KABAR BANTEN - Radikalisme dan intoleran ternyata tangga seseorang menuju paham terorisme.
Ideologi teroris atau terosime di Indonesia, ternyata masif masuk ke berbagai kalangan, termasuk Polisi, TNI, mahasiswa, dan ASN.
Hal itu dikatakan Ustad Sofyan Tsauri, mantan polisi yang menjadi teroris, dalam podcast youtube Deddy Corbuzier, Selasa, 6 April 2021.
Baca Juga: Ganjar Pranowo Lemes, Pikirannya Sudah Kemana-mana, Terduga Teroris di Mabes Polri ternyata Cewek
Ustad Sofyan mengungkap di tempat mana saja paham terosime tumbuh subur.
"Ideologi teroris masif dan bisa menyasar pada siapa pun," katanya.
Baca Juga: Mabes Polri Diserang Teroris, Ketua MUI Banten Doakan Keselamatan Aparat Kepolisian
Dia mengungkapkan hasil temuan, ada 3 persen di TNI, di kepolisian 2 persen, 1 dari 20 ASN terpapar terorisme, mahasiswa melebih banyak lagi.
Baca Juga: Mabes Polri Diserang Teroris, Ketua MUI Banten Doakan Keselamatan Aparat Kepolisian
Meski radikal intoleran belum teroris, tapi itu tangga menuju terorisme. Teroris pasti itu intelrolean dan radikal.
Baca Juga: Boy Rafli Amar: Kelompok Teroris Targetkan Rekrut Anak-anak Muda
"Namun sebaliknya, orang radikal dan intoleran belum tentu teroris," katanya.
Baca Juga: Densus 88 Tangkap Terduga Teroris di Perumahan Elit di Kabupaten Tangerang
Namun, dia mengiyakan bahwa orang-orang semacam itu sangat mudah dicuci otaknya.
Baca Juga: Tiba di Bandara Soetta, 26 Teroris Makasar dan Gorontalo Dibawa Ke Rutan Cikeas
"Semua para pelaku, awalnya berkarir dari intoleran dan radikal," katanya.
Baca Juga: Tiba di Bandara Soetta, 26 Teroris Makasar dan Gorontalo Dibawa Ke Rutan Cikeas
Lebih lanjut, dia mengatakan, ada temuan kalau orang sosial lebih bisa menangkal.
"Karena orang sosial melihat perkara dari berbagai sudut pandang," katanya.
Akan tetapi, berbeda dengan esakta yang lebih rentan. Karena mereka itu 1+1 itu 2.
Baca Juga: Bawa Senjata dan Bisa Lolos Masuk Mabes Polisi, Zakiah Ternyata Kelabui Polisi dengan Cara Ini
Makanya, kenapa pemikiran-pemikiran ini subur di fakultas-fakultas teknik," katanya.
Begitu juga di kepolisian yang seringkali hanya melihat aspek yuridis, da tdk melihat aspek sosial.
Baca Juga: Terafiliasi Kelompok ISIS, Kapolri Ungkap Penyerang Mabes Polri, Dari Penggeledahan Ditemukan Ini
"Aspek yuridis itu kan hitam putih. Dia tidak lihat status sosial. Dasarnya hukum. Inilah kemudian polisi sangat rentan, TNI rentan," katanya.***