Ustadz Adi Hidayat Ungkap Pemilik Rumah Jalan Pegangsaan Timur No.56, Tempat Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

14 Agustus 2022, 16:55 WIB
Ustadz Adi Hidayat mengungkapkan pemilik rumah di jalan Pegangsaan Timur No.56 Jakarta, tempat proklamasi kemerdekaan Indonesia pertama dibacakan. /Tangkapan layar /YouTube Kajian Islam

KABAR BANTEN - Tinggal menghitung hari, rakyat Indonesia akan merayakan hari ulang tahun atau HUT ke 77 Kemerdekaan Indonesia.

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia berawal dari sebuah rumah yang terletak di Jalan Pegangsaan Timur No.56, Jakarta.

Momen bersejarah Kemerdekaan Indonesia tersebut, selalu diingat. Dimana pembacaan teks Proklamasi dilakukan di rumah jalan Pegangsaan Timur No.56, Jakarta, pada Jumat 17 Agustus 1945, pukul 10.00 WIB.

Namun, banyak yang belum tahu, bahwa rumah yang terletak di jalan Pegangsaan Timur No.56, Jakarta tempat pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tersebut milik siapa.

Baca Juga: Sambut 17 Agustus HUT ke 77 RI, Kenang Perjuangan Sukarno: Ternyata Pernah 7 Kali Dipenjara dan Diasingkan

Dikutip Kabar Banten dari kanal youtube Kajian Islam, Ustadz Adi Hidayat menceritakan tentang siapa pemilik rumah jalan Pegangsaan Timur No.56 Jakarta.

“Kalau jalan saja, semua juga ada, tapi nomor adalah mempunyai kedudukan yang penting. Jalan Pegangsaan Timur No.56, dimana teks proklamasi dibacakan,” kata Ustadz Adi Hidayat.

Ia menuturkan, pemilik rumah, jalan Pegangsaan Timur No.56, Jakarta, yang dijadikan pembacaan teks proklamasi adalah milik seorang pengusaha muslim.

“Ternyata jalan Pegangsaan Timur No.56, Jakarta, itu adalah seorang pengusaha muslim, keturunanan Yaman yang sangat cinta dengan NKRI. Namanya Syekh Faradz Bin Marta,” ujar Ustadz Adi Hidayat.

Baca Juga: Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Dirumuskan 3 Orang Ditulis Soekarno, Berikut Naskah Asli dan Ketikannya

Beliau, kata Ustadz Adi Hidayat, mewakafkan rumahnya hanya untuk pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Diceritakan, Ir Soekarno datang ke rumah itu dalam keadaan lemas.

“Ada penyakit dalam tubuh Soekarno, kemudian diberikan madu oleh pengusaha Yaman tersebut. Alhasil, siangnya sudah fresh dan badan yang baik, maka digelorakan kemerdekaan yang disampingnya ada Bung Hatta,“ tuturnya.

Proklamasi 17 Agustus tersebut, memiliki saham yang kuat dari perjuangan-perjuangan para ulama. Oleh karena itu, kata dia, kata takbir yang digelorakan Bung Tomo dari Surabaya adalah Allah Akbar.

“Kalau diterjemahkan dalam bahasa Indonesia takbir itu adalah, Allah yang maha besar, Allah yang maha kuasa. Kalimat Allah yang maha kuasa itu adalah NKRI, mengapresiasi dan menanamkan dalam UUD 1945,” ucapnya.

Merunut sejarah, bila dibacakan dalam UUD 1945, dalam pembukaan disebutkan, atas berkat rahmat Allah yang maha kuasa.

“Kalimatnya Allah, tiada yang lain lagi. Dan dengan didorongkan keinginan yang luhur.Kata luhur itu setelah kalimat Allah yang maha kuasa dan diletakkan yang akhir.Dari dulu ingin merdeka, siapa yang mempercepat keinginan luhur itu, yakni Allah yang maha kuasa,” ungkapnya.***

Editor: Kasiridho

Sumber: YouTube Kajian Islam

Tags

Terkini

Terpopuler