Jadi Tradisi Hantaran Pernikahan, Begini Detail Pemeran Pertunjukan hingga Struktur Replika Buaya Putih

14 September 2021, 14:53 WIB
Tradisi Buaya putih, pertunjukan kesenian dengan membawa replika Buaya putih berisi barang hantaran dari pengantin pria. /tangkapan layar/budayajawa.id

KABAR BANTEN - Tradisi Buaya Putih merupakan sebuah kesenian pertunjukan yang sudah ada sedari dulu.

Dalam tradisi yang berkembang di masyarakat Kecamatan Padarincang, kesenian Buaya Putih ini biasanya ada saat pernikahan digelar.

Dalam rangkaian kesenian Buaya Putih, tentu yang menjadi iconnya adalah replika dari Buaya Putih itu sendiri.

Baca Juga: Mengenal Tradisi Buaya Putih, Bermula dari Legenda Kehidupan Buaya di Rawa Dano, Simbol Harapan Bagi Pengantin

Untuk itu, proses pembuatan replika Buaya Putih pun tidak sembarangan, butuh keahlian sehingga mirip layaknya Buaya, karena juga mengandung arti atau simbol yang bermakna.

Dilansir kabarbanten.pikiran-rakyat.com dari berbagai sumber, berdasarkan legenda cerita rakyat, awal mula tradisi Buaya putih ini berkaitan dengan kehidupan seekor buaya yang ada di Rawa Dano.

Letaknya yakni di Kampung Curugahu, Desa Kadubeureum sekira 37 kilometer ke arah tenggara dari pusat Kota Serang.

Selain ditampilkan saat prosesi pernikahan yakni proses hantaran, seiring perkembangannya, tradisi Buaya Putih ini juga ditampilkan pada berbagai prosesi hajatan ataupun syukurun termasuk juga ajang-ajang kegiatan pariwisata lainnya.

Tradisi Buaya Putih ini terbilang unik dan bisa dikatakan meriah.

Untuk itu, sangat, bagus jika ditampilkan dalam event-event pariwisata sebagai ajang promosi khususnya kegiatan pariwisata Kabupaten Serang.

Karena, kemeriahan disertai konstum penari dan pemain lainnya yang turut ambil peran dalam pertunjukan kesenian Buaya Putih ini sangat menarik minat banyak orang untuk menontonnya.

Ditambah replika Buaya Putih sendiri yang menambah kecantikan dari senin pertunjukan tradisi Buaya putih tentu membuat banyak orang ingin turut memotretnya.

Apalagi, replika Buaya Putih ini bukan hanya sekedar replika yang dibuat asal-asalan.

Baca Juga: Siap Menikah tapi Bingung Cari atau Pilih Jodoh? Simak Penjelasan dari Ustadz Khalid Basalamah

Proses membuatnya pun butuh waktu lama dan tentunya dibuat oleh orang-orang handal yang mempunyai kemampuan.

Replika Buaya Putih ini, dibuat dari kerangka bambu yang dibentuk menyerupai Buaya Putih lengkap dengan kepala yang sedang menganga.

Adapun untuk hiasan-hiasannya, dibuat dari dari janur kelapa yang dibentuk menjutai mengelilingi pinggiran badan buaya.

Kegunaan dari Buaya Putih selain sebagai simbol dalam tradisi pernikahan atas hantaran yang diberikan pengantin pria.

Replika Buaya Putih juga kegunaannya yakni sebagai wadah untuk membawa keperluan hajat, misalnya hasil bumi dari daerah keluarga pengantin pria.

Di bagian kepala buaya yang sedang menganga sendiri, biasanya diletakkan sebuah bakakak atau ayam bakar, termasuk jenis makanan lain yang nantinya digunakan untuk tradisi saling menyuapi antara pengantin pria dan wanita.

Lebih lanjut, dalam tradisi Buaya Putih, replika Buaya Putih yang sudah diisi beragam barang hantaran pernikahan, nantinya dipanggul oleh 4 orang penari.

Selanjutnya, selain 4 orang yang bertugas memangggul replika Buaya Putih, dalam tradisi Buaya putih ini, ada pernah lainnya, diantaranya yakni:

Sebanyak 4 orang bertugas memegang umbul-umbul pembatas barisan.

Baca Juga: Uniknya Tradisi Kawalu Suku Baduy, Patut Dicontoh! Persiapan Hingga Prosesi Ritualnya Begitu Terstruktur

2 orang bertugas menjaga barisan depan, 2 orang bertugas memegang spanduk, 1 orang bertugas sebagai penarik penonton, dan 10 orang bertugas sebagai penari mojang desa.

Selanjutnya ada juga yang bertugas sebagai pemain musik atau biasa disebut rudat yang merupakan musik pengiring dengan alat musik tradisional yakni gending paria ria, kemplongan, dan gembrung.

Pemain musik yang dibutuhkan untuk memainkan beragam alam musik tersebut yakni sebanyak 14 orang.

Demikian penjelasan detail pemeran pertunjukan hingga replika Buaya Putih dalam tradisi Buaya Putih yang berkembang di daerah Padarincang, Kabupaten Serang.***

Editor: Yandri Adiyanda

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler