Harga BBM Subsidi Terbaru, Berlaku 3 September 2022, Pertalite, Solar dan Pertamax

3 September 2022, 15:26 WIB
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengumumkan harga BBM jenis Pertalite, Solar dan Pertamax terbaru yang berlaku mulai Sabtu 3 September 2022 pukul 14.30 WIB. /Tangkapan layar /YouTube Sekretariat Presiden

KABAR BANTEN - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia (ESDM) Arifin Tasrif mengumumkan harga BBM subsidi yang mulai berlaku 3 September 2022.

Kenaikan harga BBM subsidi tersebut sejak satu jam usai diumumkan yakni Sabtu 3 September 2022 pukul 14.30 WIB.

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan pada Sabtu 3 September 2022 pukul 13.30 WIB pemerintah memutuskan untuk menyesuaikan harga BBM subsidi.

Harga BBM subsidi yang baik tersebut yakni Pertalite dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10.000 per liter.

Solar subsidi dari Rp5.150 per liter naik jadi Rp6.800 per liter, Pertamax non subsidi dari Rp12.500 naik menjadi Rp14.500 per liter.

"(Kenaikan harga BBM subsidi) Ini berlaku satu jam sejak saat diumumkan penyesuaian harga ini jadi akan berlaku pukul 14.30 WIB," ujarnya melalui siaran pers yang ditayangkan melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Sabtu 3 September 2022.

Baca Juga: Harga BBM Resmi Naik, Pemerintah Siapkan 3 Bantuan untuk Masyarakat, Apa Saja?

Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati mengatakan presiden telah menyampaikan kepada masyarakat kenaikan subsidi yang disediakan dari APBN.

Bahwa telah disampaikan anggaran subsidi yang selama ini dalam Perpres 98 dimana pemerintah sudah menaikan subsidi tiga kali lipat dalam bentuk kenaikan subsidi BBM dan LPG dari tadinya hanya Rp77,5 triliun jadi Rp149,4 triliun.

Sedangkan untuk listrik dari Rp56,5 triliun naik Rp59,6 triliun dan kompensasi BBM dari Rp18,5 triliun menjadi Rp252,5 triliun.

Baca Juga: Harga BBM Resmi Naik, Berlaku Mulai 3 September 2022, Presiden Jokowi Ungkap Alasan Kenaikan

Kompensasi listrik naik dari 0 jadi Rp41 triliun sehingga total subsidi dan kompensasi untuk BBM LPG listrik mencapai Rp502,4 triun.

"Angka Rp502,4 triliun dihitung berdasarkan rata rata ICP yang bisa mencapai 105 dolar per barel dengan kurs Rp14.700 per dolar Amerika dan volume dari pertalite yang diperkirakan akan mencapai 29 juta kilo liter dan volume solar bersubsidi adalah 17,44 juta kilo liter," ujarnya.***

Editor: Kasiridho

Sumber: YouTube Sekretariat Presiden

Tags

Terkini

Terpopuler