1549852

Diguncang Rentetan Gempa Sejak Sabtu, Warga Diimbau Waspada, Begini Situasi Ambarawa dan Salatiga,

- 24 Oktober 2021, 20:38 WIB
Setelah diguncang rentetan gempa, BPBD Kota Semarang mendirikan tenda darurat pascagempa M3,0 di RSUD Ambarawa, Provinsi Jawa Tengah, Sabtu 23 Oktober 2021.
Setelah diguncang rentetan gempa, BPBD Kota Semarang mendirikan tenda darurat pascagempa M3,0 di RSUD Ambarawa, Provinsi Jawa Tengah, Sabtu 23 Oktober 2021. /bnpb.go.id

“Maka fenomena tersebut dapat dikategorikan sebagai gempa swarm,” tulis Daryono menambahkan.

Gempa swarm dicirikan dengan serangkaian aktivitas gempa bermagnitudo kecil dengan frekuensi kejadian yang sangat tinggi, berlangsung dalam waktu relatif lama di suatu kawasan, tanpa ada gempa kuat sebagai gempa utama (mainshock).

Selain berkaitan kawasan gunung api, beberapa laporan menunjukkan aktivitas swarm juga dapat terjadi di kawasan nonvulkanik atau aktivitas tektonik murni, meski kejadiannya jarang.

Swarm dapat terjadi di zona sesar aktif atau kawasan dengan karakteristik batuan rapuh, sehingga mudah terjadi retakan.

Pada umumya, penyebab gempa swarm antara lain berkaitan dengan transpor fluida, intrusi magma, atau migrasi magma yang menyebabkan terjadinya deformasi batuan bawah permukaan di zona gunungapi.

Gempa swarm memang banyak terjadi karena proses-proses kegunungapian. Terkait fenomena swarm yang mengguncang Banyubiru, Ambarawa, Salatiga dan sekitarnya, ada dugaan jenis swarm tersebut berkaitan dengan fenomena tektonik (tectonic swarm).

“krn zona ini cukup kompleks berdekatan dengan jalur Sesar Merapi Merbabu, Sesar Rawapening dan Sesar Ungaran,” tulisnya.

Dugaan tektonik swarm ini tampak dari bentuk gelombang geser (shear wave) yang sangat jelas dan nyata menggambarkan adanya pergeseran 2 blok batuan secara tiba-tiba.

Baca Juga: Gempa Jatim Magnitudo 5,3 Timbulkan Kerusakan di Kabupaten Blitar, Masyarakat Diimbau Jauhi Bangunan Ini

Tectonic swarm umumnya terjadi karena adanya bagian sesar yang mengalami rayapan (creeping), sehingga mengalami deformasi aseismik atau bagian atau segmen sesar yang tidak terkunci (locked) bergerak perlahan seperti rayapan (creep).***

Halaman:

Editor: Yadi Jayasantika

Sumber: bnpb.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah