7 Jendral TNI dan 1 Perwira Jadi Korban Keganasan Peristiwa G30S PKI, Berikut Biografinya

27 September 2022, 17:01 WIB
Ilustrasi gambar 7 jendral TNI dan 1 perwira yang menjadi korban peristiwa G30S PKI. /Tangkapan layar /youtube Calon Magister

KABAR BANTEN - Keganasan G30S PKI yang merupakan gerakan percobaan pemberontakan menimbulkan korban jiwa sejumlah jendral TNI.

Dengan intrik PKI yang sudah masuk ke jaringan atas, karena secara the fakta mereka adalah pemenang pemilu ke empat dan memiliki banyak pengaruh di lingkup Kepresidenan hingga akhirnya meletuslah tragedi G30S PKI yang membuat 7 jendral TNI dan 1 perwira jadi korban.

Dengan ide yang didukung oleh negara luar seperti Soviet dan RRC, PKI semakin besar dengan kedekatannya dengan Bung Karno, hingga pada titik tertentu sebelum peristiwa G30S PKI terjadi, Bung Karno pernah menyampaikan dan tertarik dengan sistem Nasakom, namun dengan tegas ditolak oleh TNI angkatan darat.

Hal tersebut rupanya membuat kelompok PKI merasa tidak senang dengan TNI angkatan darat, dan menganggap mereka sebagai batu sandungan. Maka dihembuskanlah isu dewan Jendral, tujuannya sebagai intervensi terhadap Bung Karno.

Dikutip Kabar Banten dari YouTube Chanel Calon Magister, berikut biografi 7 jendral TNI dan 1 perwira korban keganasan PKI pada peristiwa G30S PKI.

1. Jendral TNI anumerta Ahmad Yani

Lahir di Purworejo Jawa Tengah, 19 Juni 1922.

Wafat di Lubang Buaya, Jakarta, 1 Oktober 1965, dalam usia 43 Tahun. Adalah komandan TNI angkatan darat, diculik dari rumahnya.

Ahmad Yani terbunuh di rumahnya di jalan latuhar hari Menteng Jakarta Pusat, di kepung pasukan dan ketika melawan terjadilah penembakan terhadapnya

2. Letjen TNI anumerta, S Parman.

Lahir di Wonosobo, Jawa Tengah, 4 Agustus 1918.
Wafat di Lubang Buaya Jakarta, 1 Oktober 1965. Pada usia 47 tahun.

Seorang tokoh militer angkatan darat yang di bunuh di Lubang Buaya oleh gerakan G 3) S.dan dimakan di taman makam pahlawan Kalibata.

Semasa hidup, S Parman pernah mengenyam pendidikan di Amerika serikat pada tahun 1951. Ia pernah menjadi kepala staf markas besar polisi tentara di Yogya Karta pada Desember 1945.

Sebagai staf Gubernur Militer Jakarta Raya pada 1949, Kepala staf hingga atase militer di London pada 1959.

3 Letjen anumerta, R Suprapto

Lahir di Purwokerto, Jawa Tengah, 20 Juni 1920. Meninggal di Lubang Buaya Jakarta, 1 Oktober 1965 pada usia 45 tahun.
Ia merupakan salah satu korban dalam gerakan G 30 S PKI, dan di makamkan di Taman Makam Pahlawan Kali Bata.

Pada masa pemerintahan Jepang di Indonesia ia sempat di tawan dan di masukan ke dalam penjara, namun berhasil kabur. Terakhir ia menjabat sebagai kepala staf angkatan darat untuk wilayah Sumatra.

4. Letjen anumerta Isaac Panjaitan

Lahir di Balige, Sumatra Utara,9 Juni 1925.
Meninggal di Lubang Buaya Jakarta , 2 Oktober, 1965. Pada usia 40 tahun.ia sebagai pahlawan revolusi, dan di makamkan di taman makam Pahlawan Kali Bata Jakarta.

DI Panjaitan, merupakan sosok yang gemar musik klasik dan merpukan penganut protestan yang taat. Setelah pengakuan kedaulatan ia ditunjuk menjadi kepala operasi di Medan, lalu di pindah ke teritorum Sumsel. Serta menjadi atase militer di Bonn Jerman, selanjutnya menjadi deputi KASAD, dengan pangkat Kolonel.

5. Mayjen anumerta Sutoyo Siswomiharjo.

Lahir di Kebumen, Jawa Tengah,pada 24 Agustus, 1922. Sebelum menjadi Tentara,dia sempat menjadi PNS di kantor Bupati Purworejo, namun berhenti pada tahun 1944.

Pada tahun 1954, ia diangkat menjadi kepala staf Markas Besar Polisi Militer, dua tahun kemudian bertugas di London sebagai atase Militer Indonesia di Inggris.

Kemudian diangkat menjadi pejabat sementara inspektur Kehakiman angkatan Darat(IRKEH AD)

Berkat pengetahuan yang cukup dan pengalaman di bidang hukum, pada tahun 1961 Sutoyo diangkat sebagai inspektur Kehakiman /oditur Jendral Angkatan darat.

6. Letjen anumerta MT Haryono.

Lahir di Surabaya, Jawa Timur,20 Januari 1924. Meninggal di Lubang Buaya, Jakarta, 1 Oktober 1965. Pada usia 41 tahun, di makam kan di TMP Kali Bata

MT Haryono, menguasai empat bahasa, yakni bahasa Indonesia,Belanda,Inggris,Jerman. Ia sempat bertugas di Belanda sebagai atase Militer Indonesia hingga akhir tahun 1964. Dan menjadi deputi 3 menteri Angakatan Darat.

7. Brigjen anumerta Katamso

Lahir di Sragen,Jawa Tengah,5 Pebruari 1923. Meninggal di Yogya Karta,1 Oktober 1965. Pada usia 42 tahun.

Ia adalah salah satu pahlawan nasional. Dan mantan Komandan KOREM 072 /Pamungkas .

Katamso adalah salah satu yang terbunuh dalam gerakan 30 September, ia di makamkan di TMP,Kusuma Negara Yogya Karta.

8. Kapten anumerta Piere Tendean

Lahir 21 Pebruari 1939, meninggal 1 Oktober 1965. Pada usia 26 tahun, ia seorang perwira militer Indonesia yang menjadi korban G 30 S. Tahun 1965. Sebagai ajudan Jendral AH Nasution.

Pada waktu dini hari pasukan Cakrabirawa mendatangi kediaman Jendral Ah Nasution. Namun yang ditemui Piere Tendean. Dia mengaku bahwa dia adalah orang yang di maksud, maka ia langsung di tangkap dan di eksekusi di lubang buaya.

Demikian biografi 7 jendral TNI yang menjadi korban pada peristiwa G30S PKI.***

Editor: Kasiridho

Sumber: YouTube Calon Magister

Tags

Terkini

Terpopuler