Stasiun Kereta Api Semarang Tawang Jawa Tengah, Bangunan Bersejarah Peninggalan Belanda Sejak 1914

- 18 Oktober 2023, 14:15 WIB
Bangunan Stasiun Kereta Api Semarang Tawang Jawa Tengah merupakan salah satu stasiun kereta api tertua yang masih beroperasi di Indonesia.
Bangunan Stasiun Kereta Api Semarang Tawang Jawa Tengah merupakan salah satu stasiun kereta api tertua yang masih beroperasi di Indonesia. /Tangkap layar/heritage.kai.id

KABAR BANTEN - Stasiun Semarang Tawang Jawa Tengah merupakan salah satu stasiun kereta api aktif tertua di Indonesia yang diresmikan pada 1914.

 

Sejarah Stasiun Semarang Tawang berkaitan dengan pembangunan jalur kereta api pada masa Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Baron Sloet van den Beele.

Lokasi Stasiun Semarang Tawang berada di Jalan Taman Tawang 1, Tanjung Mas, Semarang Utara, Kota Semarang, Jawa Tengah. Stasiun ini berada dibawah pengelolaan Daerah Operasi IV Semarang.

Sejarah Stasiun Semarang Tawang

Mengutip laman Heritage KAI, Pada 1864 Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NISM) melakukan pembangunan Stasiun Semarang. Setelahnya, NISM berhasil merampungkan jalur Tanggung-Kemijen pada 1867.

 

Pada 1872 NISM melanjutkan pembangunan jalur kereta api yang menghubungkan Semarang-Solo-Yogyakarta. Saat itu, jalur kereta api Semarang-Solo-Yogyakarta menjadi ramai pengguna.

Hal ini membuat Stasiun Samarang menjadi lebih ramai dengan jadwal kedatangan dan keberangkatan kereta api. Selain diperuntukan sebagai kereta api barang, Stasiun Samarang juga melayani penumpang antar kota.

Sayangnya Stasiun Semarang dibangun di bekas tanah rawa, sehingga kerap dilanda banjir apabila terjadi pasang air laut. Untuk mengatasi hal itu, NISM membangun stasiun baru yakni Stasiun Tawang atau sekarang dikenal Stasiun Semarang Tawang.

Nantinya Stasiun Semarang hanya dikhususkan sebagai stasiun bongkar muat barang, sedangkan Stasiun Semarang Tawang diperuntukan bagi angkutan penumpang. Pemisahan layanan di dua stasiun ini bertujuan mengakomodasi jumlah penumpang yang lebih banyak.

 

Stasiun Semarang Tawang dirancang oleh arsitek Belanda Sloth-Blauw Boer dan diresmikan pada tanggal 1 Juni 1914. Sebelumnya, pada tahun 1911 dilakukan peletakan batu pertama oleh Anna Wilhelmina van Lennep, putri Kepala Teknisi NISM.

Lokasi Stasiun Semarang Tawang cukup strategis karena terletak di sebelah utara kawasan Kota Lama Semarang. Pada saat itu, kawasan Kota Lama Semarang menjadi pusat perdagangan di Semarang.

Gaya Arsitektur Stasiun Semarang Tawang
Bangunan Stasiun Semarang Tawang didirikan menggunakan konstruksi beton bertulang. Bentuk bangunan stasiun memanjang yang terdiri atas bagian utama sebagai vocal point yang dibuat lebih tinggi.

Bangunan utama tersebut memiliki kubah besar berbentuk persegi yang atapnya ditutup dengan lapisan tembaga. Bangunan utama difungsikan sebagai hall dengan langit-langit tinggi yang disangga oleh empat kolom utama.

 

Sementara itu, di kedua sisi bangunan utama terdapat konstruksi besi berbentuk pelana buatan Werkspoor, Amsterdam, Belanda. Atap bangunan tersebut ditutupi dengan genteng buatan Stoom Pannen fabriek van Echt.

Baca Juga: Stasiun Kereta Api Labuan Pandeglang, Bangunan Bersejarah Peninggalan Belanda yang Mati Suri

Sayap bangunan bagian kanan merupakan ruang tunggu kelas satu, ruang kepala stasiun, ruang sinyal serta ruang operasional. Sedangkan sayap kiri digunakan sebagai ruang tunggu kelas dua dan tiga yang diperuntukan bagi pribumi.

Pada atap bangunan terdapat kubah yang dikelilingi jendela yang digunakan sebagai ventilasi udara. Jendela-jendela di bangunan Stasiun Semarang Tawang Jawa Tengah diperoleh dari perusahaan JH Schouten di Den Haag, Belanda.***

 

Editor: Kasiridho

Sumber: heritage.kai.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah