Network
Bangunan ini memiliki empat lantai, basement, dan ruang pada puncak gedung. Gedung Sate dibangun pada 1920-1924, yang dirancang oleh J Gerber bersama timnya, Eh De Roo, dan G Hendriks, serta Gemeente van Bandoeng.
Baca Juga: 4 Rekomendasi Museum Date di Bandung yang Cocok Dikunjungi Bareng Doi, Menarik dan Edukatif
Gedung Sate memiliki gaya arsitektur hybrid. Dalam arsitektur bangunannya, gedung ini menggunakan model Renaissance Italia, desain jendela mengusung konsep Moor Spanyol, dan bagian atap yang mengadopsi arsitektur Asia seperti pura di Bali.
Bangunan ini juga dipengaruhi perpaduan ornamen Hindu dan Islam. Sementara bagian puncak atap gedung, terdapat ornamen enam tusuk sate yang melambangkan 6 juta Gulden yang digunakan untuk membangun gedung ini.
2. Jembatan Pasupati
Jembatan Pasupati mulai beroperasi sejak 2005 yang menghubungkan dua ruas jalan utama di Kota Bandung, yaitu Pasteur dan Surapati (Pasupati). Namun sejak 2022, nama bangunan ini berganti nama menjadi Jalan Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja.
Sejak lama Jembatan Pasupati sudah menjadi ikon Kota Bandung. Faktanya jembatan ini merupakan jembatan terpanjang kedua di Indonesia setelah Jembatan Suramadu. Jembatan Pasupati memiliki panjang sekitar 2,8 kilometer dan lebar sekitar 21,53 meter.
