Sri Mulyani Ungkap Harga Seharusnya Pertalite, Solar, dan Gas 3 Kg: Golongan Ini Lebih Banyak Menikmati

28 Agustus 2022, 21:14 WIB
Menkeu Sri Mulyani Indrawati ungkap harga seharusnya Pertalite, SOlar, dan Elpiji 3 kg dan membeberkan golongan masyarakat yang lebih banyak menikmati. /Kementerian Keuangan

KABAR BANTEN-Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati membeberkan subsidi BBM (Bahan Bakar Minyak) beserta kompensasi yang menjadi Rp504,2 triliun.

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengungkap konsekuensinya anggaran subsidi BBM dan kompensasi telah dinaikkan 3 kali lipat dari sebelumnya menjadi Rp502,4 triliun.

Kebijakan anggaran subsidi BBM dan kompensasi yang telah naik 3 kali lipat dari sebelumnya menjadi Rp502,4 triliun tersebut, kata Menkeu Sri Mulyani, ditetapkan melalui Perpres Nomor 98 Tahun 2022.

Berikut penjelasan Menkeu Sri Mulyani Indrawati yang dikutip kabarbanten.pikiran-rakyat.com dari akun Instagramnya @smindrawati, pada Sabtu, 27 Agustus 2022.    

Dalam postingannya tersebut, Menkeu Sri Mulyani Indrawati menunjukkan kebijakan subisidi BBM beserta harga BBM terkini berupa PErtalite, solar, dan elpiji 3 kg.

Solar

Subsidi sekitar 63,1 persen

Harga seharusnya Rp13.390 per liter

Harga jual ecer Rp5.150 per liter

Selisih harga Rp8.800 per liter.

Pertalite

Subsidi 47,1 persen

Harga seharusnya Rp14.450 per liter

Harga jual ecer Rp7.650 per liter

Selisih harga Rp6.800 per liter

Elpiji 3 kg

Subsidi 77 persen

Harga seharusnya Rp18.500 per kilogram

Harga jual ecer Rp4.250 per kilogram

Selisih harga Rp14.250 per kilogram

Selain itu, Sri Mulyani Indrawati juga menunjukkan penyesuaian belanja subsidi dan kompensasi BBM dan fakta penerima subsidi BBM.

Dalam keterangannya, dia pun menyertakan penjelasan soal kebijakan subsidi BBM sebagai berikut.

Di tengah badai ketidakpastian global, APBN terus bekerja keras sebagai shock absorber untuk melindungi daya beli masyatakat dan ekonomi nasional dari guncangan yang terjadi.

Konsekuensinya anggaran subsidi dan kompensasi telah dinaikkan 3 kali lipat dari sebelumnya menjadi Rp502,4 T melalui Perpres 98/2022, dengan harapan agar daya beli masyarakat dapat dijaga serta trend pemulihan ekonomi tetap berlanjut dan semakin menguat.

Mencermati perkembangan terkini diperkirakan. harga minyak mentah masih terus naik akan mencapai 105 Dolar AS per barel pada akhir tahun, lebih tinggi dari asumsi makro pada Perpres 98/2022, yaitu 100 Dolar AS per barel.

Nilai tukar US Dollar terhadap Rupiah juga berada di angka Rp14.700, lebih tinggi dari asumsi sebesar Rp14.450.

Sejalan aktivitas ekonomi yang makin pulih dan mobilitas yang meningkat, kuota volume BBM bersubsidi yang dianggarkan dalam APBN 2022 diperkirakan akan habis pada Oktober 2022.

Apabila terus dibiarkan, anggaran subsidi dan kompensasi harus ditambah. Namun, masalahnya, siapa yang menikmati anggaran subsidi ini?.

Dari data yang ada, ternyata BBM bersubsidi lebih banyak dinikmati oleh golongan masyarakat yang lebih mampu.

Anggaran subsidi jadi salah sasaran dan tidak adil. Bukan mengurangi kemiskinan, tapi justru menciptakan kesenjangan.

Di sisi lain, anggaran sebesar Rp502,4 triliun untuk subsidi energi sebenarnya bisa dipakai untuk membiayai begitu banyak pembangunan yang lebih bermanfaat bagi masyarakat luas dan tepat sasaran.

Untuk itu, kebijakan subsidi dan kompensasi akan disesuaikan agar APBN dapat memberikan lebih banyak manfaat bagi masyarakat.

Itulah penjealsan Menkeu Sri Mulyani Indrawati soal kebijakan BBM berupa harga seharusnya solar, Pertalite, dan elpiji 3 kg beserta data penggunanya yang lebih banyak adalah masyarakat golongan mampu.***

Editor: Yadi Jayasantika

Sumber: Instagram @smindrawati

Tags

Terkini

Terpopuler