Baca Juga: Mengenal Sosok Liem Swie King, Sang Pelopor Teknik Bulutangkis Jumping Smash
Dia tidak menyangka, dari ratusan atlet yang berdatangan dari puluhan klub bulutangkis tersebut, 7 tahun kemudian, terdapat nama peraih medali emas Olimpiade.
“Dari ratusan atlet bulutangkis tersebut. Terdapat nama Apriyani Rahayu yang saat itu masih berusia 16 tahun. Ia tercatat dalam data PBSI Cilegon tahun 2014, turun dikelas ganda campuran atau mixed double taruna,” katanya.
Dia mengatakan, untuk kelas taruna di atas usia remaja. Satu tahap lagi ke tingkat dewasa. Saat itu, kata dia, Apriyani Rahayu berpasangan dengan Fauzi Habibie mewakili Pelatprov DKI.
Pasangan Fauzi Habibie-Apriyani Rahayu yang mewakili Pelatprov DKI Jakarta, berhasil mencapai babak semifinal pada turnament tersebut.
Sebuah prestasi yang sangat luar biasa, karena pada kelas taruna, banyak sekali peserta dari berbagai daerah yang klub bulutangkisnya cukup punya nama.
“Pada babak semifinal, pasangan Apriyani Rahayu-Fauzi Habibie kalah atas pasangan Jeka Wiratama-Arsheilla Gischa Islam dari PB Djarum,” kata Tiwan.
“Kami juga tidak menyangka, tujuh tahun kemudian, Apriyani Rahayu, menjelma menjadi atlet yang luar biasa dan meraih medali emas pada Olimpiade Tokyo 2020. Kami ucapkan selamat, dan terima kasih pernah singgah dan bermain bulutangkis di Kota Cilegon, Banten,” sambung Tiwan.***