Menilik Sejarah Panjang Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia

31 Juli 2023, 07:44 WIB
Ilustrasi sejarah panjang proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia. /Freepik-catalyststuff/

KABAR BANTEN -  Tanggal 17 Agustus 2023 Indonesia akan merayakan Hari Ulang Tahun atau HUT ke 78 kemerdekaan RI.

 

Diketahui, Indonesia melewati perjalanan panjang untuk mencapai dan mendapatkan kemerdekaan.

Di dalam meraih kemerdekaan Indonesia, Ir Soekarno mengumumkan melalui proklamasi.

Baca Juga: Intip Makna, Tema, dan Filosofi Logo HUT ke-78 Kemerdekaan RI Pilihan Presiden Jokowi

Proklamasi tersebut diketahui merupakan pernyataan bangsa Indonesia kepada dunia tentang kemerdekaan yang diraihnya.

Maka dari itu, bangsa Indonesia harus mengetahui sejarah proklamasi kemerdekaan yang dilakukan oleh para pahlawan yang sudah berjuang mengorbankan nyawa demi meraih kemerdekaan Indonesia.

 

Dilansir dari laman Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dilaksanakan pada Jumat, 17 Agustus 1945.

Proklamasi kemerdekaan tersebut dibacakan oleh Ir Soekarno yang didampingi oleh Drs. Mohammad Hatta yang bertempat di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta Pusat.

Sebelum proklamasi kemerdekaan dibacakan, pada 6 Agustus 1945 sebuah bom atom dijatuhkan di atas Kota Hiroshima Jepang oleh Amerika Serikat.

Peristiwa jatuhnya bom atom tersebut mulai menurunkan moral semangat tentara Jepang di seluruh dunia.

Satu hari kemudian, Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia BPUPKI, atau "Dokuritsu Junbi Cosakai", berganti nama menjadi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau disebut juga Dokuritsu Junbi Inkai dalam bahasa Jepang.

PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) dibentuk untuk menegaskan keinginan dan tujuan mencapai kemerdekaan Indonesia.

Kemudian, pada 9 Agustus 1945, bom atom kedua dijatuhkan di atas Nagasaki yang menyebabkan Jepang menyerah kepada Amerika Serikat dan sekutunya.

Momen tersebut akhirnya dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaan.

Pada 10 Agustus, Soekarno dan Hatta beserta mantan ketua BPUPKI Radjiman Wedyodiningrat bertemu dengan Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam.

12 Agustus 1945, Marsekal Terauchi mengatakan jika pemerintah Jepangakan segera memberikan kemerdekaan kepada Indonesia.

Dua hari berselang, Soekarno, Hatta, dan Radjiman kembali ke Indonesia yang membuat Sutan Syahrir mendesak Presiden pertama Indonesia itu untuk segera memproklamasikan kemerdekaan.

Tetapi, Hatta menceritakan hasil pertemuan di Vietnam kepada Sutan Syahrir jika Soekarno belum yakin bahwa Jepang sudah menyerah dan proklamasi kemerdekaan saat itu bisa menimbulkan pertumpahan darah yang besar.

Selain itu, hal tersebut juga bisa berakibat fatal jika para pejuang Indonesia belum siap terkait proklamasi kemerdekaan.

Tetapi, pada akhirnya di tanggal 14 Agustus atau 15 Agustus waktu Jepang, Jepang menyatakan menyerah tanpa syarat kepada sekutu yang diumumkan melalui radio Jepang pada sore hari.

Menyerahnya Jepang kepada sekutu menandakan berakhirnya Perang Dunia II yang mengerikan sepanjang sejarah.

Bukan hanya menyerah, Jepang juga dipaksa untuk menandatangani Perjanjian Postad. Meski sudah menyerah kepada sekutu, tentara dan angkatan laut Jepang masih berkuasa di Indonesia karena berjanji akan mengembalika kekuasaan di Indonesia ke tangan sekutu.

Lebih lanjut, setelah mendengan kabar tersebut membuat golongan muda mendesak golongan tua untuk segera memproklamasikan kemerdekaan.

Namun, golongan tua tidak ingin terburu-buru, khususnya Soekarno Hatta berpendapat jika proklamasi tidak bisa dilakukan tanpa adanya keterlibatan PPKI.

Tetapi, golongan muda tetap mendesak proklamasi dilaksanakan tanpa melibatkan PPKI.

Perbedaan paham tersebut akhirnya memuncak dan terjadinya peristiwa Rengasdengklok.

Peristiwa tersebut membuat golongan mudah mengamankan Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok pada 16 Agustus 1945.

Di Rengasdengklok para golongan muda Soekarno jika jepang sudah menyerah dan pejuang Indonesia siap untuk melawan Jepang.

Setelah peristiwa tersebut, Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta, serta malam harinya mereka mendatangi rumah Laksamana Maeda untuk melakukan rapat dalam menyiapkan teks proklamasi.

Penyusunan teks proklamasi tersebut dilakukan oleh Soekarno, M. Hatta, Achmad Soebardjo dan disaksikan oleh Soekardi, B.M. Diah, Sudiro dan Sayuti Melik.

Sementara itu, teks proklamasi ditulis oleh Ir Soekarno dan diketik oleh Sayuti Melik menggunakan mesin tik milik Mayor Dr Hermanto Kusumobroto dari kantor perwakilan Angkatan Laut Jerman.

Sampai akhirnya, 17 Agustus 1945 Ir Soekarno mulai membacakan teks proklamasi kemerdekaan yang dimulai pada pukul 10 pagi.

Selain pembacaan teks proklamasi oleh Soekarno, dilanjutkan dengan pengibaran bendera Merah Putih yang dijahit oleh Ibu Fatmawati dan seluruh hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya.

Bukan hanya sejarah, proklamasi kemerdekaan juga memiliki arti penting bagi bangsa Indonesia, yaitu:

1. Proklamasi kemerdekaan merupakan titik puncak perjuangan bangsa Indonesia

2. Proklamasi kemerdekaan merupakan sumber hukum bagi pembentukan NKRI yang terbentang dari Sabang sampai Merauke

3. Proklamasi kemerdekaan merupakan pangkal perubahan dari Tata Hukum Internasional menjadi Tata Hukum Nasional

Baca Juga: Jelang HUT ke-78 Kemerdekaan RI, Pemkab Pandeglang Mulai Bahas Persiapan

4. Proklamasi merupakan titik tolak pelaksanaan Amanat Penderitaan Rakyat.

Demikian informasi terkait sejarah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.***

Editor: Rifki Suharyadi

Sumber: Kementerian LHK

Tags

Terkini

Terpopuler