Network
KABAR BANTEN - La Nina menjadi momok menakutkan dalam iklim global yang tengah terjadi saat ini. Namun di balik ancaman bencana yang bisa merenggut korban jiwa, La Nina ternyata meniympan potensi yang bisa dimanfaatkan
Kuartal akhir tahun 2020 hingga awal 2021, kondisi iklim global dihadapkan pada gangguan anomali berupa fenomena La Nina dengan level intensitas mencapai moderate di Samudra Pasifik ekuator.
Namun di balik ancamannya, juga terdapat peluang positif yang dapat dimanfaatkan. Peluang positif itu seperti panen hujan dan surplus air tanah.
Baca Juga: Pengembangan Kawasan Geopark di Kabupaten Lebak, Iti Octavia Jayabaya Usulkan 32 Warisan Geologi
selain itu, juga peningkatan produktivitas pertanian yang memerlukan banyak air, dan pemanfaatan telaga yang muncul selama tahun basah untuk budidaya ikan air tawar semusim.
Baca Juga: Pilkada 2020 Catat Fenomena Baru, 62 Persen Terpilih Berusia Muda, Perludem Ungkap Tantangannya
"La Nina lebih dipandang sisi negatifnya saja yang berdampak pada bencana hidrometeorologi. Padahal, dalam enam kali La Nina dalam periode 30 tahun terakhir telah terjadi surplus air tanah tahunan di Waeapo-Pulau Buru sebesar 775 mm atau setara dengan 222 persen dari kondisi normalnya," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, dikutip dari BMKG.go.id.
Baca Juga: Pemkot Tangerang Lakukan Kajian, Puskesmas Jurumudi Ditingkatkan Jadi RSUD
Dwikorita menambahkan, hal tersebut mengindikasikan bahwa La Nina punya peluang positif yang dapat dimanfaatkan."Kita bisa mengambil berkah dari fenomena La Nina, sehingga para petani di wilayah yang sudah terkenal selalu kering dan kekurangan air bisa melakukan pemanenan air,” ucapnya.
