapnya.***

Editor: Yadi Jayasantika

Sumber: Kementerian Kesehatan

Tags

Terkini

Terpopuler