Untuk selanjutnya Krakatau Steel pun dapat dengan menyeluruh menginisiasi potensi pengembangan usaha kami bersama Krakatau Steel dan Group.
Baca Juga: Weton Rabu Pon: Hari Nahas, Hari Keberuntungan, dan Puncak Kejayaan Menurut Primbon Jawa
“Dengan pihak-pihak yang memang ahli di bidangnya, saya yakin pengembangan EBT di Kawasan Industri Krakatau Steel akan menjadi sebuah nilai tambah bagi Krakatau Steel dan Group yang mengusung pengembangan Green Steel maupun Green Industrial Port untuk ke depannya,” jelas Silmy.
PT Pertamina Power Indonesia sendiri adalah perusahaan yang memiliki bidang usaha terkait investasi dan proyek-proyek pembangunan pembangkit tenaga listrik baik di dalam maupun di luar negeri.
Krakatau Steel dan PT Pertamina Power Indonesia bekerja sama dengan IGNIS Energy Holdings yang merupakan perusahaan asal Spanyol yang bergerak di bidang pembangunan, konstruksi, dan pengoperasian pabrik EBT dan proyek Power-to-X di seluruh dunia.
Ketiga entitas akan bersama-sama melakukan penyusunan pre-feasibility study dan atau feasibility study.
Baca Juga: Jangan Buang Minyak Jelantah di Saluran Air, Berikut Penjelasan Dampaknya
Ini untuk membangun blue green hydrogen plant di wilayah industri Krakatau Steel yang terintegrasi dengan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) lepas pantai dan PLTS.
Pengembangan blue green hydrogen plant tersebut diperkirakan akan memproduksi listrik hingga 500 MWp – 1,5 GWp dengan potensi penyimpanan CO2 sebesar 61 Million Metric Ton.