Sebut Ada Orang Berpolitik Bonceng Kanan-Kiri, Diduga Ditujukan ke Gatot Nurmantyo, Moeldoko : Cari Perhatian

- 30 Maret 2021, 20:28 WIB
Moeldoko Menjawab Part 2
Moeldoko Menjawab Part 2 /Tangkap layar akun Instagram @dr_moeldoko

KABAR BANTEN – KSP Moeldoko mengeluarkan pernyataan di luar dugaan, dalam videonya bertajuk Moledoko Menjawab (Part 2) berdurasi 2.29 menit, yang diunggah dalam akun instagram pribadinya @dr_moledoko, Selasa, 30 Maret 2021.

Dalam pernyataannya bagian keduanya itu, Moeldoko sampai mengatakan bahwa dirinya rela saya rela mempertaruhkan lehernya dan akan berdiri memimpin untuk meruntuhkannya.

Hal itu dikatakan Moeldoko ketika diminta tanggapannya bahwa ada dari kalangan militer yang mempertanyakan terkait langkahnya di Demokrat. Dari kalangan militer yang mempertanyakan langkahnya itu, diduga adalah mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo yang merupakan yunior Moeldoko.

Dalam video yang diunggah akun instagram pribarinya @nurmantyo_gatot, Jenderal TNI Purnawirawan itu mengungkapkan pernah diajak pihak tertentu untuk merebut kepemimpinan Partai Demokrat melalui KLB.

Dalam salah satu potongan video, Gatot Nurmantyo bahkan mengatakan bahwa apa yang dilakukan seniornya itu sama sekali tidak mencerminkan kualitas, etika, moral, dan kehormatan seorang prajurit.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Gatot Nurmantyo (@nurmantyo_gatot)

 

“Ada orang-orang yang berpolitik dengan cara-cara mencari perhatian dan membonceng kanan-kiri, mengorbankan jiwa nasionalismenya, jiwa Pancasilanya. Padahal, tidak ada yang menggubrisnya,” katanya.


Dia menegaskan, Moeldoko tidak seperti itu. Dirinya tidak pernah mengemis untuk mendapat pangkat dan jabatan. Apalagi, menggadaikan yang selama ini diperjuangkan.

“Saya konsisten, saya rela mempertaruhkan leher saya untuk terus menegakkan Pancasila dan berkibarnya Merah Putih. Tetapi, jika ada yang berusaha merusak ke Indonesiaan kita, saya akan berdiri memimpin untuk meruntuhkannya,” katanya.

  “Ini Moeldoko tidak pernah berubah dan tidak akan pernah berubah. Kita perlu kritis melihatnya,” kata Moeldoko, ketika ditanya tentang adanya pertanyaan dari kalangan militer terkait langkahnya di Demokrat.

Menurut dia, tuduhan itu tergantung bagaimana konteksnya dan siapa yang berbicara. Dia yakin Prajurit TNI tidak akan mudah diprovokasi.

“karena selama saya memimpin, saya selalu menanamkan kebajikan juga kesejahteraan dan profesionalisme, dan tidak pernah saya membuat prajurit merintih, dan seluruh prajurit tahu tentang itu,” katanya.

Dia menegaskan, pilihannya itu adalah hak politiknya sebagai seorang sipil. Saat masih bertugas di militer, tugasnya mengawal stabilitas dan juga demokrasi.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Moeldoko (@dr_moeldoko)

 

“Ketika bertugas sebagai panglima, tugas besar yang saya lakukan adalah bagaimana menjaga stabilitas dan mengawal jalannya demokrasi yang dinamis,” katanya.

Lebih lanjut, dia mengatakan, TNI bermain di ruang sempit. Namun dengan seni kepemimpinan, situasi itu bisa dihadapinya. Hal itu dibutikan dengan Pemilu 2014 yang berjalan dengan baik.

“Saat ini, saya sebagai sipil, saya tetap konsisten dengan tugas tersebut. Yaitu tugas menjaga demokrasi yang telah melekat di hati saya, mengalir dalam darah saya,” katanya.***

Editor: Yadi Jayasantika

Sumber: Instagram @dr_moeldoko Instagram @nurmantyo_gatot


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah