PPKS Satyagatra Terintegrasi
Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera Satyagatra (PPKS Satyagatra) merupakan sarana komunikasi yang efektif bagi keluarga dan masyarakat untuk berkonsultasi dan berdiskusi dalam memperoleh informasi mengenai permasalahan atau pengelolaan keluarga.
PPKS Satyagatra dibuat dengan tujuan menyediakan suatu aplikasi yang terintegrasi bagi para lansia dan masyarakat umum untuk menyediakan pelayanan informasi, konsultasi dan konseling secara online melalui delapan fungsi PPKS yang dibutuhkan masyarakat.
Delapan fungsi PPKS:
- Informasi dan Dokumentasi Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga
- Konsultasi dan Konseling Keluarga Balita
- Konsultasi dan Konseling Keluarga Remaja dan Remaja
- Konsultasi dan Konseling Pranikah
- Konsultasi dan Konseling Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi
- Konsultasi dan Konseling Keluarga Lansia dan Lansia
- Konsultasi dan Konseling Keluarga Harmonis
- Pembinaan Usaha Ekonomi Keluarga
New Morena
New Morena merupakan aplikasi pelaporan penggunaan Dana Alokasi Khusus atau DAK Subbidang KB dalam percepatan penurunan stunting dan pelaksanaan program pembangunan keluarga, kependudukan dan keluarga berencana (Bangga Kencana).
Aplikasi New Morena terintegrasi dengan Aplikasi ALADIN milik DJPK Kemenkeu sehingga para pengelola DAK di Tingkat Provinsi, Kabupaten Kota dan Tim Pengendali DAK Provinsi dapat menyampaikan pelaporan pelaksanaan dan penyerapan anggaran DAK Subbidang KB dengan lebih optimal.
Dilansir Kabar Banten dari laman bkkbn.go.id, Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi (Adpin) BKKBN, Sukaryo Teguh Santoso menyampaikan bahwa Indonesia dihadapkan pada tantangan yang dahsyat yakni usia penduduk yang semakin menua dan prevalensi stunting yang berpengaruh besar terhadap kualitas sumber daya manusia.
"Kalau sudah di atas 10 persen (penduduk usia tua) maka Indonesia dihadapkan pada situasi yang sama seperti negara maju. Jumlah kaum muda yang produktif berkurang dan jumlah penduduk usia tua yang terus bertambah. Tantangan berikutnya adalah prevalensi stunting, di mana saat ini seperlima (21,6 persen) bayi menderita stunting yang berdampak kepada kualitas sumber daya manusia," kata Teguh.
Ia mengungkapkan, peluncuran inovasi program terkait kependudukan dan percepatan penurunan stunting adalah sumbangan dan terobosan yang luar biasa.
"Empat inovasi ini adalah terobosan reformasi yang berdampak kepada masyarakat dalam mewujudkan SDM yang unggul dan berkualitas serta memiliki daya saing untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045," ujar Teguh.***