Alat Pengintai Asing Susupi Perairan Indonesia, Wakil Ketua DPR: Sangat Berbahaya bagi Keamanan NKRI

- 5 Januari 2021, 11:49 WIB
Drone bawah laut dipertunjukkan ke wartawan, di Pushidrosal, Jakarta.
Drone bawah laut dipertunjukkan ke wartawan, di Pushidrosal, Jakarta. /ANTARA/HO-TNI AL/

KABAR BANTEN - Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin menilai penemuan alat pengintai bawah laut di Perairan Selayar Sulsel, yang disebut TNI AL sebagai seaglider, harus menjadi perhatian khusus pemerintah karena berbahaya bagi keamanan NKRI.

“Tentunya ini menjadi perhatian khusus dan sangat berbahaya bagi keamanan NKRI, hal seperti ini perlu ditangani dengan serius dengan memodernisasi peralatan kontra-surveillance," kata Azis dalam siaran pers dikutip Kabar-Banten.com dari laman resmi dpr.go.id, Senin 4 Januari 2021.

Oleh karena itu, politikus Partai Golkar ini meminta, khususnya TNI AL dan Badan Keamanan Laut (Bakamla) memperkuat keamanan bawah laut Indonesia.

Baca Juga : Roy Suryo: Disebut Drone atau Seaglider Tetap Saja Kecolongan

Azis mengatakan, keamanan bawah laut Indonesia menjadi tantangan serius yang wajib diatasi pemerintah, sehingga modernisasi peralatan deteksi bawah laut perlu diperkuat.

“Tidak boleh ada drone ataupun kapal selam yang memasuki wilayah NKRI tanpa izin negara,” ujarnya.

Pimpinan DPR RI Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Korpolkam) itu menambahkan, kedaulatan wilayah Indonesia menjadi prioritas utama untuk diamankan sehingga sangat disesalkan jika memang drone pengintai tersebut bisa lolos dan masuk perairan Indonesia tanpa terdeteksi dan itu merupakan tindakan ilegal.

Baca Juga : Heboh Drone Asing Berkeliaran, Anak Buah Prabowo : Ini Penghinaan, Segera Panggil Pemiliknya

Azis juga meminta Kementerian Luar Negeri tegas menyampaikan nota diplomatik dengan mengirimkan surat protes kepada Cina.

“Kementerian Luar Negeri juga dapat melakukan kordinasi dan komunikasi dengan Panglima TNI untuk mengambil langkah apa saja dalam menyikapi permasalahan ini," ujarnya.

Sebelumya diberitakan, mantan Anggota DPR Roy Suryo mengatakan temuan drone pengintai bawah laut yang ditemukan di Selayar Sulsel yang kemudian disebut TNI AL sebagai seaglider tetap merupakan alat yang berfungsi sama yakni memata-matai secara mandiri.

"Mau disebut "SeaGlider" atau "Drone", keduanya adalah AUV/Autonomous Underwater Vehicle berkamera & bertransmitter yg digunakan utk memantau (baca: memata-matai) mandiri. Jelas pemiliknya tidak akan "mengaku". Namanya juga barangnya ketahuan orang.
Tetap saja kecolongan," cuit Roy dalam akun Twitter pribadinya @KRKTRoySuryo2, Senin 4 Januari 2021.

Roy Suryo menjelaskan meski berbeda istilah drone dan seaglider fungsinya sama sebagai alat mata-mata.

Jubir Menhan Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan, TNI AL, Mabes TNI dan Kemhan sedang melakukan penyelidikan mengenai drone yang ternyata berupa seaglider.

"Menhan Prabowo Subianto mengajak publik tidak terjebak pada polemik yang kontraproduktif. Mabes TNI AL sudah memberikan penjelasan lebih lanjut bahwa drone tersebut berjenis seaglider yang akan diteliti melalui hidrografi dan oseanografi untuk dipahami dan ditemukan lebih rinci dari drone tersebut," kata Dahnil dalam video yang diunggah di akun Twitter@Dahnilanzar.

Menurut Dahnil, Menhan sejak awal bersama Mabes TNI dan tiga angkatan berkomitmen memperkuat pertahanan Indonesia.***

Editor: Kasiridho

Sumber: Twitter dpr.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah