Legenda Batu Kuwung Kabupaten Serang, Keluarnya Air Panas yang Menyembuhkan Penyakit Kulit

10 Januari 2023, 19:55 WIB
Legenda Batu Kuwung Kabupaten Serang, Keluarnya Air Panas yang Menyembuhkan Penyakit Kulit /Tangkapan layar YouTube /Dongeng Kita

KABAR BANTEN - Pemandian air panas Batu Kuwung yang terletak di Pabuaran, Kabupaten Serang, merupakan salah satu tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi. 

Di dalamnya terdapat kolam air panas yang bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit. Sehingga banyak yang mengunjungi pemandian air panas Batu Kuwung ini. 

Baca Juga: 6 Cafe Dan Resto di Bogor yang Sedang Hits, Menu Cocok di Lidah, Vibesnya Bikin Betah Wajib Dikunjungi

Seperti dikutip kabarbanten.com dari kanal YouTube Dongeng Kita, berikut ini legenda Batu Kuwung yang bisa dijadikan inspirasi bagi Kita.

Pada suatu waktu di masa yang lampau, hidup seorang kepala desa yang sangat sewenang-wenang terhadap rakyatnya. Kepala desa itu menguasai seluruh lahan pertanian dan mempekerjakan rakyatnya dengan upah yang sangat rendah.

Cerita rakyat tentang kepala desa yang sewenang-wenang dan kejam ini berasal dari Provinsi Banten. Cerita rakyat ini masih sangat populer dan masih diceritakan secara turun-temurun hingga sekarang.

Bagi rakyat yang membangkang perintahnya maka si kepala desa tidak segan-segan memerintahkan anak buahnya untuk melakukan penyiksaan.

Selain itu, Ia  memimpin dengan sewenang-wenang dan kejam, membuat kepala desa itu mudah mengumpulkan harta tidak terhitung jumlah kekayaannya dari hasil memeras keringat rakyatnya. Ketika rakyatnya menderita kekurangan makanan, kepala desa justru makan dengan berlebihan setiap harinya.

Suatu hari datanglah seorang kakek tua ke rumah kepala desa, kakek itu terlihat sangat kelaparan.

Pengawal rumah kepala desa langsung mengusir kakek pengemis. Keesokan harinya kakek tua itu datang lagi ke rumah kepala desa. Lagi-lagi kepala desa memerintahkan kepada para pengawal untuk mengusirnya.

Sampai hari ketiga kelihatannya kakek tersebut sangat lapar. Kakek pengemis itu sepertinya tidak ada pilihan lain untuk datang ke rumah kepala desa.

Meskipun diusir secara kasar, kakek tua itu hanya diam di tempat bahkan Ia tidak mau pergi. Kepala desa yang jahat segera memukul si kakek tua dengan tongkat.

Anehnya tongkat para pengawal itu justru patah, lebih aneh lagi para pengawal jatuh terkapar di tanah sambil mengeram kesakitan. Padahal kakek tua itu hanya diam saja.

Ia berkata kepada kepala desa tentang perlakuan buruknya. Kepala desa sampai ketiga kalinya mengusir kakek tua dengan kejam.

Kakek tua datang untuk memberi peringatan, esok pagi dan lihat hasil perbuatan kepala desa selama ini, yang akan menerima akibat dari perbuatan buruknya.

Pada malam harinya kepala desa menjadi sulit tidur karena rasa takutnya mendengar apa yang disampaikan kakek tua itu, sampai akhirnya kepala desa itu pun tertidur

Di pagi harinya tubuh kepala desa tidak bisa digerakkan. Tabib datang silih berganti mencoba mengobati kepala desa, tapi sepertinya tidak ada satupun tabib yang berhasil menyembuhkannya.

Kakek tua datang lagi dan memberitahu agar kepala desa bisa sembuh harus melakukan tiga syarat. Yang pertama kepala desa harus berhenti bersikap kejam. Jika dia bisa melakukannya maka penyakit kepala desa akan berkurang sedikit.

Yang kedua kepala desa harus bertapa pada sebuah batu cekung di Gunung Karang selama 40 hari. Kepala desa harus pergi ke sana meskipun dengan bersusah payah.

Dan yang ketiga, kepala desa harus memberikan semua hartanya kepada warga. Karena semua harta itu telah dia dapatkan dengan cara yang tidak baik, sehingga telah memakan apa yang bukan menjadi haknya. Jika ingin makan dapatkan dengan cara yang benar.

Kepala desa mengikuti apa yang dikatakan kakek itu. Ia meninggalkan sifatnya yang kejam, bengis, kikir dan sombong. Dan benar yang dikatakan kakek itu. Kelumpuhannya berkurang sedikit demi sedikit. Dia mampu berdiri dan berjalan menuju Gunung Karang meskipun dengan bantuan tongkat dan tertatih.

Setelah bersusah payah, kepala desa itu menemukan sebuah batu cekung. Dan Ia pun kemudian bertapa di tempat itu. Kepala desa itu bertapa dengan tekun. Dan di hari yang ke-40, tiba-tiba saja di dekat kepala desa itu bertapa, muncul sebuah sumber air panas.

Melihat munculnya sumber mata air panas, kepala desa menghentikan pertapaannya, Dia kemudian berendam di mata air tersebut. Dan tidak berapa lama kemudian, kelumpuhannya sembuh total. Tubuhnya kembali segar meskipun telah menjalani pertapaan selama 40 hari.

Sekembalinya dari bertapa, kepala desa itu membagi-bagikan semua harta kekayaannya kepada warga semua tanahnya juga diberikan kepada para petani.

Dia hanya menyisakan sepetak kecil sawah untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Oleh karena menyadari kesalahannya selama ini dia tidak menyesal jatuh miskin dan harus bekerja di sawah.

Sumber mata air panas itu sekarang dikenal dengan nama Batu Kuwung, artinya adalah batu cekung. Sebagaimana halnya tempat kepala desa itu bertapa, batu kuwung kemudian menjadi salah satu tempat wisata pemandian air panas yang terletak di Desa Batu Kuwung, Desa Pabuaran Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang, Provinsi Banten.

Baca Juga: Wisata Pemandian Air Panas Gunung Torong Pandeglang Banten, yang Penuh Sesak Pengunjung


Itulah legenda Batu Kuwung yang merupakan cerita rakyat Banten. Semoga menjadi inspirasi.***

 

Editor: Maksuni Husen

Sumber: YouTube Dongeng Kita

Tags

Terkini

Terpopuler