Saran Aparat Keamanan yang Diabaikan Panpel Laga Arema FC vs Persebaya, Mahfud MD Ungkap Dua Hal Krusial

- 2 Oktober 2022, 10:40 WIB
Menko Polhukam Mahfud MD mengungkap dua hal krusial yang tidak dilaksanakan Panpel, yakni usul main sore dan jumlah penonton.
Menko Polhukam Mahfud MD mengungkap dua hal krusial yang tidak dilaksanakan Panpel, yakni usul main sore dan jumlah penonton. /Twitter/@TheInsiderPaper/

KABAR BANTEN - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Republik Indonesia (Menko Polhukam) Mahfud MD mengungkap aparat keamanan sudah mengantisipasi potensi kericuhan sebelum laga Arema FC vs Persebaya.

Yaitu dengan menyampaikan berbagai saran kepada panitia pelaksana (Panpel) pertandingan Arema FC vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan Malang 1 Oktober 2022.

Namun, menurut Mahfud MD, saran tersebut tidak dilaksanakan pihak Panpel pertandingan Arema FC vs Persebaya.

Baca Juga: Selain Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang, Berikut Empat Tragedi Berdarah di Stadion Sepakbola

Dua hal krusial disampaikan Mahfud MD tentang saran-saran aparat keamanan yang diabaikan Panpel.

Pertama, soal usul pihak keamanan agar pertandingan digelar sore hari.

Kedua, agar Panpel menyesuaikan jumlah penonton dengan kapasitas stadion, yakni 38.000 orang.

"Sebenarnya, sejak sebelum pertandingan pihak aparat sdh mengantisipasi melalui koordinasi dan usul-usul teknis di lapangan," tulis Mahfud MD, di instagramnya, Minggu 2 Oktober 2022.

"Tapi usul-usul itu tidak dilakukan oleh Panitia Pelaksana yang tampak sangat bersemangat. Pertandingan tetap dilangsungkan malam, dan ticket yang dicetak jumlahnya 42.000," tulis Mahfud MD menambahkan.

Mahfud MD juga menjelaskan bahwa tragedi Kanjuruhan itu bukan bentrok antar supporter Persebaya dengan Arema.

Sebab pada pertandingan itu supporter Persebaya tidak boleh ikut menonton. Supporter di lapangan hanya dari pihak Arema. 

"Para korban pada umumnya meninggal karena desak-desakan, saling himpit, dan terinjak-injak, serta sesak nafas," ungkap Mahfud.

"Tak ada korban pemukulan atau penganiayaan antar supporter," tambahnya.

Diketahui, ratusan orang meninggal dunia akibat kerusuhan yang terjadi usai pertandingan Arema FC vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan Malang, Sabtu 1 Oktober 2022 malam.

Ribuan supporter Arema FC turun ke lapangan meluapkan emosi dan kekecewaannya akibat tim kesayangannya kalah 2-3.

Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta menjelaskan perihal gas air mata yang ditembakkan aparat dalam penanganan kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang.

Baca Juga: 127 Korban Jiwa Berjatuhan Di Kanjuruhan, Klub Sampai Suporter Persija Sampaikan Duka Cita

Menurutnya, penembakan gas air mata tersebut dilakukan karena para pendukung Arema FC turun ke lapangan dan telah melakukan tindakan anarkis dan membahayakan keselamatan para pemain dan ofisial.

"Karena gas air mata itu, mereka pergi keluar ke satu titik, di pintu keluar. Kemudian terjadi penumpukan dan dalam proses penumpukan itu terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen," kata Kapolda Jatim, dalam konferensi pers seperti dikutip Kabar Banten dari Antara, 2 Oktober 2022.***

Editor: Rifki Suharyadi

Sumber: Instagram/@mohmahfudmd


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah