Lambaian Terakhir Rumini, Korban Erupsi Gunung Semeru, Sebelum Ditemukan Tewas Memeluk Salamah Neneknya

- 8 Desember 2021, 13:55 WIB
Ilustrasi kisah Rumini dan SAlamah, korban erupsi Gunung Semeru yang ditemukan berpelukan di reruntuhan rumahnya.
Ilustrasi kisah Rumini dan SAlamah, korban erupsi Gunung Semeru yang ditemukan berpelukan di reruntuhan rumahnya. /Uky Tantra/https://web.facebook.com/search/top/?q=uky tantra

KABAR BANTEN-Rumini (28) dan Salamah (70), kisah cucu dan nenek yang ditemukan tewas berpelukan di reruntuhan rumahnya yang terkena erupsi Gunung Semeru, dikisahkan sang suami, Imam Syafii (30).

Sebelum Rumini dan Salamah ditemukan tewas bepelukan di reruntuhan rumahnya yang terkena erupsi Gunung  Semeru, sang suami Imam Syafii merasakan sikap tak biasa dari istrinya tersebut.

Sebagai suami, Imam Syafii merasa jeanggalan istrinya itu akhirnya terjawab setelah Rumini dan Salamah ditemukan tewas berpelukan di rumahnya yang terkena erupsi Gunung Semeru, di Dusun Curah Kobokan, Desa Supit Urang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Minggu, 5 Desember 2021.

Baca Juga: Percakapan Korban Gunung Merapi Diungkap Gus Miftah, Kisah Rumini dan Ibunya yang Ditemukan Tewas Berpelukan

Pada malam sebelum erupsi Gunung Semeru, Imam Syafii dalam keadaan lelah setelah seharian kerja di tambang pasir, sehingga memilih beristirahat lebih cepat.

Namun entah kenapa, Rumini malam itu kolokan dan terus memelukinya. Biasanya, mereka berdua tidur mengapit anaknya, Zaki.

“Biasanya kami tidur dg mengapit anak kami. Entah knp malam itu kok istri sy minta di sisi sy..minta diusap kepalanya sambil terus tdr sendenan di dada sy,” tulis Twitter @ElokNurie, menceritakan kesaksian suami Rumini, Imam Syafii.

“Sy bilang, "Opo ae dek..kadungaren ndak nyanding zaki...ndak kasian zaki ta..", (kok ngga biasanya ngga barengi Zaki, ngga kasian kah sama Zaki),” kata Imam Sayafii.

"Ndak papa mas..aq kangen" jawab istri sy,” kata Imam Syafii, yang dalam menceritakan bagian ini mulai tak mampu menahan tangis.

Pada esok harinya, Imam Syafii kembali berangkat kerja ke tambang pasir seperti biasa. Namun lagi-lagi, hal tak biasa ditunjukkan Rumini yang memeluk dan menciuminya sebelum berangka kerja.

“Saat sy mau berangkat kerja pasir itu, kok istri sy msh meluk-meluk lagi..masih menciumi saya juga. Biasanya tidak pernah begitu..biasanya istri sy sibuk ngurusi zaki ini,” tulisnya.

Bahkan pada pagi sebelum kejadian itu, Rumini melambaikan tangan sampai suaminya itu betul-betul berangkat ke tempat kerja.

“Dia dadah2 (melambaikan tangan, red) trs sampai sy betul2 berangkat. Perasaan sy jadi tidak enak saat itu. kok ngga kayak biasanya dia ngalem kayak gini ...begitu perasaan saya,” ucap Imam Syafii.

Baca Juga: 10 Gunung Api Selain Gunung Semeru Berstatus Waspada, Tersebar di Enam Provinsi, Termasuk Anak Krakatau

Bahkan saat di tempat kerja, suaminya itu terus kepikiran dan takut apes seperti anak jatuh atau ada apa-apa di rmh. Hinga pada sore harinya saat kejadian erupsi Gunung Semeru, Imam Syafii langsung lari pulang ke rumah.

Namun di perjlanan, dia sudah mendapati semua orang berlarian tunggang langgang. Bahkan dia menemukan anak Zaki bersama pamannya di dpn sebuah Sekolah dasar (SD). Aan tetapi, istrinya tak dia dapati.

“Sy bertekad ke rmh hawatir dia terjebak, tp semua menghalangi sy utk ke rmh, dan ada yg bilang rumini sdh keluar mengungsi..ktnya ia pk jilbab hitam,” katanya.

Imam Syafii ingin memastikan ke rumah dan merasa sudah hilang akal. Baginya kaluapun haru mati, biaralah mati bersama. Sambil mengusap sudut matanya, Imam Syafii pun akhirnya pasrah ketika semua orang menghalanginya untuk pergi ke rumahnya.

Lagi pula, kondisinya sangat tidak memungkinkan karena saat itu betul-betul gelap gulita.Sy betul2 tidak menyangka bahwa pelukannya pagi itu adalah pelukan terahir...lambaian tangannya ternyata perpisahan utk kami selamanya..."

Keesokan harinya, barulah Imam Syafii bisa menembus rumahnya. Namun ternyata, di rumahnya itu sudah ada ayahnya, Cak Hasyim yang lebih dulu datang dari pengungsian.

Baca Juga: 2 Misteri Gunung Semeru, Jika Sombong dan Bercanda di Lokasi Ini, Benarkah Dibuat Tersesat dan Linglung?

Ia mendapati sang ayah di dapur yang tergelatak sambil menangis, menemukan Rumini dan Salamah yakni mbahnya berpelukan di dapur yang ambruk, tertutup debu tebal Gunung Semeru.

Rumini sebetulnya memiliki pilihan untuk berlari menyelamatkan diri, tp ia memilih bertahan karena pengabdiannya.***

Editor: Yadi Jayasantika

Sumber: Twitter @ElokNurie


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah