5 Titik Panas Muncul di Sumba, Tarsebar di Dua Kecamatan, Indikator Awal Kebakaran Lahan?

- 13 Juli 2021, 18:34 WIB
Ilustrasi kebakaran lahan.
Ilustrasi kebakaran lahan. /Pixabay

KABAR BANTEN - Sebanyak 5 titik panas muncul di Kabupaten Sumba Timur dan Sumba Tengah, Pulau Sumba, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Dari 5 titik panas itu, tersebar di dua tempat yakni di Kecamatan Umbu Ratu Nggay, Sumba Tengah dua titik dan di Kecamatan Haharu Sumba Timur tiga titik. Keduanya berada di wilayah Pulau Sumba, Provinsi Nusa Tenggara Timur

Kepala Stasiun Meteorologi El Tari Kupang Agung Sudiono Abadi, mengatakan, 5 titik panas itu terdeteksi muncul di Kabupaten Sumba Timur dan Sumba Tengah, Pulau Sumba, Provinsi Nusa Tenggara Timur pada Selasa, 13 Juli 2021 siang hari, antara pukul 12.30 hingga 14.10 Wita.

Baca Juga: Cuaca Panas Ternyata Ini Penyebabnya, Berikut Caranya Terhindar dari Dehidrasi

Deteksi titik panas ini menggunakan sensor VIIRS dan MODIS pada satelit polar (NOAA20, S-NPP, TERRA, dan AQUA) memberikan gambaran lokasi wilayah yang mengalami kebakaran hutan.

Dia mengatakan, satelit akan mendeteksi anomali suhu panas dibandingkan dengan sekitarnya. Observasi ini dilakukan pada siang dan malam hari untuk masing-masing satelit.

Baca Juga: Astaghfirullah! Fenomena Alam Aneh Kembali Terjadi, Pandeglang Diguyur Hujan Deras di Tengah Cuaca Panas

Pada daerah yang tertutup awan atau blank zone, titik panas di wilayah tersebut tidak dapat terdeteksi.

"Informasi sebaran titik panas merupakan indikator awal kebakaran lahan serta dapat dimanfaatkan dalam deteksi area terbakar," kata Agung Sudiono, dikutip kabarbanten.pikiran-rakyat.com dari Antara.

Sementara itu, berdasarkan data Greenpeace Asia Tenggara yang dikutip dari greenpeace.org, 4,4 juta hektar lahan telah terbakar di Indonesia antara 2015 – 2019. Sekitar 789.600 hektar kawasan ini, sekitar 18 persen diantaranya telah berulang kali terbakar.

Selanjutnya, 1,3 juta hektar atau sekitar 30 persen dari area kebakaran yang dipetakan antara 2015 – 2019 berada di konsesi kelapa sawit dan bubur kertas (pulp).

Baca Juga: Gunung Sinabung Keluarkan Awan Panas Sejauh 3000 M, Warga Diimbau Menjauh dari Tempat-tempat Ini

Pada tahun 2019, karhutla tahunan terburuk sejak 2015 yang membakar 1,6 juta hektar hutan dan lahan atau setara 27 kali luas wilayah DKI Jakarta.***

Editor: Yadi Jayasantika

Sumber: greenpeace.org Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah