MUI Pusat Keluarkan 10 Tausiyah Jelang Idulfitri, Salah Satunya Ditujukan ke Pemudik

- 7 April 2024, 10:10 WIB
Foto ilustrasi - Calon pemudik Lebaran 2023 sedang menunggu bus di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta, Selasa 2 April 2024. Ada kiat dari dokter spesiali penyakit dalam untuk menghindari mabuk perjalanan.
Foto ilustrasi - Calon pemudik Lebaran 2023 sedang menunggu bus di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta, Selasa 2 April 2024. Ada kiat dari dokter spesiali penyakit dalam untuk menghindari mabuk perjalanan. / ANTARA /Erlangga Bregas Prakoso/

Kelima, MUI mengimbau kepada semua pihak untuk menjadikan momentum bulan suci Ramadhan sebagai hikmah kehidupan (wisdom of life) sekaligus madrasah (school) untuk cerdas saling menahan diri.

Sebagaimana makna puasa (shaum) adalah menahan diri (al-Imsak) dari perbuatan dosa agar menjadi pribadi yang beriman dan mulia. Apalagi bangsa Indonesia sedang menjalani tahapan akhir dalam Pemilu Serentak 2024 berupa mekanisme Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) di Mahkamah Konstitusi.

"Maka, Mahkamah Konstitusi hendaknya konsisten menjaga asas netralitas, adil, professional, dan transparan agar Pemilu 2024 menghasilkan pemimpin nasional yang berdiri kokoh di atas hukum konstitusional," sambungnya.

MUI juga mengimbau agar semua pihak yang bersengketa hendaknya menahan diri dari hanya mengedepankan kepentingan kelompok dan golongannya untuk lebih mengedepankan kepentingan rakyat dan negara.

Sejatinya Pemilu adalah sarana, bukan tujuan. Tujuan Pemilu adalah untuk menjaga kelangsungan proses pembangunan dan penyejahteraan rakyat Indonesia secara konstitusional. Bukan sebagai media unjuk gigi perselisihan dan pertentangan sesama anak bangsa. Allah SWT berfirman:

وَٱعْتَصِمُوا۟ بِحَبْلِ ٱللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا۟ ۚ

Artinya, “Berpegang teguhlah kalian semua dengan tali Allah dan jangan bercerai berai!” (QS Ali Imran [3]: 103).

Keenam, hikmah Ramadhan seyogianya melahirkan generasi bangsa Indonesia yang semakin mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan diri dan golongan; Ramadhan sebagai spirit dan inspirasi bagi praktik bernegara yang religius, tangguh, berintegritas, dan profesional (clean and good governance); mengedepankan kerukunan dan harmoni di atas nafsu pertentangan dan permusuhan (al-’adawah wal baghdha’); meneladankan gaya hidup sederhana; menjauhi perilaku pamer kekayaan (flexing) dan hedon; menjauhi gaya hidup ribawi dan berlebih-lebihan (al-israf) dan tidak halal; melahirkan jiwa kedermawanan dan suka menolong orang lain (at-ta’awun), khususnya orang lemah (dhu’afa) sebagaimana tujuan puasa yaitu beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT (taqarrub ilallah) dan mengandung hikmah membentuk pribadi yang bertakwa kepada Allah Swt (muttaqin). Allah SWT berfirman:

…وَكُلُوا۟ وَٱشْرَبُوا۟ وَلَا تُسْرِفُوٓا۟ ۚ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلْمُسْرِفِينَ

Artinya: “… makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (QS. Al-A’raf [7] : 31). Allah SWT berfirman:

Halaman:

Editor: Maksuni Husen

Sumber: mui.or.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah