Nasehat Jawa Kuno untuk Kehidupan dan Terjemahannya, Maknanya dalam Sekali

- 28 Februari 2022, 13:08 WIB
Ilustrasi nasehat orang tua Jawa kuno untuk menjalani kehidupan.
Ilustrasi nasehat orang tua Jawa kuno untuk menjalani kehidupan. /Widiatmoko/pexels.com

KABAR BANTEN - Nasehat Jawa kuno untuk kehidupan dan terjemahannya berikut ini merupakan diajarkan kepada anak-anaknya yang disampaikan orang tuanya.

Nasehat Jawa kuno atau yang disebut pitutur Jawa kuno biasanya ditulis dalam buku yang disebut serat yang isinya nasehat-nasehat bijak untuk bekal kehidupan.

Buku atau serat pitutur atau nasehat Jawa kuno berikut ini bersumber dari Serat Madubasa, karangan Ki Padmasusastra yang terbit pada tahun 1912, dan dari butir-butir budaya Jawa.

Berikut nasehat Jawa kuno untuk kehidupan dan terjemahannya yang terkait dengan mulut atau bicara, dalam bentuk tulisan jawa yang sudah diterjemahkan.

1. Hakekat bicara:

Kita diparingi cangkem siji lan kuping loro dening Kang Maha Kuwasa, lire mengku karep amrih kita kudu luwih akeh ngrungokake katimbang micara, yektine wong kang dhemen ngumbar cangkeme tinimbang kupinge adate wicarane gabug.

Suwalike sing akeh ngrungokake, wicarane setithik nanging patitis lan mentes, pantes dadi jujugane sadhengah wong kang mbutuhake rembug kang prayoga.

Terjemahan: Tuhan memberi kita satu mulut dan dua telinga maknanya agar kita ini lebih banyak mendengar daripada banyak bicara.

Kenyataanya banyak orang yang suka bicaranya omong kosong, sebaliknya orang yang banyak mendengar, bicaranya sedikit tetapi tepat dan berisi, orang ini pantas menjadi panutan orang-orang yang membutuhkan nasihat yang baik dan benar.

Baca Juga: Ciri-ciri Gejala Vertigo dan Pencegahannya, Sakit Kepala Seperti Berputar yang Muncul Tiba-tiba

2. Orang yang banyak bicara

Halaman:

Editor: Kasiridho

Sumber: Serat Madubasa Butir-butir Budaya Jawa


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah