Selanjutnya pada 19-21 Juli 2021 yang meliputi Bengkulu, Sumatera Selatan, Banten, Jawa Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku, Papua Barat, dan Papua. Selanjutnya pada tanggal 22-23 Juli 2021 yang meliputi Maluku, Papua Barat, dan Papua.
Sementara itu, prakiraan gelombang tinggi terjadi di daerah perairan dengan ketinggian 2,5 meter hingga 4 meter, yang meliputi Selat Malaka bag.utara, Perairan utara Sabang, Perairan barat Aceh hingga Kep.Mentawai, Perairan P.Enggano – Bengkulu.
Selanjutnya Perairan barat Lampung, Samudra Hindia barat Sumatra, Selat Sunda bag.barat dan selatan, Perairan selatan Jawa hingga P.Sumba, Selat Bali - Lombok - Alas - Sape bag.selatan, Selat Sumba bag.barat, Selat Sape bag. selatan, Laut Sawu.
Selanjutnya Perairan selatan P.Sawu - P.Rotte - Kupang, Samudra Hindia selatan Jawa Barat hingga NTT, Laut Sulawesi, Perairan utara dan Sulawesi Utara, Perairan Kep. Sitaro, Perairan Bitung - Likupang, Perairan Kep. Sangihe - Kep. Talaud, Laut Maluku.
Kemudian Perairan utara Halmahera, Perairan Sorong, Samudra Pasifik utara Halmahera hingga Papua, Laut Banda, Perairan selatan Kep.Babar - Kep.Tanimbar, Perairan selatan Kep.Kai - Kep.Aru, Laut Arafuru.
Sementar itu, daerah perairan dengan gelombang seringgi 4 meter sampai dengan 6 meter meliputi Samudera Hindia barat Banten. Dalam rekomendasinya, BMKG mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem pada periode sepekan ke depan.
Cuaca ekstrem tersebut berupa hujan secara sporadis, lebat, dan durasi singkat, disertai petir dan angin kencang, bahkan hujan es, yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi.